Home BERITA Demi Tuhan Saya Tidak Bohong

Demi Tuhan Saya Tidak Bohong

0
62 views
Tidak berbohong, by Momotaro

Sabtu, 14 Juni 2025

2Kor. 5: 14-21
Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,11-12
Mat. 5:33-37

DALAM kehidupan sehari-hari, kita sering menemui situasi di mana orang merasa perlu menambahkan sumpah atau janji demi meyakinkan orang lain: “Demi Tuhan saya tidak bohong,” atau “Saya janji, sungguh.”

Bahkan dalam percakapan ringan, kita mudah tergelincir ke dalam kebiasaan ini, seolah-olah kata-kata kita tidak cukup berarti jika tidak disertai dengan penguatan tambahan.

Kejujuran yang sejati tidak membutuhkan pembuktian lewat sumpah. Itu terpancar dari hidup yang utuh, dari keseimbangan antara hati, pikiran, dan tindakan. Saat kita hidup dalam kebenaran, ucapan kita akan memiliki bobot tanpa harus diperkuat oleh janji-janji.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”

Ayat ini terdengar sederhana, namun mengandung kedalaman spiritual yang luar biasa. Di tengah dunia yang penuh kepura-puraan, manipulasi kata-kata, dan janji yang mudah diucapkan namun sulit ditepati, Yesus mengajak kita untuk kembali kepada ketulusan yang murni: berkata “ya” jika memang ya, dan “tidak” jika memang tidak.

Perkataan ini bukan hanya ajakan untuk jujur, tetapi undangan untuk hidup dalam keutuhan dan integritas. Kita dipanggil untuk menjadi pribadi yang kata-katanya dapat dipercaya tanpa perlu disumpah-sumpah.

Ketika seseorang hidup dalam kebenaran, orang lain akan tahu bahwa ketika ia berkata “ya,” maka itu berarti ya. Ketika ia berkata “tidak,” maka itu sungguh tidak.

Ini bukan hanya soal kejujuran, tapi juga kesederhanaan dan tanggung jawab. Dalam dunia yang sering dipenuhi kepura-puraan, tipu daya, dan permainan kata, pribadi yang jujur adalah terang.

Ia tidak bersembunyi di balik janji-janji manis atau retorika yang rumit. Ia tidak merasa perlu membangun kredibilitas lewat sumpah, karena kehidupannya sendiri sudah mencerminkan kebenaran.

Menjadi pribadi yang benar dan penuh integritas itu, berarti:

  • Kita mengucapkan apa yang kita maksud, dan maksud kita sesuai dengan yang kita ucapkan.
  • Kita tidak berbicara berlebihan untuk menyenangkan orang lain, atau mengelak dari tanggungjawab.
  • Kita belajar hidup transparan, tidak menyembunyikan niat atau membungkus kebohongan dengan kata-kata indah.

Kejujuran tidak hanya terbukti saat kita bicara benar di depan umum, tetapi terutama saat kita jujur dalam hal-hal kecil, saat tidak ada yang melihat.

Integritas sejati adalah melakukan yang benar meski tak ada yang tahu.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku berkata “ya” hanya karena tekanan?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here