SMA Santo Bernardus Pekalongan Resmikan Gedung Baru, Luncurkan Logo dan Nama Baru

1
1,362 views
Penampakan tampak depan bangunan baru SMA Santo Bernadus Pekalongan, Jateng. Sesuai namanya barunya, maka lembaga pendidikan formal Katolik di Pekalongan ini sekarang bernama Saint Bernard School. (ME Soesiati)

SMA Santo Bernardus, sekolah milik yayasan awam di bawah naungan Keuskupan Purwokerto, akhirnya berhasil meresmikan hasil proyek pembangunan gedung baru, Juga sekaligus meluncurkan logo dan nama barunya. Terjadi dalam sebuah seremoni yang berlangsung meriah pada Kamis 13 Juni 2025.

Peresmian gedung baru, logo dan nama baru lembaga pendidikan ini diawali dengan Perayaan Ekaristi di halaman sekolah. Misa konselebrasi dipimpin Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr. Christophorus Tri Harsono bersama sejumlah imam.

Dulu namanya SMA Santo Bernadus, dan kini berubah menjadi Saint Bernard School.

Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr. Christophorus Tri Harsono memimpin perayaan ekaristi secara konselebrasi dalam merilis nama dan logo baru SMA Santo Bernadus Pekalongan menjadi Saint Bernard School. (ME Soesiati)
Logo baru Saint Bernard School Pekalongan yang dulu bernama SMA Santo Bernardus Pekalongan. (ME Soesiati)

Kini bebas banjir

Gedung baru sekolah terdiri dari dua lantai ini memiliki luas masing-masing 630 m² di lantai pertama dan 600 m² di lantai kedua. Dibangun di atas tanah yang pondasinya sudah dinaikkan 150 cm.

Dulunya, gedung ini selalu kena imbas genangangan banjir. Sekarang ini, bangunan sekolah baru ini sudah bisa bebas dari risiko banjir. Maka diharapkan bisa memberikan kenyamanan baru bagi seluruh warga sekolah.

Dalam sambutan pembuka misa, Ketua Yayasan SMA Santo Bernardus, Romo Yohanes Suratman Pr – Pastor Kepala Paroki Pekalongan- menyatakan bahwa sekolah ini bukan hanya tempat untuk belajar secara akademis.

Lebih dari itu, kata dia, juga merupakan ruang untuk pembentukan karakter generasi muda.

Romo Ratman Pr juga mengungkapkan bahwa proses pembangunan gedung ini terlaksana berkat campur tangan Tuhan yang tampak nyata melalui kemudahan perizinan dan dukungan luar biasa dari para alumni dalam upaya penggalangan dana.

Uskuk Keuskupan Purwokerto Mgr. Christophorus Tri Harsono memimpin ekaristi pemberkatan bangunan baru SMA Santo Bernadus Pekalongan yang kini resmi menyandang nama identitas baru: Saint Bernard School. (ME Soesiati)
Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr. Christophorus Tri Harsono saat menyampaikan homilinya tentang tiga nilai keunggulan lembaga pendidikan Katolik. Salah satunya juga ada di Saint Bernard Pekalongan. (ME Soesiati)
Sambutan Walikota Pekalongan dan Uskup Keuskupan Purwokerto dalam acara peresmian nama dan logo baru SMA Santo Bernardus yang kini bernama Saint Bernard School di Kota Pekalongan. (ME Soesiati)

Tiga keunggulan lembaga pendidikan Katolik

Dalam homilinya, Uskup Mgr. Tri Harsono menekankan bahwa keunggulan sekolah Katolik tidak terletak pada popularitas, melainkan pada kemampuannya menjadi “garam dunia” dalam pendidikan.

Ia menyebutkan tiga prinsip penting dalam pendidikan Katolik, yakni verum (kebenaran), bonum (kebaikan dan manfaat), dan pulchrum (keindahan).

Puncak acara ditandai dengan sambutan dari Walikota Pekalongan, A’af Aslan Djunaid.

Para alumni SMA Santo Bernadus Pekalongan merasa berbahagia karena bangunan sekolah mereka sudah direhab total. Logonya baru disertai nama baru yang kini resmi menyandang identitas kekinian sebagai Saint Bernard School. (ME Soesiati)

Dalam sambutannya, ia mengapresiasi perjuangan yayasan dalam mengelola lembaga pendidikan swasta. Ia menyebut bahwa keberadaan SMA Santo Bernardus yang telah berdiri selama 65 tahun merupakan bukti ketangguhan dan kontribusi besar dalam mencetak generasi sukses.

Salah satu alumnus SMA Santo Bernadus Pekalongan adalah Jeanny Widjaja. Ia sekolah di lembaga pendidikan Katolik berbasis di Kota Pekalongan ini kurun waktu tahun 1990-1993.

“Kenangan SMA adalah kenangan terindah. Bukan hanya tentang pertemanan sejati. Pendidikan di SMA Santo Bernadus Pekalongan adalah pintu menuju kedewasaan dalam menemukan jatidiri,” ungkap Jeanny.

Jeanny Widjaja, alumnus SMA Santo Bernadus Pekalongan tahun studi 1990-1993. (Dok. Pribadi)

“Kenangan akan masa pendidikan di SMA bukan hanya tentang nilai di rapot. Banyak aktivitas organisasi yang pernah saya ikuti dan itulah yang telah ikut menempa saya hingga membentuk diri saya seperti saat ini,” tandas Jeanny.

Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB ini diakhiri dengan ramah tamah. Turut hadir dalam kesempatan tersebut para tokoh penting, antara lain perwakilan Dinas Pendidikan, lurah setempat, para alumni, serta para imam yang pernah terlibat dalam pelayanan di SMA Santo Bernardus.

Mereka adalah Romo Ngarlan Pr, Romo Maryoto Pr, Romo Tejo Pr, Romo Tri Kusuma Pr, dan Romo Bambang Widyatmoko Pr.

1 COMMENT

  1. Proficiat
    SMA lama yang BARU.
    Smoga mendidik siswa² menjadi BUGAR CUKUP alias WARAS WAREG.
    Dengannya akan hadir insan berkualitas.
    Selamat!
    Berkat Tuhan
    🙏

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here