Dipangkas dan Dikerat

0
Akulah pokok anggur dan kalian ranting-rantingnya by Vatican News.

Rabu, 1 Mei 2024

Kis. 15:1-6;
Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5;
Yoh 15:1-8

SEMUA petani yang menanam menghendaki hasil buah yang baik, banyak dan berkualitas. Semua tanaman dirawat dengan baik supaya menghasilkan buah.

Namun ada juga petani yang menyenangi tanaman untuk hiasan saja, misalnya tanaman bonsai, pohon ditanam di dalam pot kecil dengan media tanam sedikit tanah dan lebih banyak batunya.

Tanaman tersebut disiksa supaya tumbuh kerdil dan menghasilkan buah yang kecil, hanya sebesar kelereng tetapi harga jualnya lebih tinggi.

Namun sebagian besar petani menanam pohon dengan harapan mendapatkan hasıl berupa buah yang melimpah.

Demikian juga bobot kehidupan seseorang adalah apabila kita memberi buah. Itulah intisari dari perumpamaan Yesus tentang pokok anggur.

Tidak penting berapa lama usia seseorang, yang terpenting adalah di usia yang dijalaninya, ia memberikan buah. Tuhan membutuhkan buah, betapa kecil dan tidak elok, itu adalah buah yang memperindah kehidupan dalam Kerajaan Allah.

Setiap manusia dengan berbagai latar belakang juga menginginkan memiliki hidup yang menjadi berkat yaitu hidup yang membuahkan kebaikan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.”

Dalam perumpamaan tentang pokok anggur, Yesus menunjukkan rumus untuk memiliki hidup yang berbuah. Yakın, anggur barulah bisa berbuah kalau ranting dan seluruh daunnya dikerat atau dipotong. Pemupukan dan penyiraman diperlukan untuk kesuburan tanaman anggur, tetapi untuk berbuah maka keseluruhan tanaman harus mengalami proses pengeratan.

Bagi tanaman anggur, pembersihan ranting dan pengeratan cabang bersama daun-daun tentu merupakan kejadian yang menyakitkan karena mengakibatkan adanya luka pada batang dan dahan. Proses penyembuhannya pun berlangsung lama.

Saat mengalami kemalangan, ditimpa kesulitan, berhadapan dengan kegagalan atau bahkan doa untuk sebuah harapan tidak terkabul, tentulah menimbulkan sakit, kepahitan bahkan depresi. Kita mulai meragukan kemahakuasaan Tuhan. Kita mulai kecewa dan marah kepada Tuhan.

Jika memang itu yang terjadi dengarlah apa kata Yesus dalam perumpamaan tadi, bahwa segala kepahitan itu adalah proses yang mesti dijalani supaya kita bisa berbuah banyak. Rumus untuk berbuah adalah pemangkasan dan pembersihan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mau dipangkas dan dikerat supaya berbuah banyak?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version