Home BERITA Doaku, Kisah Kasihku

Doaku, Kisah Kasihku

0
Doa adalah kunci iman Kristus

Selasa, 23 Mei 2023

  • Kis 20:17-27
  • Maz 68:10-11,20-21
  • Yoh. 17:1-11a.

DALAM amanat perpisahan-Nya, Tuhan Yesus menunjukkan pondasi persatuan-Nya dengan Bapa dan kita yakni dalam doa.

Doa adalah sebuah kisah hati yang kita curahkan kepada Allah.

Kita bisa melihat di setiap waktu Yesus mengungkapkan isi hati-Nya kepada Bapa.

Doa-Nya tidak dingin, kering, atau formal, melainkan suatu doa yang mengalir dari hati yang menyala-nyala dengan kasih Allah. Doa yang terhubung dengan kenyataan yang sedang Dia hadapi, sangat konkret.

Memang menjadi salah satu paradoks terkenal dalam iman Kristiani adalah bahwa Allah ingin agar kita menceritakan kepada-Nya segala sesuatu yang kita alami, meskipun Dia sudah mengetahui segalanya.

Doa adalah kisah kasih kita pada Allah, mengisahkan segala situasi yang kita hadapi.

Seorang sahabat bercerita tentang mata hati orangtuanya.

“Saya tidak ingin membawa masalahku di rantau kepada bapak dan ibuku,” katanya.

“Prinsip saya, hitam putihnya hidupku di rantau biarlah saya tanggung sendiri, jangan sampai mereka sedih dan ikut mikir situasiku,” lanjutnya.

“Jika ada kegembiraan, hukumnya wajib saya memberi tahu mereka, biarlah kegembiraan mereka rasakan; namun jika ada masalah biarlah aku tanggung sendiri,” tegasnya.

“Saya tidak mau mereka sedih dan menderita karena ikut memikirkan masalah yang sedang saya hadapi,” ujarnya.

“Namun sering kali saya merasakan orang tua saya sudah tahu segala situasi yang saya hadapi,” paparnya.

“Ketika saya tidak menceritakan masalah yang saya hadapi, mereka dengan caranya menunjukkan bahwa dalam situasi apa pun mereka tetap ada untukku,” ujarnya.

“Seakan mereka tahu kondisi batinku dan membisikkan kata-kata yang menguatkan hatiku,” lanjutnya

“Hingga suatu hari, saya menanyakan soal sikapnya kepada ibuku,” ujarnya.

“Aku orang tuamu, yang mengandung dan melahirkanmu, aku tahu hatimu, diammu telah menunjukkan kepadaku tentang situasi hidupmu,” katanya.

“Sejak saat itu, aku berusaha berbagi kisah dengan mereka, kisahku meski pahit justru menentramkan hati mereka,” sambungnya.

“Dari kisahku mereka tahu aku sedang di jalan yang mana dalam kehidupan ini,” imbuhnya.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian,

“Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.”

Doa itu menyatukan hati kita dengan kehendak Tuhan.

Mengisahkan pergulatan batin kita pada Tuhan menjadi jalan untuk bisa memahami kehenda-Nya.

Kita mengetahui apa rahasia di balik kuasa Tuhan Yesus.

Kita bisa temukan dalam kitab suci bagaimana Tuhan memisahkan diri-Nya untuk berdoa dan kemudian kembali dengan kuasa yang luar biasa mengalir keluar dari diri-Nya.

Maka kita perlu menyadari, kalau kita mengerti bagaimana caranya berdoa, kita pun akan memiliki kuasa untuk berkhotbah, menyembuhkan dan melakukan mukjizat.

“Doa menjangkau hal-hal yang kelihatannya mustahil dan tak terjangkau. Doa membuka Laut Merah. Doa memancarkan air dari batu karang dan menurunkan roti dari surga.

Doa membuat matahari berhenti beredar. Doa menyalakan api dari langit membakar korban Elia.

Doa menyembuhkan orang sakit. Doa membangkitkan orang mati. Doa telah membawa pertobatan sekian banyak jiwa.

Bagaimana dengan diriku?

Apalah aku sudah berdoa dengan benar?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version