DIMANA-mana selalu saja ada polisi ‘kotor’ alias suka memeras korban, main mata dengan para pebisnis haram dan tentu saja suka menyalahgunakan kekuasaan dan senjatanya demi segepok uang. Aktor China berbakat Chow Yun Fat dengan sangat gemilang berhasil menunjukkan kelihaiannya sebagai polisi kotor bermain maksiat berupa uang dan kekuasaan melalui film bagus The Corruptor. Oleh sesama teman sejawatnya yang diam-diam bertugas di bagian Internal Affairs (di Indonesia biasa disebut Propam atau Provoost), polisi kotor ini pun dibekuk dan dijerat dengan pasal ketidakjujuran
Sutradara Inggris Jed Mercurio membungkus miniseri TV bertitel Line of Duty (kira-kira layak diterjemahkan sebagai ‘garis abu-abu’ antara yang boleh dan tidak boleh) dengan bangunan skenario cerita yang kurang lebih sama. Di sebuah kantor kepolisian besar di London, ada polisi kepala detektif yang korup, suka main kuasa, dan cenderung brutal dalam penanganan kasus.
Polisi kotor
Diam-diam, detektif polisi bernama Tony Gates (Lennie James) ini juga main mata dengan perempuan pengusaha cantik bernama Jackie Laverty (Gina Mckee). Meski beda kulit, namun drama percintaan mereka sungguh hot, lantaran di ranjang mereka jadi ‘teman tidur’ namun di kantor kepolisian mereka jadi ‘musuh’. Gates, nama polisi berkulit hitam ini, bertindak sebagai interogator, sementara pacarnya yang berkulit putih menjadi tersangka.
Sutradara Jed Mercurio yang sebelumnya sukses merilis miniseri TV seperti Bodies dan Cardiac Arrest ingin menyudahi praktik polisi korup ini dengan skenario sederhana, yakni menghadirkan polisi bersih bernama Sersan Steve Arnott (Martin Compston). Namun, untuk membuktikan sejauh mana polisi hitam ini berlaku korup dan sering melewati batas ‘garis abu-abu’ antara yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh setiap polisi, Arnott harus berjuang ekstra keras dan sangat hati-hati.
Operasi diam-diam
Detective Chief Inspector Tony Gates bukan sembarangan polisi. Dia bahkan berhasil menggondol prestasi dan berhak membawa pulang piagam Officer of the Year berkat kepemimpinannya menekan angka kriminalitas di wilayah jurisdiksinya. Namun, diam-diam dia juga bermain mata demi uang dan seks.
Berkat bantuan sesama polisi bernama Constable Kate Fleming (Vicky McClure), jejak kejahatan Tony Gates berhasil dideteksi oleh Steve Arnott. Namun, kejahatan sudah makan korban lebih jauh, karena tanpa diduga Jackie Laverty sudah digorok mati oleh para pembunuh bayaran yang ternyata suruhan seorang pengusaha dan itu pun sepengetahuan Detektif Tony Gates.
Rasa sesal selalu datang belakangan. Melihat semuanya sudah menjadi bubur dan masih dihantui perasaan bersalah sekaligus kehormatan sebagai kepala keluarga dan seorang ayah, Tony Gates yang sudah kepepet dari segala arah hanya punya satu permintaan: kasusnya ditutup agar keluarganya mendapatkan santunan dari perusahaan asuransi.
Sebagai sesama teman dalam tubuh kepolisian, baik Steve Arnott dan rekannya Fleming seperti tak kuasa menelan ludah sendiri. Permintaan itu mereka setujui, meski secara etis profesional tindakan ‘membiarkan’ barang bukti ditelan angin itu jelas perbuatan salah dan melawan hukum.
Line of Duty pun berakhir dengan sejuta pertanyaan: kapan drama miniseri TV yang mendapat rating bagus di Inggris dan AS ini akan berlanjut dengan season tiga?
Menonton film Barat; kejahatannya canggih 2 ; namun banyak keunggulan ceriteranya, amat bervariasi; yang jahat tidak lah selalu jahat terus , juga ditampilkan apa sebab dia melakukan kejahatan tsb , terkadang ada pertobatannya /rasa malu dan bisa juga suatu ketika dia tampil sebagai penolong yang tulus, semuanya bisa tampil wajar dan dimengerti .
Inilah keunggulan dunia Barat , meskipun mereka mengalami / melakukan hal 2 buruk namun selalu ada yang sadar ; lihatlah – setelah keruntuhan Kapitalisme Barat 2008 ; BBC membuat film : “Love of Money” sebagai penyebabnya. Bukankah ini indah .
Demikian juga kemerosotan jumlah umat Gereja di dunia Barat , apakah itu suatu pertanda buruk atau justru meningkatnya kesadaran .