Renungan Harian
Kamis, 30 September 2021
PW. St. Hieronimus
Bacaan I: Neh. 8: 1-4a. 5-6. 7b-12
Injil: Luk. 10: 1-12
PADA waktu kami di Novisiat, ada aturan yang berlaku bagi para Novis, apabila berjalan di gang lorong-lorong Novisiat.
Di Novisiat banyak gang atau lorong-lorong yang menghubungkan satu tempat ke tempat lain. Aturan yang berlaku adalah kalau berjalan mata harus lurus melihat dua meter ke depan. Juga tidak boleh tengok kanan dan tengok kiri, tidak boleh menyapa apalagi berbicara sambil berjalan di gang.
Bagi kami, para Novis, peraturan itu sungguh tidak mudah karena bukan menjadi kebiasaan kami. Maka tidak heran bahwa banyak dari kami yang sering mendapatkan penintensi (hukuman/denda) karena pelanggaran yang kami buat.
Banyak hal yang kami lakukan sebagai bentuk penintensi, misalnya membersihkan jendela, mengepel sampai bentuk-bentuk yang aneh dan lucu, seperti mengumpulkan rumput tapak liman di lapangan, mengumpulkan kotoran anjing yang ada di lapangan sampai mencuci batu-batu kecil yang menghias teras (tritisan).
Dalam berbagai kesempatan, Romo Magister (Pembimbing Novis) mengingatkan pentingnya mematuhi peraturan itu.
Peraturan itu dibuat untuk membiasakan kami para Novis agar fokus dalam menjalankan segala sesuatu.
Dengan berjalan memandang lurus ke depan dimaksudkan agar sungguh-sungguh hanya berjalan ke tempat yang dituju; tidak tergoda untuk melihat kanan kiri yang menarik.
Demikian juga dengan tidak menyapa dan berbicara agar cepat sampai di tempat tujuan tidak tergoda untuk membuang waktu dengan hal-hal yang bukan menjadi tujuan.
Latihan yang kami alami di Novisiat itu amat penting dalam perjalanan hidup kami selanjutnya.
Bertindak selalu fokus dengan tujuan dan berjuang untuk tidak tergoda dengan hal-hal lain. Meskipun dalam perjalanan juga tidak mudah untuk sungguh-sungguh fokus.
Sering kali pengutusan utama banyak dilewatkan dengan hal-hal lain yang menjadi minat pribadi.
Meskipun minat pribadi itu baik, suci dan berguna bagi banyak orang tetapi itu bukanlah pengutusan yang utama. Belajar fokus tetap menjadi pergulatan sepanjang perjalanan menjalani pengutusan hingga saat ini.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas, Yesus melarang para murid untuk memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan dalam menjalani pengutusan.
Kiranya hal itu agar para murid fokus dengan pengutusan yang sedang dijalaninya. “Janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.”
Bagaimana dengan aku? Apakah aku mudah fokus dengan tugas utamaku?
