ANAK dan remaja hendaknya menjadi insan insan yang memiliki hati yang berbelarasa dengan sesama yang menderita dan rasa cinta alam lingkungan. Hal inilah yang menjadi fokus kegiatan Jambore Sekami Keuskupan Ruteng dari tanggal 19-24 Juni 2018 di perbukitan indah Wae Lengkas, yang terletak di sebelah barat kita di Ruteng, Flores.
Jambore ini diikuti oleh 375 anak remaja dan pendamping Sekami.
Bersatu dengan alam, berbelarasa dengan sesama
Dalam Jambore Sekami ini, anak dan remaja tidak hanya bersukacita dalam kegiatan rohani seperti rekoleksi, syering Kitab Suci dan misa. Tetapi mereka juga bergembira bersama dalam berbagai kegiatan yang berciri jasmani-sosial.
Kegiatan pertama yang menggairahkan anak-anak adalah kunjungan kebun sayur organik keuskupan. Di situ mereka sungguh bersatu dengan alam dan dapat belajar pertanian organik. Selain itu, yang menyentuh anak dan remaja adalah temu belarasa dan syering dengan anak dan remaja difabel dari Panti Damian Cancar.
Kegiatan-kegiatan demikian menurut Suster Yohana yang mengorganisir jambore ini menggunakan pendekatan holistik. Pastoral anak dan remaja mesti menyapa mereka dalam kebutuhan jasmani dan rohaninya. Menurutnya, SEKAMI berupaya menumbuhkan kesadaran misioner dalam diri anak dan remaja. Mereka didorong untuk tidak hanya mengurus dirinya tetapi juga menjadi misionaris cilik dalam dunianya.
Biarkan anak anak menjadi anak anak
Kegiatan-kegiatan dalam jambore selama lima hari ini bertujuan agar anak-anak bertumbuh dengan sukacita dalam dunianya. Mereka difasilitasi untuk menemukan kecerdasan dirinya dan mengaktualisasikannya. Dalam kelompok, mereka bermain dan bercerita, bernyanyi dan berdoa. Mereka bersatu dengan alam dan teman-temannya melalui kegiatan outbound.
Menurut Pak Tomy dari Wahana Visi Indonesia (WVI) yang turut mengorganisir Jambore Sekami ini, kegiatan demikian ingin mendukung anak- anak menemukan keunikan dan keindahan dirinya. Mereka didukung untuk berkembang dinamis dan kreatif. Jangan menjadikan anak sesuai keinginan orang dewasa.
Biarkan anak-anak menjadi anak-anak.
Kredit foto: Romo Martin Chen Pr/Keuskupan Ruteng.