Puncta
1 September 2025
Senin Biasa pekan XXII
Lukas 4:16-30
KETIKA berkampanye orang menjelaskan visi-misinya untuk membangun daerah, menyejahterakan kehidupan rakyat kecil, melayani dan mengayomi masyarakat. Pokoknya kata-kata yang diucapkan sangat bagus dan mempesona.
Tetapi ketika sudah terpilih menjadi pemimpin, banyak orang lupa pada janji-janjinya. Tidak heran jika belum selesai masa jabatan, sudah ditahan KPK karena tertangkap basah korupsi demi memperkaya diri sendiri.
Inilah kondisi yang akhir-akhir ini dituntut oleh rakyat yang berdemo. Mereka ingin apa yang dijanjikan sebagai visi misi saat kampanye diwujudkan dalam tindakan nyata.
“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh karena Ia telah mengurapi Aku untuk memberitakan Kabar baik kepada orang misikin.” Inilah visi yang dipegang Yesus dalam melaksanakan perutusan-Nya. Dengan kata lain Ia datang untuk menghadirkan Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah adalah kondisi dimana Allah meraja. Allah yang meraja ditandai dengan sukacita, damai sejahtera atau “Syalom.” Yesus datang membawa damai sejahtera bagi yang kecil, lemah, miskin berdosa, tersingkir.
Hal itu ditandai dengan orang buta melihat, orang bisu berbicara, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, orang miskin menerima kabar gembira. Tugas pengutusan ini sekarang menjadi tanggungjawab kita sebagai murid-murid Yesus.
Bagaimana kita juga ikut mewartakan kabar gembira kepada orang lain. Kita juga bisa menjadi “Imitatio Christi,” Gambar Kristus zaman sekarang yang ikut membawa kabar sukacita.
Membawa sukacita itu bisa dilakukan misalnya dengan tidak menyebar berita-berita kebencian, memecah belah, berita bohong atau hoaks. Tidak menjelek-jelekkan orang lain atau memfitnah barang yang tidak benar. Berusaha berpikir positif dan bersikap rendah hati terhadap sesama itu juga membawa kabar gembira.
Marilah kita menjadi “Alter Christus” yang mewartakan kabar gembira bagi zaman ini. Saat ini banyak orang yang mengalami susah, derita dan berbeban berat. Kepada mereka kabar gembira itu perlu disampaikan.
Jangan hanya menebar janji apalagi menyakiti rakyat. Mereka adalah pemegang kedaulatan rakyat. Anggota DPR hanyalah wakil yang harus tunduk pada rakyat.
Janji-janji tinggal janji bulan madu,
Janji janji tinggal janji di bibirmu.
Berkampanye banyak obral janjimu,
Kalau sudah jadi kau tinggalkan daku.
Wonogiri, jangan suka obral janji
Rm. A.Joko Purwanto, Pr