Senin, 10 Agustus 2020
Pesta St. Laurensius, Diakon dan Martir
SANTO Laurensius adalah salah satu dari tujuh diakon agung yang bertugas membantu Paus di Roma. Ia lahir di Osca, Spanyol pada tahun 225. Ia mati bersama orang-orang miskin di Roma dengan cara dipanggang demi mempertahankan iman. Peristiwa itu terjadi pada 10 Agustus 258
Rasul Paulus memaparkan logika pertanian. Taburan sedikit maka tuaian sedikit. Taburan banyak maka tuaian pun banyak.
Ini amanah sang rasul agar orang-orang yang mendapat tugas pelayanan harus bekerja keras menaburkan Sabda Tuhan bagaikan petani yang bekerja keras menaburkan benih. Pelayanan harus dilaksanakan dengan sukacita dan tidak terpaksa.
Sebab dengan cara itulah kita menjadi saksi karunia Allah yang telah mencukupkan kita dengan kebajikan.
Yesus menyampaikan bahwa biji gandum harus jatuh ke tanah dan mati agar tumbuh dan berlimpah. Dia mengumpamakan itu sebagai kiasan atas Diri-Nya sendiri yang rela kehilangan nyawa agar semua orang diselamatkan.
Dialah Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia. Dia adalah Firman yang harus hidup dalam diri setiap orang.
Kehidupan kekal hanya dapat diperoleh bila kita melayani, mengikuti dan berada bersama Dia. Artinya bahwa kehidupan kekal tidak dapat diperoleh tanpa mengasihi dan berada dalam Kristus.
Itulah beda antara kita sebagai pelayan iman dari aktivis kemanusiaan. Kita mengasihi orang miskin dan mempedulikan orang menderita sebagai implementasi kasih kita kepada Kristus.
Cinta kepada manusia karena percaya pada Sang Sabda telah menjadi manusia sehingga setiap manusia bermartabat dan patut dikasihi sebagai ungkapan nyata kasih kita kepada Kristus.
Dengan demikian, Injil tidak bertentangan dengan kemanusiaan. Justru mengangkatnya ke tahap yang lebih tinggi. Sebab, melayani Kristus diwujudkan dengan kasih kepada sesama.
Salam dan berkat, semoga Tuhan membantu kita dalam kasih dan pelayanan.