Katanya… Katanya

0
0 views
Suka Menggosip?

Puncta 13 Agustus 2025
Rabu Biasa XIX
Matius 18: 15-20

ADA kecenderungan orang senang membicarakan keburukan orang lain. Di mana ada dua atau tiga orang berkumpul, maka tersebarlah gosip membicarakan kejelekan orang.

Apalagi dengan adanya medsos, seolah panggung gosip makin terbuka lebar. Orang merasa hebat kalau sudah mengunggah di medsos.

Medsos menjadi panggung untuk menghakimi orang lain. Medsos menjadi cara menyebarkan berita-berita bohong, fitnah, kebencian dan hoaks. Akibatnya orang mudah tersulut dan terpecah belah saling menjatuhkan.

Seringkali kita hanya mendengar secuil berita dari orang lain. Katanya ibu itu. Katanya Bu RT atau katanya Romo. Kita dengan mudah memberi bumbu-bumbu pelengkap untuk bergulirnya sebuah gosip.

Gosip itu lalu menggelinding bak bola salju. Semakin berjalan makin lama jadi besar. Lalu seperti bom waktu dia akan meledak menghancurkan, entah itu pribadi, kelompok atau institusi. Semua hanya bermula dari “katanya…. Katanya….”

Yesus memberi nasehat yang sangat jelas untuk menyelesaikan suatu masalah. Setiap kejelekan atau keburukan yang dilakukan oleh sesama, tidak boleh dijadikan bahan gosip untuk dikisahkan kepada orang lain. Sebaliknya, yang perlu dilakukan adalah menegur secara empat mata. Dialog dari hati ke hati!

Sayangnya, kita sering takut untuk memberi teguran. Kita sering hadir sebagai hakim yang memberikan penilaian dan vonis atas keburukan orang lain, daripada sebagai sahabat yang datang menawarkan nasihat dan teguran.

Teguran itu bukan tanda kebencian, teguran justru tanda kasih agar orang kembali ke jalan yang benar. Teguran justru tanda kepedulian demi kebaikan sesama kita. Sering rasa sungkan, tidak enak dan takut menghalangi niat untuk menegur.

Banyak romo, biarawan, biarawati mengalami kesulitan, karena menjadi korban gosip liar; tanpa kroscek kebenarannya.

Seperti kapas putih yang berserakan dibawa angin menyebar kemana-mana, dan tak bisa dikumpulkan kembali, demikian pun gosip yang sudah menyebar tak bisa ditarik kembali.

Korban hanya merenungi nasib dan berjuang sendiri. Tak ada kesempatan untuk membela diri.

Lebih baik ajak bicara empat mata dari hati ke hati; pasti tidak akan menyakiti dan tidak menjadi perbincangan liar tanpa henti. Mari saling belajar rendah hati.

Belum piknik ke Raja Ampat,
Sudah rusak karena tambang bauksit.
Penyebar gosip itu seperti lalat,
Terbang sana-sini membawa penyakit.

Wonogiri, kroscek dulu sebelum menggosip
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here