Home BERITA Katolik Napas Sesak

Katolik Napas Sesak

1
Ilustrasi.

ISTILAH “KTP NAPAS” atau “Katolik Tunggu Pesta Natal dan Paskah” baru saya dengar dari komedian medsos SergioMg bersama sang isteri di channel-nya ketika perayaan Minggu Palma di Mataloko, Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores.

Lucu, tapi mengena. Istilah “napas” bukan baru di kalangan umat Katolik. Sejak 30 tahun lalu, saya tiba di Jawa sudah dengar istilah itu.

Sedangkan istilah “Napas Sesak, Natal Paskah Sesekali” dari Pastor Humberto Verbita di kolom komen di laman FB saya. Istilah KTP Napas Sesak digunakan untuk menggambarkan fenomena di mana beberapa orang yang mengidentifikasi diri sebagai Katolik hanya berpartisipasi dalam ibadah dan aktivitas Gereja pada saat-saat tertentu; khususnya saat Natal dan Paskah.

Saya mencoba menulisnya secara sederhana fenomena ini.

Dari perspektif keagamaan, fenomena ini dapat menjadi perhatian karena menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin tidak sepenuhnya memahami atau menghargai ajaran dan tradisi Katolik.

Mereka mungkin menganggap kehadiran di gereja hanya sebagai ritual tahunan, bukan sebagai bagian dari komitmen spiritual dan religius mereka sepanjang tahun. Tentu argumen ini dilandaskan atas berbagai alasan yang menyertainya.

Bisa jadi mereka ini termasuk kelompok “Gereja No. Yesus Yes“. Katolik tidak harus ke gereja, tetapi cukup menghayati diri sebagai pengikut Yesus di dalam kehidupan nyata.

Dari perspektif sosiologis, fenomena ini dapat menunjukkan bagaimana agama dan spiritualitas diperlakukan dalam masyarakat modern. Dalam banyak kasus, agama menjadi lebih seperti bagian dari identitas budaya atau tradisi, bukan sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari seseorang.

Benarlah bahwa agama itu selain komunal juga personal, personal juga komunal. Keduanya berkaitan erat. Liturgi misalnya selalu komunal (kegiatan bersama) sebagai sebuah persekutuan gereja. Sedangkan penghayatannya bisa mencakup keduanya: personal juga komunal.

Penting untuk kita catat bahwa setiap individu memiliki hubungan pribadi mereka sendiri dengan agama dan spiritualitas. Dan alasan seseorang memilih untuk berpartisipasi dalam ibadah dan aktivitas Gereja dapat sangat bervariasi. Dalam banyak kasus, orang-orang mungkin merasa terhubung dengan Tuhan dan agama, mereka meskipun mereka tidak secara teratur menghadiri gereja.

Sebagai umat beriman, tentu kita diingatkan untuk tidak cepat menilai apalagi menghakimi orang Katolik KTP Napas Sesak ini. Tetapi lebih baik mendorong dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan iman kita, baik itu rutin menghadiri ibadah atau tidak. Pengertian, kasih, dan dukungan bisa jadi cara yang lebih efektif untuk mendorong partisipasi yang lebih aktif dan konsisten dalam kehidupan gereja.

Semoga tahun 2024 ini, kita yang sehat dan bugar secara fisik dan psikis “menahbiskan” diri sebagai pemegang KTP Napas Sesak, alias “Katolik Tunggu Pesta Natal dan Paskah Sesekali”.

Ketika kita yang rajin ke gereja kaget saat Trihari Suci ini, gereja-gereja penuh, tidak perlulah kita gampang bilang ini gara-gara “Katolik Napas Sesak”.

Ini karya Roh Kudus yang menggerakkan umat datang merayakan kabar gembira dan syukur secara bersama-sama (komunal)

Selamat Paskah.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version