
Makna Konklaf dalam iman Katolik
Konklaf, dari bahasa Latin cum clave (“dengan kunci”), merujuk pada proses pemilihan Paus baru di ruang tertutup Kapel Sistina Vatikan oleh para Kardinal Elektores. Lebih dari sekadar prosedur administratif, Konklaf merupakan peristiwa spiritual di mana Gereja menyerahkan diri sepenuhnya kepada bimbingan Roh Kudus.
Paus Benediktus XVI melalui Normas Nonnullas mengatur bahwa setelah masa sede vacante selama sembilan hari, maka Konklaf dapat dimulai dalam waktu antara 15-20 hari setelah kekosongan takhta.
Dalam tradisi Hukum Kanonik (Kan. 145 §1, 153, 335), Konklaf berlangsung dalam struktur hukum yang ketat, melarang perubahan kepemimpinan atau kebijakan Gereja selama sede vacante.
Proses ini menekankan keheningan, doa, dan keterpisahan dari pengaruh eksternal sebagai bentuk keterbukaan terhadap kehendak ilahi. Gereja meyakini pemilihan Paus sebagai perwujudan jawaban atas doa seluruh umat dan intervensi Roh Kudus dalam sejarah keselamatan.
Ringkasan dan analisis film “The Two Popes“
The Two Popes (2019), disutradarai oleh Fernando Meirelles, menggambarkan dinamika spiritual dan teologis antara Paus Benediktus XVI dan Kardinal Jorge Bergoglio (baca: Paus Fransiskus) sebelum transisi kepemimpinan Gereja Katolik. Film ini membayangkan dialog imajiner antara dua tokoh dengan karakter kontras Benediktus yang konservatif dan intelektual serta Bergoglio yang pastoral dan reformis.
Pertemuan-pertemuan intens mereka membuka perdebatan mendalam mengenai arah Gereja, kekudusan dalam kelemahan, serta peran kasih karunia dan pengampunan. Adegan penting seperti pengakuan Benediktus tentang “diamnya Tuhan” dan pertobatan Bergoglio terkait masa lalunya di Argentina, menggarisbawahi kehadiran Roh Kudus yang bekerja melalui keterbukaan dan kerendahan hati.
Secara sinematik, film menyajikan prosesi Konklaf secara simbolik melalui penggambaran pemungutan suara dan asap putih. Walaupun tidak sepenuhnya akurat dalam rincian liturgis dan yuridis, film ini menyampaikan makna spiritual dari pemilihan Paus kepada publik luas.
Representasi Konklaf dalam film dan tanggapan teologis
Film The Two Popes merepresentasikan suasana Konklaf tahun 2005 dan 2013 dengan pendekatan visual yang simbolik. Set rekonstruksi Kapel Sistina menampilkan kesakralan dan ketegangan prosesi.
Namun, secara yuridis, penggambaran ini perlu dikritisi karena tidak sepenuhnya mencerminkan ketentuan resmi Gereja seperti yang tertuang dalam Universi Dominici Gregis dan Normas Nonnullas.
Film mengabaikan sejumlah aturan penting seperti larangan kampanye dan kewajiban kerahasiaan.
Meski demikian, film menangkap aspek iman yang lebih dalam Roh Kudus membimbing proses pemilihan tidak hanya melalui hukum, tetapi juga dalam keheningan dan pertobatan pribadi para kardinal. Dialog antara Benediktus dan Bergoglio -walaupun fiktif- menjadi metafora teologis bahwa pembaruan Gereja terjadi melalui pengakuan akan kelemahan manusia dan keterbukaan terhadap bimbingan ilahi.
Tanggapan teologis atas film ini bersifat positif dalam dua sisi. Pertama, film memperlihatkan sisi manusiawi para pemimpin Gereja tanpa mengurangi kekudusan peran mereka. Kedua, film membuka ruang bagi dialog iman antara Gereja dan dunia modern yang menuntut transparansi, reformasi, dan empati.
Refleksi Iman: Konklaf sebagai tindakan Roh Kudus dalam Gereja
Konklaf adalah momen rohani yang menyatukan Hukum Gereja dan misteri iman. Di dalamnya, para Kardinal tidak sekadar membuat keputusan strategis, tetapi menjalani discernment mendalam melalui doa dan pertobatan.
Seperti ditegaskan Konsili Vatikan II dalam Gaudium et Spes no. 76, otoritas Gereja dijalankan dalam semangat pelayanan, bukan kekuasaan duniawi.
Film The Two Popes menyampaikan esensi ini dengan menampilkan bagaimana kelemahan manusia menjadi wadah karya Roh Kudus. Pengunduran diri Benediktus dan keterbukaan Bergoglio menjadi simbol bahwa pemimpin Gereja adalah pelayan -bukan penguasa- yang senantiasa diperbarui oleh kasih karunia.
Dengan demikian, Konklaf menjadi sarana penyelenggaraan ilahi yang mengajak umat beriman tidak hanya menanti hasil akhir, tetapi turut mendoakan prosesnya sebagai bagian dari peziarahan iman.
Roh Kudus tetap berkarya baik dalam keheningan maupun dalam dinamika sejarah demi kebaikan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik.
Baca juga:
- Jadwal Konklaf, Kamis 8 Mei 2025 (42)
- Menjadi Pewarta Gembira, Pengalaman SOMA 70 Mahasiswa STP St. Bonaventura Medan