- Bacaan 1: Rm. 3:21-30
- Injil: Luk. 11:47-54
Konsekuensi adalah, akibat yang terjadi karena sesuatu. Misal, seseorang yang terus menerus berbuat jahat (salah) dan menolak pertobatan maka konsekuensinya adalah penghakiman dari Tuhan. Sebaliknya, mereka yang hidup sesuai dengan kehendak-Nya maka mendapatkan ganjaran berkat, damai sejahtera serta kasih karunia hidup kekal.
Perikop injil hari ini, Tuhan Yesus mengecam “kemunafikan religius” dari kelompok Farisi dan para ahli Taurat. Mereka akan menerima konsekuensi berat oleh karena kemunafikan dan penolakan mereka terhadap sabda dan keselamatan yang ditawarkan Allah.
Allah telah mengutus para nabi dan rasul-Nya untuk mengajak pertobatan agar mereka diselamatkan. Namun separuh dari mereka malah dianiaya dan dibunuh.
Untuk itu mereka akan menerima konsekuensi:
- Dimintai pertanggungjawaban (khususnya generasi saat itu, karena meski telah berhadapan dengan Allah Putera namun tetap mengeras hatinya).
- Dianggap ikut bersalah dalam pembunuhan para nabi (karena ikut membangun makam para nabi)
- Tidak masuk ke dalam Kerajaan Allah bahkan menghalangi orang lain masuk.
Mereka tampak religius (membangun makam nabi dan mengajar agama), namun sikap mereka sejatinya tidak berbeda dengan leluhur yang membunuh para nabi. Padahal mereka diberikan oleh Allah Hukum Taurat, agar hidup lebih baik dan semakin mengenal-Nya. Namun ternyata tidak ada gunanya.
Rasul Paulus mempertegas pengajaran iman Katolik bahwa Hukum Taurat tidak bisa menyelamatkan seseorang saat akhir zaman. Keselamatan sejati hanya datang melalui Tuhan Yesus Kristus.
“… kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
… bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”
Pesan hari ini
Konsekuensi menolak Yesus adalah Tuhan, maka akan menerima penghakiman, dimintai pertanggungjawaban serta tidak bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Tuhan Yesus tidak menghendaki “kemunafikan religius”.
“Orang munafik itu tersinggung oleh kebenaran.”
