INI bukan soal kunjungan dolan semata. Lebih dari itu, ini kunjungan pastoral dengan makna sangat mendalam: bersyukur dan berterimakasih atas jasa para Pastor Kapusin dan Suster SFIC yang pernah berkarya pastoral dan karya kerasulan lainnya di wilayah tiga Keuskupan di Provinsi Kalbar.
Utamanya, para Pastor dan Bruder OFMCap serta para Suster SFIC mantan misionaris asing yang pernah berkarya di Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Sintang, dan Keuskupan Sanggau.
Itulah sebabnya setelah sepekan lamanya disibukkan dengan agenda resmi KWI mengadakan Kunjungan ad Limina kepada Bapa Suci Paus Fransiskus di Vatikan dan kunjungan resmi lainnya di beberapa Kantor Tahta Suci serta acara protokoler lainnya di KBRI Vatikan dan pertemuan dengan IRRIKA Italia, Bapak Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus langsung bertolak menuju Negeri Belanda.
Di Negeri Kincir Angin iniah, Mgr. Agus menyempatkan diri berkunjung pada sejumlah lokasi biara atau rumah kasepuhan di mana para Pastor Kapusin dan para Suster SFIC kini tinggal menikmati masa pensiun mereka.
Tidak saja dengann para suster dan pastor mantan misionaris di Kalbar, Mgr. Agus juga ingin berjumpa dengan sejumlah Umat Katolik Indonesia yang saat ini tinggal di Nederland.
“Saya akan memimpin Misa Hari Raya Tritunggal Mahakudus pada Minggu, 16 Juni 2019 bersama Umat Katolik asal Indonesia yang tergabung dalam Komunitas Katolik Indonesia Den Haag (KKI Den Haag),” ungkapnya dalam pesan pendek.
Menurut Uskup Agus, Perayaan Ekaristi yang dimulai pada pukul 13.30 waktu setempat ini berlangsung di Church of our Saviour yang beralamat di Bezuidenhoutseweg 157, 2594 AG Den Haag, bagian Selatan Belanda.
Misa dalam bahasa Indonesia ini juga dimeriahkan oleh penampilan angklung dari anak-anak Indonesia, baik yang asli Indonesia maupun ayah atau ibunya, orang Belanda.
Setelah Misa diadakan acara ramah tamah dan barbecue (BBQ) bersama.
Komunitas Kapusin di Tilburg
Agenda berikutnya, Mgr. Agus berkunjung ke Komunitas Pastor Kapusin di Tillburg.
Di Komunitas para Pastor Kapusin yang pernah menjadi misionaris di Indonesia ini, Mgr. Agus berjumpa dengan para Pastor dan Bruder Kapusin yang pernah berkarya di Kalbar.
Mereka antara lain Pastor Willy Wagemaker OFMCap, Pastor Roland OFMCap, Pastor Amantius OFMCap, Pastor Savio OFMCap, dan juga Bruder Frans Paland OFMCap.
“Saya mengunjungi para Pastor dan Bruder Kapusin mantan misionaris di Kalbar yang sekarang tinggal menikmat masa pensiunnya di Tilburg. Saya duduk makan siang bersama mereka,” tulis Mgr. Agus di layar WA.
Mgr. Agus menyampaikan kesan manis bahwa para Pastor Kapusin mantan misionaris di Indonesia ini mengaku sangat senang ketika dikunjungi Uskup Indonesia dan dari Kalbar. Terutama, kata Monsinyur, ketika kepada para Pastor Kapusin mantan misionaris ini dibeberkan kabar perkembangan Umat Katolik lokal dan kemajuan reksa pastoral.
Rupanya, tanpa disadari banyak pihak, para Pastor dan Bruder Kapusin mantan misionaris ini selalu menjadikan mereka up-dated dengan aneka peristiwa dan berita terkini yang muncul di website Keuskupan Agung Pontianak melalui kanal www.kap.or.id.
Bwah: Mgr Agus bersama Pastor Savio OFMCap yang juga pernah berkarya di Kalimantan.
“Pastor Willy Wagemaker OFMCap tanpa henti selalu mengikuti terus aneka berita tentang Keuskupan Agung Pontianak di Kalbar melalui platform website yang kini lebih serius ditangani oleh Komsos KAP. Beliau mengaku senang dengan kabar berita terkini dan mendukung bahwa hal ini harus selalu dilakukan,” ungkap Uskup Agus.
Komunitas Suster SFIC di Veghel
Usai mengungjungi para Pastor dan Bruder Kapusin di Tilburg, maka Mgr. Agus menyempatkan diri mengunjungi Biara Suster SFIC di Veghel.
Beliau juga berjumpa muka dan ngobrol sana-sini dengan para Suster SFIC yang pernah berkarya di Kalbar sebagai misionaris tempo dulu.
“Saya berjumpa dengan Sr. Gerda SFIC, Sr. Mary Getrude SFIC, dan juga Sr. Rafael SFIC. Dalam bincang-bincang kami itu, menjadi jelas bahwa Sr. Rafael dan Sr. Mary Getrude mengatakan akan hadir pada Pesta Perayaan Syukur 175 Tahun SFIC yang akan dilangsungkan di Pontianak bulan Oktober mendatang,” ujar Monsinyur yang dengan senang hati berbagi kisah ringan, namun punya makna khusus dan mendalam.
Kredit foto: Mgr. Agustinus Agus dan Ist.
