Home BERITA Lebih jauh dengan Keuskupan Ketapang: Koleksi Seni Bernilai di Altar Katedral St....

Lebih jauh dengan Keuskupan Ketapang: Koleksi Seni Bernilai di Altar Katedral St. Gemma (6)

0
Ilustrasi: Hiasan ukiran dan pahat berbahan dasar kayu menggambarkan burung ruwai di mimbar altar Gereja Katedral St. Gemma Keuskupan Ketapang (Mathias Hariyadi)

TAK dinyana, ada koleksi benda-benda seni bernilai tinggi di seputar altar Gereja Katedral St. Gema Keuskupan Ketapang. Meski belum sempurna dalam hal jumlah sebagaimana dirancang oleh pemrakarsa gerakan koleksi benda-benda seni yakni Pastor Matheus Juli Pr, namun toh yang sekarang sudah ada cukup representatif untuk mengatakan satu hal ini.

Yakni, masyarakat Dayak di kawasan hulu –sebutan akrab untuk menyebut pedalaman di Kabupaten Ketapang—punya tradisi keahlian dan keterampilan ukir dan pahat yang mungkin tidak banyak diketahui publik.

Baca juga:   Lebih jauh dengan Keuskupan Ketapang: Mutiara Seni Berkualitas di Gereja Katedral  St. Gemma (5)

Kolaborasi seni antara Pastor Juli sebagai ‘pemikir’ dan keponakannya Petrus Kanisius sebagai ‘eksekutor’ ide-ide seni ini dengan sendirinya bisa membuktikan, bahwa tradisi berkesenian dengan pola pahat dan ukiran kayu itu sejak alam eksis di tengah masyarakat Dayak.

Pastor Yuli sendiri mengatakan, ayah kandungnya yakni Petrus Peder sedari muda sudah mengakrabi tradisi mengukir sarung parang dengan motif ‘batik’ Dayak. Ibu kandungnya Anastia Elip juga mengakrabi tradisi seni menganyam khas Dayak.

Berikut ini hasil kongkret kolaborasi seni antara Pastor Juli dan Petrus Kanisius yang menghiasi altar Gereja Katedral St. Gemma Keuskupan Ketapang.

Burung ruwai yang amat diakrabi masyarkat Dayak di hutan dan pedalaman.
Yesus dan para rasul
Drama kisah pengusiran Adam dan Hawa dari Taman Eden.
Bunda Maria.
Ornamen kebhinnekaan Indonesia.
Tritunggal Maha Kudus.

 

Ornamen kebhinekaan Indonesia.
Ornamen ukiran Yesus Kristus di mimbar bacaan dan kotbah.
Indahnya altar Gereja Katedral St. Gemma Ketapang dari sayap kanan.
Ornamen kebhinnekaan Indonesia.
Burung khas pedalaman di Kalimantan: Enggang.
Tempat gong.

Bapak Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi (kiri) mengantar Sesawi.Net mengunjungi Gereja Katedral St. Gemma Ketapang.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version