Home BERITA Lectio Divina 11.10.2025 – Mendengarkan, Memelihara dan Melakukan Firman Allah

Lectio Divina 11.10.2025 – Mendengarkan, Memelihara dan Melakukan Firman Allah

0
226 views
Berbahagialah ibu..., dianggap dilukis Leonardo da Vinci

Sabtu. Minggu Biasa XXVII, Hari Biasa (H)

  • Yl. 3:12-21
  • Mzm. 97:1-2.5-6.11-12
  • Luk. 11:27-28

Lectio

27 Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”

28 Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Meditatio-Exegese

Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau

Di tengah penolakan atas pengajaran dan karya-Nya, masih saja ada orang yang menyambut dan memuji Yesus. Yang menyambut-Nya pasti bukan dari golongan ahli Taurat, orang Farisi, imam-imam kepala dan  tua-tua Yahudi.

Seorang ibu mengagumi Yesus. Ia mengungkapkan kekagumannya pada-Nya dengan cara memuji ibu-Nya.

Sumber di luar Kitab Suci kanonik menyebutkan bahwa ibu itu adalah tetangga keluarga Yusup-Maria di Nazaret. Konon dia adalah ibu dari Dismas, penjahat yang disalib bersama-Nya dan meminta Yesus untuk mengingat-Nya apabila Ia datang sebagai Raja (Luk. 23:39-43).

Setelah mendengar dan menyaksikan karya Yesus di Galilea, si ibu ingat akan tetangganya, Maria,  dan berkata (Luk. 11:27),  “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”, Beatus venter, qui te portavit, et ubera, quae suxisti.

Dengan kata lain ia berkata, “Maria, kau pasti bangga dan bahagia karena anak ini.”

Yang berbahagia…

Ungkapan, μακαριοι, makarioi, bentuk vokativus/kata seru: makarios, bermakna: diberkatilah, berbahagialah atau dipenuhilah dengan sukacita. Dalam tradisi alkitabiah kata itu selalu bermakna ‘diberkatilah’ atau ‘dipenuhilah dengan sukacita’.

Pelaku dalam kalimat pasif selalu mengacu pada Allah. Ia memberkati atau menganugerahkan sukacita.

Pujian si ibu mengingatkan pada Kidung Pujian Maria, Magnificat (Luk. 1:48): “Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.”, Ecce enim ex hoc beatam me dicent omnes generationes.

Tanggapan Yesus sungguh di luar penalaran banyak orang, termasuk para murid jaman ini. Ia menunjukkan bahwa sumber utama dari segala berkat atau sukacita adalah persatuan dengan Allah dalam hati, budi dan kehendak. Sepenuh hati, budi dan kehendak, Ibu Maria menyerahkan diri pada rencana keselamatan Allah.

Jawabannya pada panggilan ilahi, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk. 1:38) memungkinkan Sang Sabda menjadi manusia dalam rahimnya.

Kesetiaan Ibu Maria dalam mengimani, menghayati dan melaksanakan sabda Allah terus dipelihara hingga di bawah kayu salib dan penguburan Puteranya.

Yesus juga mengingatkan bahwa siapa pun juga yang melaksanakan sabda Allah adalah saudara-saudari-Nya. Mereka diberkati dan dikaruniai sukacita kerena mereka mengenal, mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah.

Sabda-Nya (Luk. 11:28), “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”,  At ille dixit: “Quinimmo beati, qui audiunt verbum Dei et custodiunt.

Para pendengar dan pemelihara sabda Allah adalah keluarga Katolik. Santo Lucianus dari Antiokhia, bapa Gereja dan martir, 240-313 M, bersaksi bahwa “Satu-satunya anggota keluarga orang Kristen adalah para kudus”.

Mereka yang mengikuti Yesus, mencari dan melaksanakan sabda Allah masuk dalam keluarga baru, yaitu keluarga ‘Para Kudus’ di bumi dan di surga. Keluarga ini tidak diikat oleh hubungan darah, tetapi karena Sakramen Baptis, tiap orang Kristen diangkat menjadi anak Allah dan anggota Gereja.

Dalam keluarga baru ini, setiap anggota dituntut untuk setia pada Allah dan Kerajaan-Nya. Mereka yang melaksanakan sabda Allah dan mewujudnyatakan Kerajaan-Nya adalah orang yang diberkati dan dikaruniai sukacita.  

Bunda Gereja mengajar, “Pembaptisan menjadikan kita anggota-anggota Tubuh Kristus. “Kita adalah sesama anggota” (Ef. 4:25). Pembaptisan menggabungkan kita ke dalam Gereja.

Dari dalam bejana pembaptisan dilahirkanlah umat Allah Perjanjian Baru yang unik, yang mengatasi semua batas alami dan manusiawi menyangkut negara, kebudayaan, bangsa, dan keturunan. “Dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka telah dibaptis menjadi satu tubuh.” (1Kor. 12:13)” (Katekismus Gereja Katolik, 1267)

Katekese

Berkat untuk telinga yang mendengarkan dan setia pada Sang Sabda. Santo Augustinus dari Hippo, 354-430:

“Maria jauh lebih berbahagia dalam menerima iman akan Kristus daripada mengandung bayi Yesus. Bagi seseorang yang berkata, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau,” Ia menjawab, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya”.

Akhirnya, bagi para saudara-saudaraNya, kaum kerabat-Nya menurut daging yang tidak percaya pada-Nya, keuntungan apa yang dapat mereka peroleh dari relasi ini? Bahkan relasi-Nya dengan sang ibu tidak akan menguntung Maria jika ia tidak mengandung Kristus dengan lebih mengalami sukacita dalam hati dari pada sukacita melalui raganya.” (Holy Virginity 3.1).

Oratio-Missio

Tuhan, jiwaku akan tenang bila beristirahat dalam Engkau. Bantulah aku untuk hidup seturut kehendak-Mu dan bersyukur atas kasih-Mu padaku. Semoga aku selalu berusaha menyenangkan hati-Mu melalui perkataan, pikiran dan pekerjaanku. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk mendengarkan, memelihara dan melakukan firman Allah?

At ille dixit: “Quinimmo beati, qui audiunt verbum Dei et custodiunt. – Lucam 11:28

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here