Home BERITA Mempersiapkan Kehidupan Sesudah Mati

Mempersiapkan Kehidupan Sesudah Mati

0
Mempersiapkan kehidupan sesudah mati

Bacaan 1: Am 6:1a. 4-7

Bacaan 2: 1Tim 6:11-16

Injil: Luk 16:19-31

Tidak banyak orang mau diajak berdiskusi tentang kehidupan sesudah mati. Kabanyakan takut membahas kematian dan masih merasa nyaman hidup di dunia. Padahal, dunia bukanlah tujuan akhir hidup manusia.

Dalam “Credo” atau Syahadat Para Rasul, umat katolik mengimani kehidupan sesudah mati yaitu pada butir ke sebelas dan dua belas. Percaya adanya “Kebangkitan Badan” dan “Kehidupan Kekal” sebagai tujuan akhir hidup manusia.

Tentang hal itu, Tuhan Yesus sendiri dalam Kitab Suci telah menjanjikannya. Karena Allah menghendaki semua manusia selamat dan kembali kepada-Nya.

Untuk itulah Allah Bapa mengutus Putera-Nya turun ke dunia menyelamatkan kita semua. *Bagi yang percaya kepada-Nya maka akan mendapat kasih karunia keselamatan kekal* dan bagi yang tidak percaya akan dihukum kekal.

Janji tersebut tidak bisa diraih dengan kekuatan manusia sendiri namun hanya oleh belas kasihan-Nya.

Hari ini kita mendapatkan bacaan-bacaan yang mengingatkan persiapan menuju kehidupan kekal.

Dalam perumpamaan orang kaya dan pengemis Lazarus, kita melihat dua hasil berbeda saat mereka mati. Orang kaya oleh sifat ketamakannya (tidak punya sikap kemurahan hati) dan sombong (merasa lebih tinggi dari Lazarus) telah jatuh dalam dua dosa pokok yang menghilangkan kesempatannya mendapat kasih karunia hidup kekal.

Selain itu, terdapat pengajaran untuk percaya pada Kitab Suci (kesaksian Musa dan para nabi) untuk mendapatkan belas kasih Allah.

Untuk itu Rasul Paulus, mengingatkan muridnya Timotius agar menjalani hidup kristiani secara benar.

“Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.”

Layaknya dalam sebuah pertandingan atau kompetisi maka seorang atlet harus mempersiapkan diri dan berlatih secara maksimal agar menjadi juara.

Demikian juga Nabi Amos memperingatkan orang-orang Yahudi, mereka hanya mengejar kesenangan duniawi tanpa peduli kesengsaraan bangsanya. Tidak ada kasih dalam kehidupan mereka, namun hanya memikirkan kesenangan sendiri. Maka mereka akan dihukum Allah.

“…mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.”

Pesan hari ini

Kehidupan saat ini harus digunakan untuk mempersiapkan kehidupan selanjutnya. Percayalah pada injil dan lakukan kehendak-Nya (jangan berbuat dosa) agar mendapatkan kasih karunia hidup kekal.

“Hari ini kita masih di sini, tapi besok belum tentu. Maka jalanilah hidup ini dengan benar.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version