- Bacaan 1: 2Kor. 1: 18-22
- Injil: Mat. 5:13-16
Banyak hal bisa dilakukan agar hidupmu menjadi berkat bagi orang lain. Menjadi berkat berarti hidupmu memiliki manfaat atau berdampak positif bagi orang lain. Berkat itu bisa kamu bagikan dalam bentuk perbuatan baik, memotivasi, mendoakan atau berbagi. Membantu sesama, baik itu skala besar maupun kecil pasti akan berdampak baik bagi orang lain.
Berkat memang bukan melulu materi.
Dalam perikop injil hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan peran para pengikut-Nya,
“Kamu adalah garam dunia… dan …kamu adalah terang dunia…”
…supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
Sabda-Nya.
Garam dan Terang (pelita) meski hanya “kecil” namun berdampak besar. Bisa dibayangkan seandainya masakan tidak diberikan garam maka rasanya hambar. Namun jika ditambahkan sedikit garam saja maka rasanya menjadi lezat.
Terang pelita meski kecil, namun saat dinyalakan dalam kegelapan dampaknya sangat besar. Ruangan menjadi terang serta memberi kehidupan dalam ruangan tersebut.
Katolik di Indonesia memang minoritas namun mampu memberi warna bangsa ini, sejak dibentuk (zaman kemerdekaan, diproklamasikan) hingga hari ini. Banyak tokoh-tokoh Kristiani lahir dan memberikan sumbangsih perjalanan bangsa ini. Baik dalam pemerintahan, kegiatan sosial maupun olah raga.
Ada Perdana Menteri Indonesia pertama, Amir Sjarifuddin, Johannes Leimena yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Pejabat Presiden Indonesia. JB Sumarlin, seorang ekonom dan Menteri Keuangan, tokoh kemerdekaan Mgr. Albertus Soegijapranata, tokoh sosial YB Mangunwijaya, IJ Kasimo, Pebulutangkis Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma serta masih banyak lagi individu-individu yang manjadi “garam dan terang dunia” di Indonesia.
Rasul Paulus menjadi “Garam dan Terang” bagi jemaat Korintus. Paulus membagikan berkat Keselamatan kepada mereka. Meski pernah berkonflik dengan jemaat bentukannya, sehingga menuliskan surat 2Korintus dengan “cucuran air mata” kesedihan. Paulus rela dianggap sebagai “pengajar iman tidak keren” dibandingkan pengajar lain.
Maka ia mengubah rencana perjalanannya ke Korintus, karena ia mengasihi jemaat (agar tidak konflik).
Dalam iman Kristus hanya ada “ya”
“Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah” katanya.
Pesan hari ini
Menjadi minoritas di negeri ini bukan berarti “tenggelam”. Hidupmu bisa bermakna bagi negeri ini dengan memainkan peran sebagai “Garam dan Terang Dunia”.
“Jangan biarkan ambisi besarmu menghalangi pencapaian kecil, tapi bermakna.”