Miskin tapi Bahagia

0
15 views
Berikan pada orang miskin bajumu, by Grupos de Jesus

Rabu, 10 September 2025

Kol. 3:1-11.
Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab.
Luk. 6:20-26

KEBAHAGIAAN sering kali disalahpahami. Banyak orang mengira kebahagiaan lahir dari harta yang melimpah, rumah yang megah, atau fasilitas hidup yang serba ada.

Namun, kenyataannya, banyak orang yang secara materi berlimpah justru gelisah, cemas, dan merasa kosong. Sebaliknya, ada orang yang hidup sederhana bahkan miskin, namun wajahnya berseri, hatinya tenang, dan kehidupannya penuh syukur.

“Saya tidak pernah akan melupakan jasa kakak angkatku,” kata seorang bapak.

“Dia yang merangkul dan mengangkat hidupku pada saat saya terpuruk. Dia memberiku tumpangan dan bahkan atas jasanya saya bisa menyelesaikan sekolah.

Kepergian ibuku untuk selama-lamanya membuatku menjadi anak yatim piatu. Saya tidak tahu harus bagaimana dengan hidup ini, karena satu-satunya saudaraku, adik ibuku merantau dan saya tidak tahu rimbanya.

Dalam situasi seperti itu, saya diminta tinggal bersama kakak angkatku. Sambil menanti kepastian di mana saudaraku.

Kakak angkatku bukan orang kaya, tapi ulet dan sangat bertanggung jawab serta jujur. Dia mengajakku tinggal di rumahnya dan dia mengajariku bekerja untuk bertahan hidup.

Sejak saat itu, saya meyakini bahwa hidup ini perlu diperjuangkan meski sekecil apa pun peluang yang aku miliki. Tuhan bisa menggunakan segala cara untuk menunjukkan belas kasih serta pertolonganya.

Bersama keluarga kakak angkatku, meski kami hidup sederhana bahkan kadang ada yang masih kurang, hati kami selalu dipenuhi rasa syukur dan bahagia,” ujarnya.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian, ”Berbahagialah kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah”

Jadi orang miskin itu memang seringkali tidak bisa hidup nyaman dan enak karena banyak hal yang tidak bisa kita miliki karena terbatasnya akses untuk itu.

Maka bukan karena kemiskinan itu sendiri yang membuat orang bahagia, melainkan karena hati orang miskin lebih terbuka untuk mengandalkan Tuhan.

Ketika segala sesuatu terbatas, saya belajar menaruh pengharapan bukan pada harta, tetapi pada kasih Allah yang tak terbatas.

Bersama keluarga kakak angkatku yang hidup sederhana bahkan di bawah garis kemiskinan hidupnya, kami bisa berbahagia.

Kenyataan ini, mengajarkan bagiku bahwa hidup bukan soal banyaknya yang saya miliki, tetapi bagaimana saya melihat, menghayati, dan mensyukuri setiap berkat kecil yang ada.

Senyum dari keluarga, persahabatan yang tulus, kesehatan yang masih ada, dan iman yang menguatkan, semua itu adalah harta yang tidak ternilai.

Orang miskin yang bahagia bukan berarti ia menutup mata terhadap kekurangan hidupnya. Ia tetap berjuang setiap hari untuk mencukupi kebutuhan, namun hatinya tidak dikungkung oleh iri hati ataupun keserakahan.

Ia tahu bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa dibeli dengan uang, melainkan tumbuh dari rasa cukup, syukur, dan cinta kepada sesama.

Bagaimana dengan diriku?

Apa satu hal kecil yang bisa saya syukuri hari ini sebagai tanda kasih Allah?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here