Paroki Atmodirono Semarang Gelar Layanan Sunat Gratis untuk Masyarakat Umum

0
47 views
Kabid Kemasyarakatan Paroki Atmodirono Antonius Ariska (kiri) dan dr. Yuli Kusuma dari Klinik Lina Medika. (Elwin)

PAROKI Atmodirono Kota Semarang menunjukkan wajah Gereja yang terbuka dan penuh kasih melalui kegiatan Sunat Gratis untuk kelompok anak-anak dari keluarga kurang mampu. Kegiatan ini digelar hari Sabtu pagi tanggal 5 Juli 2025; diinisiasi oleh Tim Pelayanan Kesehatan Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Paroki bekerjasama dengan Klinik Lina Medika Wonosari, Semarang.

Sebanyak 15 anak dari berbagai latar belakang agama menjadi peserta kegiatan sosial perdana ini.

“Program Sunat Gratis ini memang baru pertama kali kami adakan. Untuk tahap awal, kami membatasi kuota 15 anak. Ke depan tentu akan kami perluas. Yang menggembirakan, peserta tidak hanya dari umat Katolik; tetapi juga dari keluarga Muslim,” ujar Ariska, Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan Paroki Atmodirono.

Setiap anak yang disunat tak hanya mendapatkan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma, tetapi juga menerima bingkisan berupa uang tunai Rp100.000, sarung, tas selempang, perlengkapan sekolah, dan botol minuman.

Peserta Sunat Gratis Yohanes Aji bersama ibunya Eleonora Diah Wahyuningrum (kanan) dan Tegar Ramattulah ditemani ibunya Siti Latif. (Elwin)

Agar tidak tegang

Untuk menciptakan suasana nyaman dan mengurangi ketegangan, film kartun diputarkan selama proses menunggu. “Anak-anak yang kami tangani berasal dari berbagai latar belakang. Bagi saya, ini adalah bentuk toleransi yang nyata,” kata dr. Yuli Kusuma Wardhana dari Klinik Lina Medika, dokter pelaksana dalam kegiatan ini yang juga seorang Muslim.

Proses khitanan dilakukan dengan teknologi laser; dibantu oleh seorang apoteker dan empat tenaga medis profesional. Kegiatan in dilaksanakan di ruang praktik paroki yang telah dipersiapkan secara layak.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para orangtua. Eleonora Diah Wahyuningrum, ibu Yohanes Aji Pamungkas, menyampaikan rasa terimakasihnya. “Anak saya sudah lama ingin disunat, tetapi kami terbentur biaya. Puji Tuhan, kegiatan ini sangat membantu,” tuturnya.

Hal serupa disampaikan oleh seorang ibu Muslim yang enggan disebutkan namanya. “Kami sangat bersyukur. Biaya sunat yang cukup besar bisa dialihkan untuk kebutuhan sekolah anak kami,” ungkapnya.

Kegiatan ini menjadi cerminan nyata bahwa kepedulian dan cinta kasih tidak mengenal sekat agama. Gereja hadir di tengah masyarakat sebagai mitra kemanusiaan, terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan uluran tangan — tanpa memandang latar belakang iman.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here