Home BERITA Pastor Takut Riam Sungai Kalimantan

Pastor Takut Riam Sungai Kalimantan

0
Ilustrasi: Aliran sungai penuh dengan riam yang menjadikan perjalanan menuju Stasi Kenyabur menjadi ngeri-ngeri sedap. Bapak Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi tampak di kejauhan sebelah kanan dengann memakai kopiah. (ME Soesiati/Paroki Pekalongan)

Sabtu, 18 Juni 2022

  • 2Taw. 24:17-25.
  • Mzm: 89:4-5.29-30.31-32.33-34.
  • Mat. 6:24-34.

BANYAK orang kuatir tentang masa depan. Sebagaian kita pun, kuatir akan keadaan ekonomi, sakit penyakit, pertambahan usia, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.

Memikirkan terlalu jauh apa yang akan terjadi pada hidup kita, sering kali menimbulkan kekuatiran.

Tetapi jika kita menggunakan iman dan pengharapan untuk menatap masa depan, kita akan tetap teguh berdiri sekalipun masalah dan tantangan ada di hadapan kita.

“Setiap kali turne dan melewati riam ini, saya benar-benar takut dan kuatir,” kata seorang imam kepada sahabatnya.

“Di riam ini, banyak orang yang tenggelam, bahkan pernah saya membantu kurban yang meninggal di riam ini,” lanjutnya.

“Maka setiap kali saya akan turne di sekitar wilayah ini dan harus melewati riam ini, perutku mules dan badanku keringat dingin,” ujarnya.

“Bagaimana kamu bisa bertahan dalam situasi seperti itu?” tanya sahabatnya.

“Saya tidak bisa menghindar dari situasi ini, saya harus tetap berjalan melewati tempat ini, maka saya hanya pasrah pada Tuhan, dan berusaha sedapat mungkin bertindak aman,” jawabnya.

“Meski sampai saat ini masih sering muncul kekuatiran, namun dengan selalu dihadapi, kekuatiran itu berlangsung menghilang,” katanya.

“Jika kekuatiran itu saya ikuti dan saya menghindari tempat ini, sampai kapan pun hidup saya akan diwarnai rasa kuatir dan takut akan tempat ini,” ujarnya.

“Riam tetap berbahaya namun sikap hati dan kepasrahanku pada Tuhan membuat saya tidak perlu kuatir dan takut yang berlebihan,” lanjutnya.

“Hidup dengan kekuatiran akan menghilangkan sukacita dan damai sejahtera dan langkah baru dengan kemungkinan baru,” tegasnya.

“Saya sepenuhnya menyerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan dan percayalah bahwa Tuhan sanggup memelihara kehidupanku,” imbuhnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?.”

Serahkanlah hari esok ke dalam tangan Tuhan, dan mari kita belajar dari St. Francis de Sales yang mengatakan, “Jangan kuatir akan hari esok, sebab Allah yang telah memelihara kamu di hari kemarin, tetap memelihara kamu hari ini, dan akan terus memelihara kamu di hari esok.”

Tidak bisa kita sangkal bahwa kejadian-kejadian yang kita alami tidak pernah bisa lepas dari tangan Tuhan.

Maka sepanjang kita telah berusaha melakukan semua bagian kita dengan baik, berusaha, bekerja dan berdoa, maka selanjutnya, kita serahkan kepada Tuhan segala yang akan terjadi di dalam kehidupan kita.

Kita percaya, bahwa jika kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan kekuatan kita, maka segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan kita akan mendatangkan kebaikan bagi kita.

Bagaimana dengan diriku?

Adakah kekuatiran yang masih menghantui langkah hidupku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version