Home BERITA Pelita Hati: 06.07.2021 – Tergerak Oleh Belaskasihan

Pelita Hati: 06.07.2021 – Tergerak Oleh Belaskasihan

Bacaan: Kej. 32:22-32, Matius 9:32-38

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. (Mat.9:35-36)

Sahabat pelita hati,

“MELIHAT orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.” Sabda Tuhan ini membawa ingatan saya pada pelayanan yang pernah saya jalani selama dua belas tahun di Tanah Papua, khususnya di Keuskupan Manokwari-Sorong, Papua Barat. Kendati sehari-hari saya tinggal di pusat keuskupan dan melayani di salah satu Perguruan Tinggi Agama Katolik (Kateketik), namun setiap Paskah dan Natal selalu melayani (asistensi) di kampung-kampung pedalaman. Melayani umat di pedalaman memang banyak cerita yang indah sekaligus menakutkan. Indah karena “domba-domba” yang haus pelayanan dapat terlayani dan tentu saja menyenangkan. Maklumlah tempat di pedalaman yang hanya dua kali dalam setahun bisa merayakan ekaristi, di hari Natal dan Paskah. Namun jika mengingat kembali perjalanan menuju kampung-kampung di pedalaman itu  terasa “ngeri-ngeri sedap”, karena harus mengarungi samudra luas dengan “boat” kecil dan menyusur sungai-sungai besar di tengah hutan belantara yang tidak kalah “ekstremnya”. Hanya untuk melayani tidak lebih dari tigapuluh umat di salah satu stasi, harus menempuh perjalan laut lebih dari tujuh jam,  menerjang derasnya ombak laut dan muara sungai yang membahayakan. Kala itu sangat menyeramkan kendati kini bisa tersenyum bangga saat mengingatnya.

Sahabat terkasih,

Pelita sabda hari ini tentu sangat meneguhkan bagi para pelayan pastoral terutama yang harus melayani “domba-domba terlantar” di kampung-kampung pedalaman. Sementara bagi umat yang tinggal di kota dan sangat mudah mendapatkan pelayanan serta ibadah, saatnya untuk bertanya diri: apakah saya telah menggunakan kemudahan dalam ibadah dengan sebaik-baiknya? Atau kita masih suka malas untuk datang ke gereja? Sadarkah bahwa sikap kita ini tidak adil terutama jika ingat akan banyaknya umat di pedalaman yang haus akan pelayanan namun karena terbatasnya tenaga serta sulitnya medan pelayanan mereka hanya dua kali dalam setahun mendapat pelayanan pastor. Semoga kisah ini mendorong kita untuk semakin rajin dalam beribadah dan memuji Tuhan. Berkah Dalem.

Jayalah Indonesiaku,
badai pasti berlalu.
Tuhan adalah gembalaku
aku terjamin slalu.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version