Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Pelita sabda hari ini berkisah tentang perumpamaan seorang penabur. Ada beberapa kondisi tanah beragam yang ditampilkan. Hal ini mengingatkan bahwa ada beragam tanggapan manusia terhadap sabda keutamaan Tuhan.
Benih yang jatuh di pinggir jalan berarti mendengar tetapi tidak mengerti. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu berarti mendengar tetapi tidak berakar. Yang jatuh di tengah semak duri berarti mendengar tetapi tidak berbuah. Akhirnya, yang jatuh di tanah baik berarti mendengar dan mengerti sehingga menghasilkan buah berlimpah.
Sahabat terkasih,
Marilah berusaha menjadi tanah yang baik dan subur. Harapannya, benih keutamaan dan benih kebaikan itu tumbuh berkembang dalam diri kita.
Mengawali hari ini, marilah kita arahkan hati kepada Tuhan. Siap menerima benih-benih sabda keutamaan agar hidup kita menghasilkan buah-buah kebaikan yang berlipat-lipat. Akhirnya, dapat berdaya guna bagi sesama. Tetap semangat dan Berkah Dalem
Ke Pekalongan membeli batik,
batik sutera dengan warna memikat.
Benih yang jatuh di tanah yang baik,
menghasilkan buah yang berlipat-lipat.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Kel. 16:1-5,9-15;
Matius 13:1-9
Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”