Home LENTERA KEHIDUPAN Percikan Api Sepanjang Tahun: The Gangnam Style dan Kekuatan Impian Menggapai...

Percikan Api Sepanjang Tahun: The Gangnam Style dan Kekuatan Impian Menggapai Keinginan

0

Power of DreamsSIAPA yang tidak tahu lagu Gangnam style? Semua orang  tahu lagu fenomenal yang dinyanyikan Psy, penyanyi rapper asal Korea Selatan. Dari orangtua sampai anak-anak hafal lagunya sambil menggerak-gerakkan tangan dan kaki ala penunggang kuda….oppah gangnam style,…. oppah gangnam style!

Saya sendiri mulanya tidak begitu tahu lagu tersebut, tetapi karena sering sekali diputar di radio, lama-lama saya jadi penasaran dengan lagu ini.

Penyanyi Gangnam Style adalah Park Jae Sang (34) atau yang lebih terkenal dengan nama Psy.

Pertama kali saya menonton aksinya di YouTube, saya langsung terkesima. Ia sepertinya meyanyikan lagu ini tanpa beban, gerakannya benar-benar luwes dan lucu. Ia tak peduli dengan bodinya yang tak bisa dibilang langsing dan penampilan wajahnya yang kurang ganteng. Psy nampak all out dan hasilnya memang membuat banyak orang terpesona. Ia menjadi tenar tiba-tiba.

Undangan sebagai selebritis papan atas mengalir deras. Videonya dilihat pengunjung YouTube sebanyak 143 juta kali. Sebuah angka fantastik tentunya. Bahkan Justin Beiber dan Madonna pun terkena demam Gangnam style ini. Dan kabarnya Presiden Barack Obama pun secara khusus mengundang Psy untuk tampil pada perayaan Natal kepresidenan menyanyikan lagu Gangnam Style..yang tentunya liriknya sudah disesuaikan dengan tema natal menjadi ….oppa Christmas style….Luarbiasa!

Kini Psy sudah menjadi penyanyi top dunia karena lagu Gangnam Style.

Sebenarnya lagu ini mengisahkan sebuah impian. Impian setiap warga Korea yang mendambakan kehidupan mewah ala Gangnam. Gangnam adalah daerah elite di Korea Selatan, bahkan kelasnya setara dengan Beverly Hills di California, Amerika. Di dalam lagunya Psy berpura-pura menjadi seorang pemuda Gangnam yang bergelimang harta dan ia mencoba merayu seorang wanita pujaannya.

Pygmalion

Ngomong-ngomong soal berpura-pura saya jadi teringat sebuah legenda terkenal dari  Yunani “The Pygmalion”.

Dikisahkan Pygmalion adalah seorang pematung kelas wahid yang sulit dicari tandingannya. Sayangnya, ia memutuskan hidup sendiri tidak menikah. Ia berpikir kehadiran seorang perempuan hanya mendatangkan masalah dalam hidupnya. Namun sebagai manusia normal, ia tetap memiliki birahi terhadap lawan jenis. Oleh karena itu ia memahat sebuah patung gading wanita yang amat cantik.

Patung perempuan ini ia namai Galatea. Galatea sungguh sempurna kecantikan dan kemolekannya. Hampir setiap hari Pygmalion bercengkerama dengan patungnya ini. Ia benar-benar jatuh hati dan memperlakukan Galatea sebagai benda hidup. Ia memberi Galatea pakaian indah dan menghadiahinya dengan taburan mutiara disekujur tubuhnya. Pendek kata, Pygmalion sungguh bahagia hidup bersama patungnya. Hingga suatu hari pada perayaan pesta rakyat untuk memuja Dewi Venus, Pygmalion memanjatkan sebuah doa meminta seorang pendamping yang seperti perawan gading. Rupanya doanya didengar oleh Dewi Venus yang kemudian, atas seizin Dewa Zeus, menghembuskan nafas kehidupan kepada Galatea.

Singkat cerita akhirnya Pygmalion hidup bahagia bersama Galatea sampai akhir hidupnya.

Kekuatan impian

Ada kemiripan kisah Psy dan Pygmalion. Mereka sama-sama punya impian dan berani mewujudkannya melalui cara yang tidak biasa. Impian Psy untuk menjadi terkenal dan kaya raya bukan sekedar impian di siang hari bolong. Melalui ide kreatifnya, berpura-pura menjadi pemuda Gangnam yang tajir, ia kini sungguh-sungguh bisa menjelma menjadi seorang selebritis dunia yang kekayaannya barangkali melebihi penghasilan warga Gangnam sendiri. Pygmalion dalam legenda Yunani tadi juga memiliki impian terdalam yang tak terucap. Setiap hari, ia menghayati kehidupan yang penuh khayalan bersama patungnya. Sampai pada suatu ketika Dewa Venus mendengar doa yang dipanjatkan dari hasrat terdalam Pygmalion.

Saya sih bukan orang yang suka berkhayal atau berpura-pura, sebab menurut saya hal itu buang-buang waktu saja. Tetapi yang menarik dari kisah ini bukan masalah pura-puranya, melainkan kekuatan sebuah impian. Impian yang diwujudkan dalam visualisasi sesuai dengan harapan masing-masing pribadi.

Buku The Secret, karangan Rhonda Byrne membuka wawasan pembacanya untuk dapat menembus keterbatasan akal dan pikiran manusia. Dikatakan bahwa apa pun yang dipikir akal manusia, dapat dicapai. Salah satu cara yang unik adalah memperlakukan diri atau dunia seolah-olah apa yang kita harapkan itu sudah terjadi. Saat merindukan jodoh yang tak kunjung datang, disarankan agar kita sungguh-sungguh berbuat seolah sang pujaan hati itu memang sudah ada di rumah kita dengan menyediakan tempat untuk dirinya, misalnya.

Hehehe. ..aneh memang, tetapi begitulah kekuatan visualisasi bekerja.

Mobil impian

Saya pernah, sih mencoba seperti itu. Ingin membeli mobil idaman, lalu saya berpura-pura seolah mobil baru saya sudah datang. Saya sediakan tempat khusus di garasi, saya datangi showroom mobil impian saya dan saya beli dompet gantungan untuk kunci mobil baru saya. Setiap hari saya yakini bahwa mobil baru saya sedang dalam perjalanan dari showroom ke rumah.

Hasilnya  memang luarbiasa…beberapa bulan kemudian si mobil idaman ini sudah nongkrong di garasi rumah saya. Semudah itukah?

 

Saya juga tidak berani membuat statement pasti untuk menjawabnya.

Tetapi hal itu saya alami sendiri. Bahkan sampai sekarang saya masih suka menggunakan kekuatan visualisasi saya dalam kehidupan.  Berpikir jauh di atas kemampuan real kita tidak salah, toh?

Asalkan kita tetap dapat mengontrol isi pikiran kita dan menggunakannya untuk hal-hal positif. Banyak penemu-penemu dunia yang berani berpikir menembus keterbatasan akal manusia dan mereka berhasil. Siapa sangka impian Wright Bersaudara untuk terbang, yang kala itu dianggap mustahil olah banyak orang, kini sungguh-sungguh terbukti. Berbagai macam jenis pesawat kini sudah bersliweran di angkasa menerbangkan ribuan manusia ke seluruh penjuru dunia.

Ini saya sekarang sudah ada di Central Park, mall terbesar di kawasan Jakarta Barat. Saya sudah membeli tiket Rp30.000 untuk bisa masuk ke dalam event Koreaholic Fest yang diadakan Gramedia. Festival ini khusus diadakan bagi para penggemar budaya Korea, baik tradisionalnya maupun tren popnya. Dan di sini saya bisa menikmati berbagai unsur Korea, mulai dari kuliner hingga kesenian musiknya.

Ya, akhir-akhir ini saya lagi suka mengumpulkan banyak informasi tentang Korea. Semua artikel dan buku tentang Korea saya baca habis, bahkan saya sudah mulai mengintip harga tiket pesawat di maskapai-maskapai tujuan Korea. Wah, apa saya sedang menggunakan kekuatan visualisasi saya, ya untuk bisa terbang ke Korea  dan mengunjungi kota Gangnam, kota impian warga Korsel tersebut?

Wallahualam bissawab!

Artikel terkait:

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version