Home BERITA Pringsewu, Lampung: Pemuda Lintas Iman Merajut Kebhinekaan

Pringsewu, Lampung: Pemuda Lintas Iman Merajut Kebhinekaan

0
150 tahun Kongregasi Suster FSGM dan forum bina kebhinekaan antar pemuda lintas iman. (Ist)

KAUM muda lintas agama di Kabupaten Pringsewu, Lampung, berkomitmen menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan cara merawat kerukunan.

Komitmen tersebut dinyatakan dalam kegiatan dialog lintas agama, Sabtu (20/7/2019) di Rumah Retret Laverna.

Dialog dalam rangka Youth Gathering memperingati 150 tahun Kongregasi FSGM ini bekerjasama dengan Pemuda Katolik Komcab Pringsewu.

Kegiatan yang dihadiri 300 Orang Muda Katolik perwakilan dari berbagai daerah di Lampung menghadirkan nara sumber pemuda lintas agama, yakni:

  • Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Pringsewu M Sofyan.
  • Ketua Bidang Hukum-HAM Pemuda Katolik Lampung Falentinus Andi.
  • Ketua Forum Pemuda Kristen Pringsewu (FPKP) Nugroho Santosa.
  • Ketua Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Pringsewu Hendri Anoko.
  • Ketua Pemuda Budayana Pringsewu Kristina.

Sebagai moderator dalam dialog tersebut adalah Sr. Valentina FSGM.

Acara menjadi semakin hidup dengan kehadiran aktor Indonesia Rony Dozer.

Ketua GP Ansor Kabupaten Pringsewu M Sofyan berharap persatuan dan kesatuan dapat selalu terjaga karena perbedaan adalah kekayaan dan anugerah bagi bangsa Indonesia. Persatuan, demikian menurut Sofyan, harus senantiasa diwujudkan di segala dinamika kehidupan masyarakat. Porak-porandanya bangsa Indonesia akan terjadi bukan masalah ekonomi tetapi masalah persatuan.

“Oleh karena itu, saya berharap kita semua yang hadir memiliki komitmen menjaga persatuan yang berlandaskan pada toleransi serta saling mengingat kita semua memiliki latarbelakang yang berbeda. Pancasila menjadi utuh karena persatuan yakni Sila Ketiga. Tanpa Sila Ketiga, sila-sila lain dalam Pancasila tidak memiliki makna. Karena menyadari perbedaan yang begitu komplek, para pendiri negara memasang motto ‘Bhinneka Tunggal Ika’ sebagai pengikat kita semua,” ujar Sofyan.

Kesaksian dari komedian.

Pernyataan Sofyan diamini oleh Ketua Bidang Hukum dan HAM Pemuda Katolik Lampung Falentinus Andi yang mengharapkan keterlibatan secara aktif dari kaum pemuda dalam membangun toleransi.

Toleransi tidak hanya terkait dengan agama, tetapi juga suku, golongan atau kelompok dan ras.

“Kalau dilihat dari sejarah, perpecahan atau persatuan berasal dari kelompok muda suatu bangsa. Kelompok pemuda memiliki energi yang besar untuk mendorong terjadinya suatu perubahan. Jika energi itu positif, pembangunan sebuah bangsa akan terjadi. Namun jika energinya negatif, ancaman kehancuranlah yang dihadapi oleh sebuah bangsa. Oleh karena itu, memahami satu sama lain lalu berinteraksi tanpa mendahulukan perbedaan adalah langkah yang positif dapat dimulai oleh setiap generasi. Gotong Royong yang menjadi inti Pancasila tidak mungkin akan terwujud jika toleransi dan sikap saling menghormati tidak dibangun terlebih dulu,” tegas Falentinus Andi.

Ketua FPKP Pringsewu Nugroho Santosa berharap, pemuda Pringsewu mampu membangun sinergi sebagi cara untuk mewujudkan kerukunan dan saling pengertian. Setelah itu, menurut Nugroho, pembangunan fisik baru bisa dilaksanakan.

Oleh karena itu, merajut kebhinekaan merupakan nilai luhur yang harus terus dilakukan oleh pemuda Pringsewu dan ini merupakan warisan dari para pemimpin bangsa dan pendiri negara.

Sependapat dengan itu, Ketua Pemuda Budayana Pringsewu Kristina menilai perbedaan itu sebagai sebuah keniscayaan. Jangankan keyakinan, menurut dia, insan yang terlahir dari satu rahim saja tidak sama.

Oleh karena itu lah, dia berharap, dengan perbedaan tersebut bisa mencari kesamaan yang dapat merekatkan. Karena ia yakin, tidak ada agama yang mengajarkan kebencian terhadap sesama.

Lebih lanjut, Ketua Peradah Pringsewu Hendri Anoko berharap supaya wawasan kebangsaan dapat menjadi pedoman dalam keberagaman. Sehingga bisa tercipta keharmonisan dalam kemajemukkan.

“Sebagai generasi muda pilarnya bangsa dapat merealisasikan empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya.

Rony Dozer yang juga salah satu komedia ini memberi testimoni terkait toleransi umat beragama dalam dunia artis. Pengalamannya tersebut diharapkan dapat mengispirasi peserta dialog kebangsaan. Supaya kaum muda tumbuh menjadi generasi yang toleran di tengah masyarakat.

Dalam acara tersebut juga diperkenalan pentas seni keagamaan. Di antaranya kesenian rebana Islam, dan kirtanam atau kidung suci keagamaan dari agama Hindu.

Dalam acara tersebut juga dinyanyikan lagu-lagu nasional. Di antaranya Rayuan Pulau Kelapa, dan Bangun Pemudi Pemuda.

Simak rekaman peristiwanya di sini:

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version