Home BERITA Rahmat Tuhan Ubah Orang Biasa jadi Rasul Luar Biasa

Rahmat Tuhan Ubah Orang Biasa jadi Rasul Luar Biasa

0
29 views
Tuhan Yesus bersama para rasul-Nya

Minggu, 29 Juni 2025

Kis. 12:1-11.
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9.
2Tim. 4:6-8,17-18.
Mat. 16:13-19

TIDAK jarang kita merasa tidak layak untuk terlibat dalam misi Yesus melalui Gereja-Nya.

Perasaan itu muncul karena kita sadar akan kelemahan, dosa, dan keterbatasan kita. Kita merasa terlalu kotor untuk menjadi alat-Nya, terlalu lemah untuk memikul salib-Nya, dan terlalu kecil untuk menjadi saksi kasih-Nya. Namun, perasaan itu, meski wajar dan beralasan, tidak boleh menjadi alasan untuk menolak panggilan Tuhan.

Kita diingatkan akan kisah dua rasul besar yang kita rayakan hari ini: Santo Petrus dan Santo Paulus.

Keduanya adalah pribadi yang secara manusiawi jauh dari kata “layak”. Petrus adalah nelayan yang kasar, penakut, bahkan menyangkal Yesus tiga kali. Paulus adalah penganiaya umat Kristiani, orang yang berdiri di barisan musuh Gereja pada awalnya.

Namun, justru kepada merekalah Tuhan mempercayakan tugas besar: membangun Gereja dan mewartakan Injil ke seluruh dunia.

Tuhan Yesus tidak menunggu mereka menjadi sempurna terlebih dahulu. Ia memanggil, lalu membentuk mereka dalam kasih dan kebenaran. Mereka diubah bukan karena kekuatan mereka sendiri, melainkan karena rahmat dan penyertaan Tuhan.

Yesus yang sama yang memanggil Petrus dan Paulus, juga memanggil kita hari ini. Ia tahu siapa kita, dosa-dosa kita, ketakutan kita, bahkan kemungkinan bahwa kita akan gagal. Tetapi Ia tidak mundur karena itu. Justru di dalam kelemahan kita, kuasa-Nya dinyatakan. Kita dipanggil bukan karena kita layak, melainkan karena Ia mampu membuat kita layak.

Ketika kita merayakan Santo Petrus dan Santo Paulus, kita merayakan ketabahan mereka dalam penderitaan, kesetiaan mereka dalam tugas, dan keberanian mereka menghadapi penolakan dan aniaya. Namun lebih dari itu, kita juga merayakan rahmat Tuhan yang sanggup mengubah orang biasa menjadi rasul luar biasa.

Itulah harapan kita: bahwa Tuhan yang sama akan menyertai dan menguatkan kita dalam perutusan yang telah Ia percayakan kepada kita.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”

Yesus berkata, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.” Ini bukan sekadar simbol kekuasaan, tetapi juga kepercayaan yang sangat besar. Tuhan mempercayakan kepada manusia, kepada Gereja, kepada Petrus dan para penerusnya, tugas untuk menjadi penjaga dan penuntun umat menuju keselamatan.

Gereja yang didirikan Kristus tidak hanya memiliki tugas membimbing, tetapi juga wewenang rohani yang besar: untuk mengikat dan melepaskan. Ini adalah dasar dari sakramen rekonsiliasi, pengampunan dosa, pengajaran iman yang benar, dan peneguhan dalam hidup rohani umat.

Kita pun, dalam cara dan panggilan kita masing-masing, telah dipercayakan “kunci-kunci kecil” kesempatan untuk membuka pintu kebaikan, pengampunan, dan kasih bagi sesama.

Lewat perkataan dan tindakan kita, kita bisa “melepaskan” orang lain dari rasa bersalah, luka batin, dan keputusasaan. Atau sebaliknya, kita bisa “mengikat” mereka dalam dosa jika kita bersikap keras, menghakimi, dan tidak adil.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku terbuka akan rahmat Allah yang hendak mengubah hidupku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here