Home BERITA RS Brayat Minulya Surakarta kepada Kepsek Yayasan Kanisius: Awas Saraf Terjepit

RS Brayat Minulya Surakarta kepada Kepsek Yayasan Kanisius: Awas Saraf Terjepit

0
39 views
Sosialisasi tentang penyakit saraf kejepit oleh tim dokter RS Brayat Minulya Surakarta kepada jaajran guru dan staf Yayasan Kanisius Surakarta. (FX Juli Pramana)

RUMAH Sakit Brayat Minulya Surakarta menyelenggarakan kegiatan sosialisasi kesehatan bertajuk Penanganan Saraf Terjepit bagi para kepala sekolah dan guru Yayasan Kanisius Cabang Surakarta. Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan rapat rutin kepala sekolah Yayasan Kanisius bulan Juni 2025 dan diikuti oleh 42 peserta; terdiri dari para kepala sekolah, guru perwakilan, dan staf yayasan.

Hadir sebagai narasumber dari tim medis RS Brayat Minulya antara lain: dr. Christiana HH, Sp.KFR, dr. Agusta Christin A, serta dr. Elisabet Susilowati MM selaku Kepala Humas dan Marketing.

Cara duduk yang benar guna kurangi risiko sakit saraf kejepit oleh tim dokter RS Brayat Minulya Surakarta. (FX Juli Pramana)
Cara duduk yang benar tepat juga sehat. Ini guna kurangi risiko sakit saraf kejepit oleh tim dokter RS Brayat Minulya Surakarta. (FX Juli Pramana)

Pemahaman tentang saraf terjepit

Saraf terjepit merupakan kondisi yang kerap dialami oleh orang dewasa; terutama karena dampak alami tekanan berlebih dari jaringan sekitarnya seperti otot atau tulang.

Akibatnya, penderita mengalami nyeri hebat, kesemutan, atau kebas yang dapat muncul saat aktivitas maupun ketika beristirahat. Dalam kasus ringan, kondisi ini dapat membaik dengan sendirinya atau melalui terapi rutin. Namun jika parah, dapat memerlukan tindakan operasi.

Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pendidik akan pentingnya menjaga kesehatan saraf dan tulang belakang guna mendukung produktivitas kerja serta kualitas hidup secara menyeluruh. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar saraf terjepit, terapi air (hidroterapi), serta berbagai kiat menjaga kesehatan punggung saat bekerja.

Praktik fisik guna tanggulangi risko sakit saraf terjepit. (FX Juli Pramana)

Nyeri punggung bawah dan upaya pencegahannya

Tim medis juga memaparkan bahwa low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu keluhan umum pada usia di atas 50 tahun. Penyebabnya bervariasi; mulai dari cidera, aktivitas fisik berlebihan, hernia, artritis, hingga gangguan organ dalam seperti ginjal atau ovarium.

Pencegahan dapat dilakukan dengan memperbaiki postur tubuh saat duduk dan berdiri, rutin berolahraga seperti berjalan atau berenang, tidur menyamping, menjaga berat badan, serta menghindari mengangkat beban berat.

Pengobatan nyeri punggung meliputi istirahat cukup, konsumsi obat pereda nyeri, fisioterapi, dan hidroterapi.

Hidroterapi sebagai inovasi pengobatan

Salah satu metode inovatif yang diperkenalkan dalam sosialisasi ini adalah hidroterapi. Menurut dr. Christiana HH, Sp.KFR, hidroterapi atau terapi air memanfaatkan sifat air untuk meringankan gejala dan memperbaiki fungsi tubuh; terutama pada pasien dengan gangguan tulang, otot, sendi, saraf, serta keterbatasan gerak dan kekuatan otot.

Terapi ini dilakukan di dalam kolam khusus dan sangat bermanfaat bagi pasien yang tidak memungkinkan untuk latihan fisik di darat.

Para guru dan staf Yayasan Kanisius Surakarta mendapat paparan tentang risiko sakit saraf terjepit oleh rim RS Brayat Minulya Surakarta. (FX Juli Pramana)

Edukasi praktis: gerakan dan postur sehat

Selain paparan teori, peserta juga diajak melakukan latihan postur duduk yang benar saat bekerja, khususnya saat menggunakan komputer, serta gerakan peregangan ringan untuk mencegah otot tegang akibat duduk terlalu lama.

Sinergi pendidikan dan kesehatan

Menutup sesi sosialisasi, Kepala Yayasan Kanisius Cabang Surakarta Romo Joseph MMT Situmorang SJ mengajak seluruh kepala sekolah dan guru untuk membangun sinergi antara pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Ia menegaskan pentingnya memperhatikan hak siswa untuk mendapatkan edukasi kesehatan yang memadai dan membudayakan pola hidup sehat, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.

Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mendukung peningkatan kualitas hidup para pendidik sekaligus memperkuat perhatian terhadap kesehatan warga sekolah secara menyeluruh.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here