Home LENTERA KEHIDUPAN PUISI dan SAJAK Tamu Luar Biasa Istimewa

Tamu Luar Biasa Istimewa

0

MEREKA ini tibatiba datang tanpa Kencan. Saat pukul tiga sore kurang sepuluh menit kubangun untuk bersiap-siap berdoa Koronka Kerahiman Ilahi, dan sesudahnya kulihat ada miscall di androidku. Baru mau kutelpon balik ternyata nomor yang sama yang belum tersimpan di perangkatku itu muncul lagi di layar perangkatku dan kupencetlah answer maka terdengar suara meriah di sana, “Romo di mana? Kami sudah di Ungaran neh? Turun ya?” “Iki sapa ya?” “Aku Samuel dan teman-teman pengurus Misdinar Kebon Dalem Mo! Turun ya?” “Ya sik, tungguh seperempat jam ya. Tak adus sik!” Pet. Suara hilang. [Baru tahu kemudian ternyatan baterai habis hihihihi. Untung sudah nyambung.]

Tak lama kemudian, saatku mau mandi, pintu kamarku diketok. Kubuka. Mas Anto koster Ungaran berkata, “Ada tamu Romo!” “Njih Mas, suruh nunggu dulu ya!” jawabku lalu menutup pintu kamar dan melangkah menuju kamar mandi…. byurrrr. Airnya duiiingiiiin pollll!

Sembilan orang remaja itu tertawa-tawa saat kusapa Mereka dan kusalami satu per satu sambil bertanya, “Apa kabar?” Hampir serempak Mereka menjawab, “Luar biasa!” “Luar biasa apa?” tanyaku lagi. “Luar biasa baik!” sahut Mereka lagi. “Nah gitu donk, yang lengkap. Luar biasa itu bisa luar biasa buruk, bisa luar biasa baik, bisa pula luar biasa istimewa…” jelasku.

Kupersilahkan Mereka duduk. Kebetulan, tadi siang ada parsel Natal dari Umat yang kutaruh di lemari es di ruang tamu pastoran. Kukeluarkan dan Anas, memotongnya, menjadi dua belas iris. Wowowo, pas untuk Mereka dan saya, dan kubilang, yang dua iris ditaruh dipiring dahulu, nanti kuhaturkan Romo Darmadi, Pastor Kepalaku di sini. Jangan dihabiskan hahaha! Anas, sigap mengambil piring dan meletakkan keduanya di atasnya, selebihnya dibagi untuk kami bersepuluh… Alfred dan Anas mengambil dua irisan yang terbesar sesuai dengan porsi tubuh mereka yang ndut… padahal ada Indra yang lebih berhak sebab dia paling ndut dari semuanya.

Sementara Anas mengiris kue, Sammy Samuel saya minta membacakan renungan Natalku yang hari ini dimuat di Suara Merdeka. Dia membacakan layaknya seorang lektor yang sedang membacakan bacaan pertama kepada umatnya. Samuel ini anak Merto asal Gedangan tapi dulu saya daftarkan melalui Kebon Dalem atas ijin pastor paroki Gedangan mengingat dia sejak kecil aktif di Kebon Dalem. Dia sedang liburan Natal.

Sammy sangat bagus membacakan renungan itu untuk teman-temannya dengan mengulangi bagian terakhir yang tertulis, “Yesus Kristus, yang menampilkan wajah kerahiman Allah meminta kita terutama tidak menghakimi dan tidak menghukum (bdk. Luk 6:37-38). Sementara kita manusia, setiap kali kita menghakimi, kita hanya melihat tidak lebih jauh dari permukaan, sedangkan kerahiman-Nya memandang kedalaman jiwa. Maka, buah sukacita Natal dan kerahiman yang bisa kita bagikan adalah dengan cara membuang rasa iri, cemburu, kecenderungan bergosip dan sikap menjelekkan yang lain. Sukacita Natal adalah kerahiman dan pengampunan. Mari kita jadikan kado Natal dalam kehidupan bersama. Selamat Natal 2015.”

Lalu saya bilang ke mereka, nah, tuh, bagian terakhir itu, jadikan kado Natal 2015 untuk siapa saja yang kau jumpai, untuk teman-temanmu dan semua yang lain.

Sambil menikmati kue itu, Albert masih bertanya, “Tahun Yubileum itu apa Romo?” Jawabku, “Tahun Yubileum adalah tahun penuh syukur dan diserukan pada momen-momen tertentu oleh seorang Paus. Tahun 2000 diserukan oleh Paus Johanes Paulus II sebagai Tahun Yubileum dua ribu tahun penebusan. Tahun 2015-2016 (8 Des – 20 Nov) diserukan Paus Fransiskus sebagai Tahun Yubileum Luar Biasa untuk mensyukuri Pesta Emas Penutupan Konsili Vatikan II dan disebut Yubileum Kerahiman. Bersyukurlah kita dalam waktu dekat mengalami dua kali tahun Yubileum. Nanti ada Tahun Yubileum Agung 2033 mengenang wafat dan kebangkitan Yesus Kristus dalam dua milenium sebab diyakini bahwa Yesus wafat dan bangkit pada tahun 33 Masehi. Begicu, Nak!”

23 Des - Puisi - Pic 2

Tanpa terasa, kunjungan itu menjadi seru juga, hingga kemudian Mereka semua berpamitan: Albert, Grace, Anas, Lala, Antoni, Jordi, Indra, Samuel dan Steven.

Terima kasih teman-teman atas kunjungan kalian. Meski tidak kencan, syukurlah kita bisa saling jumpa. Untung pas aku di rumah karena pada pukul 18.00 WIB akan mempersembahkan Misa Syukur Hari Ibu dan Komunitas Caos Dhahar Romo, makanya, meski tidak janjian, kita bisa saling jumpa. Hadeh ternyata Mereka pada naik kendaraan bermotor. Ah. Hati-hati ya Nak!

Xiexie Zhu Yesus bao you nimen!

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version