Home BERITA Temu Pengurus Paguyuban Devosan Kerahiman Ilahi (PDKI) Tanjungkarang: Tak Perlu Hebat

Temu Pengurus Paguyuban Devosan Kerahiman Ilahi (PDKI) Tanjungkarang: Tak Perlu Hebat

0
Pertemuan Pengurus Paguyuban Devosan Kerahiman Ilahi (PDKI) St. Perawan Maria Keuskupan Tanjungkarang (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

ACARA Temu Pengurus Paguyuban Devosan Kerahiman Ilahi (PDKI) “St. Perawan Maria” Keuskupan Tanjungkarang ini bertema “Saling Membangunlah Kamu Seperti yang Memang Kamu Lakukan.” (1 Tes 5:11 B). Berlangsung hari Minggu 21 Januari 2024 di aula Penyejuk Jiwa, Kedaton, Bandarlampung.

Forum Menimba Kerahiman Ilahi demi Pelayanan tanpa Batas ini dihadiri sekitar 125 orang anggota PDKI. Selain itu ,juga hadir perwakilan Serikat Sosial Vinsensius (SSV), Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM), Legio Mariae, dan Badan Pelayanan Keuskupan Pembaruan Karismatik Katolik (BPK PKK).

Sebelum penyampaian program kerja tahun 2024 setiap paroki/unit pastoral, diadakan Perayaan Ekaristi. Dipimpin oleh Moderator PDKI Romo Vincentius Anggoro Ratri SCJ.

Romo Anggoro Ratri SCJ memimpin Perayaan Ekaristi pada pertemuan pengurus PDKI Keuskupan Tanjungkarang. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)
Mengiktu Perayaan Ekaristi sebelum dimulainya temu Pengurus Devosan Kerahiman Ilahi Keuskupan Tanjungkarang. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Penjala manusia

Dalam homilinya, Romo Anggoro sapaan akrabnya, mengatakan bahwa semua yang hadir di tempat ini memiliki latar belakang permasalahan yang berbeda-beda.  Ada yang bermasalah dengan keluarga, komunitas, ekonomi, dll. Yesus pun memanggil murid-murid-Nya dengan latar belakang berbeda-beda. Mereka diutus untuk menjadi penjala manusia. Mengumpulkan dan menyelamatkan banyak orang.  

Untuk itu Romo Anggoro meminta agar di manapun kita berada, kita mampu memancarkan kasih Allah. Maha rahim. Maha Pengampun. Untuk mencapai ke arah itu, tidak mudah. Nyatanya, sampai saat ini meski sudah lama menjadi anggota PDKI, masih ada yang mengalami sakit hati dan merasa tidak berkembang hidup rohaninya.  

Bukan Kelompok Sosial

Sebelum pemaparan program kerja, Romo Anggoro mengatakan, program kerja itu tidak perlu yang hebat dan besar-besar, karena butuh dana besar. Yang penting bisa dijalani dengan hati tulus dan sukacita. “Ingat ini kelompok doa, bukan kelompok sosial dan media sosial,” ujarnya.   

Ia menyebut: berdoa. Kunjungan orang sakit, miskin dan menderita adalah program yang tak kalah hebat. Justru karya itu sejalan dengan kehadiran Gereja Katolik: berpihak pada kaum lemah dan miskin.

PDKI mengikuti Perayaan Ekaristi (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Bergerak dengan diam

Pastor Paroki Santo Yohanes Rasul Kedaton Romo Petrus Tripomo memberikan spiritualitas untuk anggota PDKI ini. Teladan dan semangat PDKI dari seorang sosok suster biarawati yang telah diangkat menjadi seorang yang suci: Santa Faustina. “Ia bergerak dengan diam,” ujar Romo Tri, panggilan akrabnya.

Dengan ‘diam’ nya itu St. Faustina mewartakan tentang Kerahiman Ilahi: Allah yang Ilahi. Allah Yang Maha Rahim. Kasih Allah seperti samudera. Luas. Tak bertepi. Samudera tak pernah menolak kehadiran barang yang dibuang orang  ke dalamnya. Termasuk sampah dan barang yang sudah tak berguna lagi. Semua direngkuhnya. “Itu seperti kasih Allah,” kata Romo Tri.

Romo Petrus Tripomo Pr menerima tanda kasih usai memberikan paparan tentang spiritualitas kepada PDKI (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Romo menunjuk beberapa hal yang ada di dalam kerahiman ilahi. Di antaranya: 

  • Pertama, maaf. Berani meminta maaf dengan rendah hati karena tidak ada seorang pun yang sempurna. Maka kita harus setiap saat meminta maaf kepada keluarga, komunitas, dan orang lain.  
  • Kedua, Sakramen Tobat. Semakin sering kita menerima Sakramen Tobat, semakin terasahlah suara hati kita.
  • Ketiga, berdamai satu sama lain.
  • Keempat, mengeluarkan energi yang positif. Seperti: mengunjungi orang sakit dan yang dipenjara, melayat, mendampingi orang yang menghadapi sakrat maut agar rela, pasrah, dan ikhlas kepada Tuhan.

Dan yang tak kalah penting, PDKI itu di bawah naungan Gereja Katolik. Maka, perlu menjalin komunikasi dan taat kepada hirarki Gereja.

Silih atas dosa

Pamong PDKI Cicilia Tresnaningsih Carlost mengatakan, tahun ini PDKI Keuskupan Tanjungkarang sudah memasuki usia ke-26. Ia mengajak agar semua mawas diri. “Mari kita melihat diri kita masing-masing, apakah sampai saat ini kita masih mencari-cari sesuatu yang tujuannya untuk kepuasan diri sendiri,” katanya.

Carlos berharap, semoga lewat program-program tahun 2024 ini semua saling mengisi. Mendukung. Bersinergi. Terlebih menjadikan semua itu sebagai persembahan kepada Sang Kerahiman Ilahi.

“Mari kita berjalan bersama. Kita terus-menerus menjalankan olah rohani. Kalau ada sesuatu yang menyakitkan hati karena tindakan teman kita, kita jadikan itu semua sebagai silih atas dosa-dosa kita,” ajaknya.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version