Home BERITA Universitas Sanata Dharma Kukuhkan Tiga Guru Besar: Prof. CB Mulyatno, Prof. Sarwoto,...

Universitas Sanata Dharma Kukuhkan Tiga Guru Besar: Prof. CB Mulyatno, Prof. Sarwoto, dan Prof. Herry Pribawa Suryawan

0
950 views
Pengukuhan Romo CB Mulyatno Pr menjadi guru besar bidang filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Rabu 30 April 2025. (Panitia)

REKTOR Universitas Sanata Dharma Romo Albertus Bagus Laksana PhD, SJ mengukuhkan Romo Dr. CB. Mulyatno Pr menjadi guru besar bidang filsafat pendidikan dan berhak menyandang predikat profesor. Prosesi pengukuhan dilaksanakan di Ruang Drost, Kampus Universitas Sanata Dharma, Paingan, Mrican, Sleman, DIY, hari Rabu, 30 April 2025.

Pada kesempatan pengukuhannya sebagai profesor hari ini, Romo Prof. Dr. CB Mulyatno Pr menyampaikan pidato akademis dengan judul
“Pedagogi Kesetiakawanan Digital Berdasarkan Filsafat Pendidikan Integral Yusup Bilyarta Mangunwijaya”.

“Dalam filsafat pendidikan integral dan kontekstual, Romo Mangun telah menempatkan pedagogi kesetiakawanan atau solidaritas sebagai jiwa yang mendasari proses pendampingan dan pembelajaran.

Mengingat pendidikan selalu berkarakter kontekstual sesuai perkembangan zaman (Mangunwijaya, 2020b), perkembangan teknologi digital merupakan konteks yang perlu direfleksikan secara kritis yang ditopang kecerdasan hati nurani sebagaimana tampak dalam kehidupan rakyat yang dengan tulus, tangguh, dan murah hati untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia (Mangunwijaya, 1997, 1999a),” ungkap imam diosesan Keuskupan Agung Semarang dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar.

“Kecerdasan hati nurani menjadi dasar spiritual-religius yang mengorientasikan pendidikan pada pengembangan kualitas manusia secara evolutif yang berkarakter moral (Chardin, 1965; Dewantara, 2017; Mangunwijaya, 2020a),” sambungnya.

Tiga guru besar baru dengan predikat profesor resmi dikukuhkan oleh Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Panitia)

“Meningkatnya tanggungjawab dan kepedulian sosial-ekologis merupakan tanda peningkatan kualitas moral kontekstual yang digerakkan oleh kecerdasan hati nurani (Mulyatno, 2022; Priyatna et al., 2017). Gagasan Paolo Freire tentang kesadaran kritis (Freire, 1997, 2005, 2016) telah menginspirasi Romo Mangun untuk mengembangkan pendidikan yang mencerdaskan hati nurani (Mangunwijaya, 1997, 1999a, 2020a, 2020c).”

“Kecerdasan hati nurani merupakan pengawal proses transformasi sosial yang menguatkan kesetiakawanan atau solidaritas untuk menemukan jalanjalan alternatif dalam mewujudkan kehidupan bersama.”

“Pedagogi Kesetiakawanan Digital adalah pendekatan pendidikan yang mengembangkan setiap pribadi secara integral melalui relasi interpersonal responsif dalam dunia digital.

Romo Prof. Dr.CB Mulyatno CB mendapat pengukuhan diri sebagai guru besar bidang filsafat pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Panitia)

Memanfaatkan karakteristik manusia dalam budaya digital seperti relasi inklusif, komunikasi intensif, fleksibilitas adaptif dan kolaborasi kreatif, pendekatan ini menempatkan setiap pribadi sebagai subjek aktif emansipatoris dengan fokus pada pengembangan karakter dan kompetensi, seraya memupuk kecerdasan hati nurani yang peka terhadap kebutuhan perkembangan hidup bersama yang bersetiakawan, adil, bersaudara, harmonis, dan damai dalam masyarakat yang tetap bersatu harmonis dalam kebinekaan.”

Pengembangan tanggungjawab sosial dan kolaborasi yang digerakkan oleh solidaritas hati menjadi orientasi pedagogi kesetiakawanan digital. Solidaritas yang digerakkan oleh kecerdasan hati yang empatik membuat setiap pribadi peka terhadap segala bentuk eksploitasi dan marginalisasi di era perkembangan teknologi digital, terutama empati terhadap mereka belum memiliki akses teknologi.”

Selain Prof Dr. CB Mulyatno, Pr., dikukuhkan juga Prof. Dr. rer nat Herry Pribawa Suryawan dalam bidang matematika dan Prof. Dr. P. Sarwono bidang sastra perbandingan.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here