Home BERITA Webinar Kekerasan Seksual: Tantangan Kepemimpinan Zaman Now

Webinar Kekerasan Seksual: Tantangan Kepemimpinan Zaman Now

0

BEBERAPA bulan belakangan ini masyarakat terhenyak oleh pemberitaan yang massif baik di media televisi maupun media sosial tentang terkuaknya kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi di ranah pendidikan, dimana korbannya adalah anak didik dan pelakunya adalah para pendidik atau pimpinan lembaga pendidikan itu sendiri. Sejauh ini korban yang ada mayoritas perempuan, dan pelakunya adalah laki-laki.

Kenyataan ini  semacam fenomena gunung es, berarti masalah kekerasan seksual ini sebenarnya jauh lebih banyak lagi di Indonesia. Tidak bisa tidak kita harus katakan bahwa masalah ini perlu menjadi perhatian kita bersama mengingat dampak dari kekerasan seksual sangatlah serius – tidak saja bagi korban yang mengalaminya, tetapi juga bagi masa depan bangsa  ini.

Perlu dicari apa sebenarnya akar masalah dari kekerasan seksual ini.

Manusia baik laki-laki maupun perempuan diciptakan Tuhan. Maka laki-laki dan perempuan memiliki martabat yang sama, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Perempuan adalah mitra sejajar laki-laki dalam hidup dan membangun dunia ini.

Namun faktanya tidaklah demikian.  Budaya patriarkhi dihidupi oleh manusia sudah sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Budaya ini memandang laki-laki lebih tinggi kedudukannya daripada perempuan, laki-laki yang utama, superior dan memegang kendali kekuasaan, sementara perempuan dianggap sebagai makhluk kedua, inferior.

Hal ini membuka keleluasaan bagi laki-laki untuk berlaku semena-mena terhadap perempuan, dan berbagai bentuk ketidak adilan lainnya, tak terkecuali memandang perempuan sebagai obyek belaka – termasuk obyek pemuas nafsunya. Maka tidak heran bila upaya penanganan terhadap kekerasan seksual pun kebanyakan masih jauh dari memenuhi rasa keadilan bagi korban.           

Budaya patriarkhi ini merasuk dalam seluruh aspek-aspek kehidupan manusia (pendidikan, masyarakat, hukum, agama, adat dan tradisi, dll), tidak terkecuali dalam kehidupan keluarga. Keluargalah pelanggeng utama dan pertama dari budaya patriarkhi, karena dalam keluargalah anak dikenalkan dan ditanamkan “nilai-nilai” dari budaya patriarkhi yang jelas tidak sesuai dengan martabat manusia dan juga perkembangan zaman saat ini. Untuk itu maka mata rantai ketidak-adilan gender yang bersumber dari budaya patriarkhi perlu diputus.

Yayasan Bhumiksara yang didirikan pada 20 April 1988 memiliki visi untuk menjadi organisasi yang menghasilkan kader bangsa yang memiliki lima nilai utama Bhumiksara yaitu berintegritas, melayani, unggul, berbelarasa, dan inklusif. Maka Bhumiksara yang terpanggil untuk menyiapkan generasi muda menjadi pemimpin masa depan bangsa ini tergugah untuk mengajak Bhumiksarawan maupun masyarakat untuk peduli terhadap persoalan bersama ini.

Bhumiksarawan tidak saja diharapkan untuk peduli, namun juga tanggap; antara lain mau menjadi agen perubahan, menjadi pemutus mata rantai ketidak adilan tersebut. Bisa menjadi agen perubahan terhadap masalah sosial ini butuh proses belajar, butuh mengetahui dan mendalami persoalan tersebut sehingga memahami dan pada akhirnya tergerak untuk berbuat sesuatu.

Sebagai langkah awal menjawab kebutuhan tersebut, maka Bhumiksara  berniat mengadakan Webinar dengan mengangkat masalah kekerasan seksual dan keterkaitannya dengan kepemimpinan berintegritas.

  • NARASUMBER, Moderator dan MC
  • Prof. Dr.  Elisabeth Kristi Poerwandari, M.Hum, psikolog – Dosen Fak Pskologi UI, Pendiri Pulih
  • Alvin Nicola  – peneliti  Transparancy International Indonesia, Pendiri Never Okay Project
  • Prof. Dr. Franz Magnis Suseno SJ –  Rohaniwan, budayawan, aktivis, Indonesianis dan akademisi
  • Dra. Maria Yohanista Djou – Project Manager ECPAT – Moderator
  • Wilfrida Brunouli Rosari, S.I.Kom – MC

Webinar akan dilakukan pada:

Hari dan tanggal    : Sabtu,  13 Agustus 2022

Pukul                      : 10.00 – 12.30 WIB

Silakan melakukan registrasi: https://bit.ly/WebinarKBB6

Acara ini gratis, tidak dipungut bayaran, dan terbuka untuk umum.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version