Home BERITA 40 Tahun Imamat Romo Mudji Sutrisno SJ dan Romo Ag. Purnama MSF,...

40 Tahun Imamat Romo Mudji Sutrisno SJ dan Romo Ag. Purnama MSF, Antara IKAFITE dan Bakso Londo (1)

1
Pesta 40 tahun imamat Romo FX Mudjisutrisno SJ dan Romo Ag. Purnama MSF di Kapel Kolese Kanisius Jakarta, Sabtu 14 Januari 2023 (Mathias Hariyadi)

SUNGGUH sama sekali tak ada hubungan langsung antara dua peristiwa ini. Antara perayaan syukur merayakan pesta 40 tahun imamat dua orang imam Indonesia “ngetop” di dunia jagad follower berbeda dengan keberadaan warung “Bakso Londo” di bilangan Bungur, Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Ikatan “relasional” spontan itu justru terjadi di luar arena misa. Tetap masih terkait erat dengan gelaran Perayaan Ekaristi syukur merayakan anugerah Sakramen Imamat selama 40 tahun kedua imam yubilaris di Kapel Kolese Kanisius Jakarta, Sabtu sore tanggal 14 Januari 2022 hari ini.

Digelar guna memperingati pesta imamat panca windu Romo FX Mudjisutrisno SJ, profesor filsafat yang malang melintang di banyak kesempatan diskursus tentang esterika dan kebudayaan.

Kedua imam yubilaris yang di awal tahun 2023 ini merayakan pesta 40 tahun imamat mereka: Romo Agustinus Purnama MSF -kini Superior Jenderal Kongregasi Imam Misionaris Keluarga Kudus (MSF) di Roma- dan Romo FX Mudji Sutrisno SJ, seorang profesor filsafat yang sejak puluhan tahun merintis banyak diskursus tentang filsafat estetika. (IKAFITE)

Juga pesta 40 tahun imamat Romo Agustinus Purnama MSF, imam pertama besutan Kabupaten Sukoharjo, Jateng, yang tahun-tahun belakangan ini harus malang melintang keliling dunia. Karena dan dalam kapasitasnya sebagai Superior General alias Pemimpin Umum Kongregasi Imam Misionaris Keluarga Kudus (MSF).

Sederhana tapi juga semarak

Lima enam imam -termasuk kedua imam jubilaris- sampai melibatkan diri dalam Perayaan Ekaristi yang didesain sederhana namun semarak. Dibesut oleh IKAFITE (Ikatan Alumni Fakultas Filsafat-Teologi Universitas Sanata Dharma) ini.

Semua imam ini adalah alumni dan anggota IKAFITE.

Menjadi sederhana, karena tidak banyak hiasan kecuali “hal-hal baku” di altar seperti buket bunga.

Tetapi juga menjadi sangat semarak karena dihadiri “orang-orang penting” dari kalangan birokrasi pemerintahan RI yang di banyak kesempatan sering dan pernah “bersinggungan” dengan kedua imam yubilaris tersebut.

Maklumlah, baik Romo Mudji SJ dan Romo Ag. Purnama MSF, mereka ini sama-sama pernah belajar filsafat di Universitas Gregoriana Roma. Sehingga praktis mereka sangat kenal dengan para religius asal Indonesia yang pernah dan masih berkarya atau tengah studi di Ibukota Italia ini.

Lebih dari itu, kedua imam beda generasi alumnus Seminari Mertoyudan dan Seminari Berthinianum namun sama-sama menerima tahbisan diakonat di tahun sama (1982) ini pasti juga bergaul akrab dengan para diplomat Indonesia yang Katolik yang kala itu pernah bertugas di KBRI Roma dan KBRI Vatikan.

Empat dubes dan dua calon dubes

Jadi, Perayaan Syukur atas rahmat imamat bagi Romo Mudji dan Romo Purnama menjadi luar biasa semarak karena dihadiri setidaknya oleh tiga orang dubes Indonesia yang pernah berkarya di baik di KBRI Roma dan di KBRI Vatikan. Saat kedua imam yubilaris itu tengah studi di Roma 30 tahun lalu. Juga, ketika Romo Purnama hari-hari ini mengemban tugas penting sebagai Pemimpin Umum Kongregasi Imam Misionaris Keluarga Kudus (MSF) dengan pusatnya di Roma.

Para dubes itu adalah:

  1. Laurentius Amrih Jinangkung -kini Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional Kemlu- dan pernah mengemban tugas dan jabatan sebagai Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan.
  2. Stefanus “Steve” Yuwono -pernah berkarya sebagai diplomat di KBRI Roma, KBRI Rusia, KBRI Jerman- dan terakhir menjabat tugas dan jabatan Dubes RI untuk Zimbabwe dan Zambia dan sebelumnya Wakil Dubes RI untuk Perancis.
  3. Yosef Berty Fernandez yang pernah menjabat Dubes RI untuk Peru merangkap Bolivia dan Ekuador.
  4. Yohanes KS Legowo dengan nama panggilan Kristiarto, mantan dubes RI untuk Australia dan Filipina yang sebelumnya pernah menjadi diplomat di KBRI Vatikan.
  5. Trias Kuncahyono, wartawan senior Harian Kompas yang konon didapuk akan mengemban tugas diplomatiknya sebagai calon dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan.
  6. Dupito Simamora, calon dubes RI untuk Fiji.

Berikut juga hadir dua pejabat penting di Kementerian Keuangan RI yakni Yustinus Prastowo

-kini staf khusus Menkeu Sri Mulyani- dan Bernadus Dwita Pradhana yang kini mengampu tugas di lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Keduanya ikut terlibat hadir di gelaran misa syukur ini, karena Prastowo ikut aktif di Kelompok Forges (Forum Gaudium et Spes) di mana Romo Purnama menjadi mentor kelompok ini. Prastowo saat ini menjadi Ketua Ikatan Alumni STF Driyakara (IKAD).

Sementara, Dwita adalah alumnus Seminari Mertoyudan. Sudah barang tentu, ia banyak terlibat dalam aneka kegiatan terkait dengan jaringan IASM (Ikatan Alumni Seminari Mertoyudan) dan IKAFITE.

Lalu masih ada Dr. Paukus Tasik Galle yang kini bekerja di lembaga Pusat Kerukunan Umat Beragama di Sekretariat Jenderal Kemenag Ri – kantor penting untuk program-program kegiatan moderasi beragama dan kerukunan umat beragama di Indonesia.

Alumnus Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma dan peraih gelar master bidang Hukum Gereja di Jerman ini tentu saja anggota IKAFITE.

Andre Sumaryatmo, alumnus Seminari Mertoyudan Angkatan 1975 dan Sekretaris IKAFITE (baju merah) memberikan cindera mata kepada kedua imam yubilaris. Ditemani teman-teman dekat kedua yubilaris: Dubes Stefanus Yuwono (kiri) dan Dubes Joseph Berty Fernandez (kanan), Sr. Moekti OSU yang pernah berkarya di Generalat OSU Roma, diplomat RI di KBRI Vatikan Kristiono, Dwita Pradana dan kerabat dekat sang yubilaris. (Mathias Hariyadi)

Selain itu, masih banyak orang-orang “penting” alumni Seminari Mertoyudan ikut hadir dalam perayaan pesta 40 tahun imamat kedua imam yubilaris.

Mereka adalah para anggota dan penggiat IKAFITE, sejumlah mantan Jesuit yang tergabung dalam Paguyuban Sesawi.

Lalu, para mantan MSF dalam Paguyuban Brayat Minulya, dan sejumlah kerabat dekat serta kenalan kedua imam yubilaris; baik semasa mereka ada di Roma dan di banyak tempat lainnya.

Bakso Londo di pojok arena pesta kebun

Kemeriahan itu tentu saja tidak terjadi hanya di dalam Kapel Kolese Kanisius saja. Masih berlanjut di arena pesta kebun di mana selain disajikan aneka menu sate ayam, dimsum, buah-buahan dan minuman segar dan hangat, juga “Bakso Londo”.

Meski disebut terakhir, namun kehadiran Bakso Londo besutan CM Sulistya -mantan seorang karyawan bank swasta besar- di ajang pesta kebun pesta panca windu kedua imam yubilaris di atas menarik disimak.

Lantaran, karena Sulis –arek asli Kota “Bethlekem van Java” Muntilan- ini seorang alumnus Seminari Mertoyudan (1979).

Meski sudah pensiun, namun Sulis ini diam-diam berperan besar, ketika pernah membantu IKAFITE membuat akun rekening bank di mana dulu Sulis -alumnus UGM- ini pernah bekerja sangat lama di bidang layanan perbankan.

Kali ini, setelah resmi pensiun dari dunia keuangan, Sulis menekuni profesi barunya sebagai tukang bakso beneran.

Bakso Londo adalan nama resmi dagangannya. Mengusung tagline dengan bunyi kalimat menarik: “Bakso 100% Daging Sapi, Makan Jadi Berseri”.

Menu suguhan bakso kuah berlabetl “Bakso Londo” besutan Sulis, mantan karyawan bank dan kini jualan bakso di jalanan di kawasan Bungur, Pasar Senen, Jakarta Pusat. (Mathias Hariyadi)

Rupanya, meski menempati ruang paling pojok dengan sedikit suasana temaram gelap, menu bakso besutan Sulis dan isterinya ini tempat mendapat atensi besar di hati para pemerhati penikmat bakso. Apakah itu dari IKAFITE, Sesawi, Brayat Minulya, dan segenap hadirin yang ikut merayakan pesta panca windu kedua imam yubilaris tersebut.

Dengan mengusung paket sebanyak 175 mangkok sesuai pesanan panitia -disesuaikan dengan perkiraan tetamu- maka di ujung acara pesta kebun, praktis Bakso Londo nyaris habis lantaran laris diserbu penikmat bakso kuah.

Kalau pun masih ada yang sisa, maka itu akhrinya jadi rezeki penulis. Karena sesuai tagline, setelah menimkati Bakso Londo dengan bahan dasar daging sapi murni, wajah penulis jadi benar-benar lebih berseri.

Selain telah dibuat kenyang berkat menu suguhan bakso dan dimsum, pulangnya masih dikasih oleh-oleh tanda kasih. Berupa limpahan pemberian satu plastik berisi bakso dari Sulis, juragan Bakso Londo dari bilangan Bungur, Pasarsenen, Jakarta Pusat. (Berlanjut)

Baca juga: 40 Tahun Imamat Romo FX Mudji Sutrisno SJ, Lima Roti Dua Ikan yang Dibagi-bagi (2)

1 COMMENT

  1. sebagai beŕita antar kawan pas banget bumbu dan kuahnya, kayak bakso londunya mas CM Sulis. nyaeem. mungkin tu melujjskan suasana hati ara yubilaris, rm pur dan Rm muji..penuh nostalgi persqudaraan seminari, nglekencer dan berseri seri. dirgahayu 40 pesta imamat yg kaya olahan bakso Sulis, tulang dengkul malah jadi andalan, sampai2 haryadi disaldo kuah, bakal diemi emi berhari hari, untuk menulari segala sayur yg akan tersaji, hingga isteri tak perlu repot beri makan suami, minimal 7 hari. ???

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version