85 Tahun Paroki Purwosari Solo: Misa Syukur, Ekspo Pendidikan, Festival UMKM, dan Wayang Wahyu

0
306 views
Duet dalang kembar perempuan saat gelaran wayang wahyu dengan lakon Nabi Musa Sang Pembebas. Dalam rangka HUT ke-85 tahun Paroki Purwosari Surakarta. (FX Juli Pramana)

BERSATU, Bertumbuh, dan Menebar Pengharapan (Nyawiji, Ngrembaka, Menebar Harapan).” Tema ini diangkat Gereja Santo Petrus Paroki Purwosari Solo dalam menandai HUT ke-85.

Paroki Purwosari sebagai Gereja Persekutuan Umat Beriman tidak saja menebar biji iman, merawat dan mengembangkan iman. Namun juga memberikan perhatian pada tugas pengutusan Gereja mendukung pendidikan Katolik, mengupayakan dinamika sosial ekonomi umat dan melestarikan warisan budaya bagi kaum muda.

Sabtu, 21 Juni 2025, bertepatan dengan perayaan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Paroki Purwosari menggelar Perayaan Ekaristi Konselebrasi sebagai ungkapan syukur sekaligus menyambut ulang tahun paroki ke-85.

Puncak HUT akan dirayakan pada Minggu, 29 Juni 2025, di GOR Bhineka Surakarta; bertepatan dengan Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus dengan misa meriah.

Logo pesta perayaan HUT ke-85 Paroki Purwosari Surakarta. (FX Juli Pramana)

Menyerahkan tokoh wayang Musa
Perayaan Ekaristi dipimpin Vikaris Episkopal Kevikepan Surakarta, Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro Pr sebagai selebran utama dan Romo Albertus Agus Ariestiyanto MSF sebagai konselebran.

Pada akhir Perayaan Ekaristi sebelum pemberian berkat penutup, Vikep Surakarta Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro Pr menyerahkan wayang tokoh Musa. Ia kemudianmemberikan berkat kepada dalang kembar yakni Ni Brigita Seruni Widianingrum dan Ni Brigita Seruni Widawati. Keduanya akan mementaskan Wayang Wahyu dengan lakon Musa Sang Pembebas.

Selain perayaan iman, paroki menggelar Ekspo Pendidikan Sekolah Katolik, Festival UMKM, dan pementasan Wayang Wahyu dengan lakon Musa Sang Pembebas serta gelar musik akustik bagi kaum muda.

Perayaan Ekaristi dalam rangka HUT ke-85 Paroki Purwosari Surakarta. (FX Juli Pramana)
Ekaristi bersama Romo Vikep Kevikepan Surakarta dan Pastor Kepala Paroki Purwosari dalam rangka HUT ke-85 paroki. (FX Juli Pramana)

Semangat Ekaristi
Vikep Kevikepan Surakarta dalam homili mengajak umat bersyukur atas rahmat Tuhan dalam rupa roti dan anggur, yang melambangkan Tubuh dan Darah Kristus sebagai sumber kekuatan hidup beriman dalam menapaki peziarahan.

“Lima roti dan dua ikan merupakan jumlah yang kecil dibandingkan lima ribu orang lebih. Namun Yesus menerima itu. Dengan berkat-Nya, orang banyak tercukupi bahkan tersisa dua belas bakul,” ungkap Vikep Kevikepan Surakarta Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro Pr dalam homili.

Lebih lanjut Romo Herman mengungkapkan apa pun yang ada pada kita, tanpa berkecil hati dengan apa yang kita miliki, jika mau membuka diri, dipersembahkan pada Tuhan akan bernilai bagi banyak orang dan berkelimpahan. “Pada perayaan ekaristi kita diharapkan memiliki semangat ekaristis, mau dipecah, dibagi, agar hidup kita bisa menjadi berkah bagi banyak orang,” lanjut Romo Herman.

Ekspo pendidikan mengisi forum pesta perayaan HUT ke-85 Paroki Purwosari Surakarta. (FX Juli Pramana)

Ekspo pendidikan
Ekspo pendidikan yang digelar di Paroki Purwosari merupakan wujud perjalanan bersama Gereja dengan sekolah dan perguruan tinggi yang ada di sekitar Paroki Purwosari dalam melaksanakan karya kerasulan di bidang pendidikan. Pada Ekspo pendidikan kali ini sekolah dan perguruan tinggi yang terlibat dalam ekspo sebanyak 15 sekolah dan 3 perguruan tinggi.

Lima belas sekolah yang berpartisipasi:

  1. TK Marsudirini Surakarta.
  2. SD Marsudirini Surakarta.
  3. SMP Marsudirini St. Theresia Surakarta.
  4. TK Pangudi Luhur Surakarta.
  5. SD Pangudi Luhur Surakarta.
  6. SMP Pangudi Luhur Bintang Laut Surakarta.
  7. SD Kanisius Serengan Surakarta.
  8. SD Kanisius Pucang Sawit Surakarta.
  9. TK Tarakanita Solo Baru.
  10. SD Tarakanita Solo Baru.
  11. SMP Tarakanita Solo Baru.
  12. SMK Santo Paulus Surakarta.
  13. SMK Grafika Slamet Riyadi Surakarta.
  14. SMK Marsudirini Surakarta.
  15. SMA Pangudi Luhur Santo Yoseph Surakarta.

Tiga perguruan tinggi yang berpartisipasi:

  1. Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) St. Mikael Surakarta.
  2. Universitas Setia Budi Surakarta.
  3. Univesitas Pignateli Tri Putra Surakarta.

Selain itu ekspo pendidikan juga diikuti Penerbit dan Percetakan Pohon Cahaya Yogyakarta.

Sambutan Kepala Paroki Purwosari
Pastor Kepala Paroki Purwosari Romo Albertus Agus Ariestiyanto MSF mengungkapkan, dalam kesempatan pesta HUT ke-85, Paroki Purwosari ingin mewujudkan kepedulian pada pendidikan Katolik di sekitar Paroki Purwosari Solo, kepedulian pada UMKM dan kepedulian pada kebudayaan.

Perjalanan 85 Tahun Paroki Purwosari diwarnai dinamika yang ada di tengah umat termasuk pendidikan, sosial ekonomi dan kebudayaan yang ada di dalamnya.

Menggaris bawahi homili Vikep Kevikepan Surakarta, Romo Albertus Agus Ariestiyanto MSF mengajak umat Paroki Purwosari memiliki semangat berbagi diantaranya berbagi dalam bidang kebudayaan, kemampuan kerawitan, dan berbagi yang lain sehingga umat semakin diperkaya dan semakin nyawiji dan ngrembaka. Semakin bersatu menumbuhkan semangat berbagi dan berjalan dalam peziarahan pengharapan.

Stan UMKM Dolilo yang menampung barang-barang donasi untuk disumbangkan bagi misi amal kasih di Paroki Purwosari. (FX Juli Pramana)

UMKM Paroki Purwosari
Festival Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) digelar dan diikuti oleh 36 stan UMKM yang ada di Paroki Purwosari. Berbagai stan mulai dari kuliner, busana, produk kerajinan dan stan yang lain ikut meramaikan Ulang Tahun Paroki ke-85.

  • DOLILO yaitu stan yang menyediakan barang-barang bekas layak pakai yang bisa diambil umat paroki dengan mengisi kotak dana sukarela juga tampak meramaikan festival UMKM.
  • DOLILO atau “podho lilo” (sama-sama ikhlas) merupakan unit pelayanan di Seksi Pelayanan Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup (TP KCLH) Paroki Purwosari.
  • Unit kegiatan pelayanan ini menampun’g barang-barang milik umat yang didonasikan dan untuk menciptakan bersih lingkungan dan pemanfaatan bagi yang membutuhkan.
Adegan goro-goro dalam gelaran wayang wahyu dengan lakon “Musa Sang Pembebas” yang digawangi oleh duet dua dalam perempuan bernama Ni Brigita Seruni Widianingrum dan Ni Brigita Seruni Widawati. (FX Juli Pramana)

Wayang Wahyu lakon “Musa Sang Pembebas
Usai Ekaristi, sekitar pukul 20.00-21.30, Dalang Kembar Ni Brigita Seruni Widianingrum dan Ni Brigita Seruni Widawati mementaskan Wayang Wahyu dengan judul pementasan atau lakon Musa Sang Pembebas. Lakon ini mengkisahkah Nabi Musa yang membebaskan Bangsa Israel dari cengkeraman penindasan Raja Firaun – penguasa Mesir.

Dalang kembar pada malam pementasan berbagi tugas. Ni Brigita Seruni Widianingrum memainkan wayang dengan piawai dan Ni Brigita Seruni Widiawati memainkan gamelan dan menghentak memberikan “roh” dengan kendang yang dimainkan.

Pementasan ini didukung Kerawitan dari SMP Pangudi Luhur Bintang Laut Surakarta dan mahasiswa Institut Seni (ISI) Surakarta.

Kolaborasi yang menawan
Pementasan Wayang Wahyu yang di gelar di Paroki Purwosari di gelar dengan konsep kolaborasi dan kekinian. Kolaborasi yang terjadi dengan melibatkan tarian dan teater dalam pementasan.

Misalnya saat episode awal, rakyat Israel diminta melakukan kerja paksa oleh Raja Firaun untuk membangun Kota Pitom dan Ramses. Adegan ini ditampilkan oleh para penari secara teatrikal yang menggambarkan adegan penyiksaan rakyat Israle.

Episode Musa bertemu dengan Tuhan di Gunung Horeb: Tuhan mengubah tongkat Musa menjadi ular dan Musa percaya akan Tuhan. Semuanya ditampilkan secara bagus dalam fragmen kecil.

Gelaran wayang wahyu dengan lakon “Nabi Musa Sang Pembebas” bersama duet dalang perempuan dalam rangka pesta HUT ke-85 Paroki Purwosari Surakarta. (FX Juli Pramana)
Adegan tari yang menggambarkan situsasi kerja paksa yang dialami umat Israel saat hidup dalam pengasingan di Mesir. (FX Juli Pramana)

Pada saat “goro-goro” episode yang biasa digunakan dalang untuk mengajak penonton bersendau gurau, bersukacita, berdialog dengan penonton disajikan oleh Ni Brigita Seruni Widianingrum dengan menghadirkan tokoh Dalem (Simbok) dan Berkah (anak puteri) untuk menandai bentuk syukur dan berbagi dalam ungkapan “Berkah Dalem“.

Pada episode ini dua orang siswi dari SMP PL Bintang Laut mengadakan wawan hati atau dialog dengan Romo Krisna, Romo Tjuk, Romo Agus dan Romo Herman tentang makna perayaan 85 Tahun Paroki Purwosari.

Kolaborasi lain yang nampak di depan Gereja St. Petrus Paroki Purwosari adalah gelaran musik akustik dengan lagu-lagu kekinian.

Berkat bagi orang banyak

Usai mengikuti Perayaan Ekaristi dan nonton wayang wahyu, saat mulai pulang ke rumah masing-masing, umat Gereja Santo Petrus Paroki Purwosari mengantongi pesan Vikep Kevikepan Surakarta, Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro Pr, untuk “Mau berbagi, menjadi berkat bagi hidup orang banyak dan memiliki semangat ekaristi.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here