- Bacaan 1: Kej. 19:15-29
- Injil: Mat. 8:23-27
Sebuah ungkapan Bahasa Jawa yang maknanya “Tuhan tidak tidur”. Ungkapan yang mengandung filosofi amat dalam tentang sifat-sifat Tuhan yang Maha Adil, penuh kasih dan peduli serta selalu memberikan jalan keluar terbaik.
Bahwa Tuhan itu selalu ada menyertaimu.
Tuhan tidak pernah lalai menjaga serta melindungimu dari setiap serangan Iblis. Dalam Alkitab, dunia air (Danau, Laut dan Sungai) sering diartikan sebagai “dunia gelap” alias “rumah roh jahat”.
Saat Tuhan Yesus bersama para murid-Nya naik perahu menyeberangi danau, tiba-tiba mereka diterpa badai besar. Meski sebagian dari mereka punya profesi sebagai nelayan, namun menghadapi badai besar profesi kadang tetap tidak berguna. Mereka ketakutan dengan amat sangat karena bisa saja binasa disitu.
Saat itu Tuhan Yesus malah “tertidur” di buritan perahu.
Mereka membangunkan-Nya (mungkin) dengan sedikit kesal. Mereka lupa sedang bersama Tuhan (yang punya kuasa terhadap alam semesta dan roh jahat) dalam perahu. Sehingga Tuhan menegur mereka:
“Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?”
Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu…
Dalam kondisi takut dan panik, kadang seseorang menjadi tidak waras dan melupakan Tuhan. Menganggap Tuhan sedang tidur bahkan berpikir telah melupakannya. Padahal Tuhan selalu terjaga untukmu.
Kepedulian Tuhan terhadap orang percaya ditunjukkan-Nya kepada keluarga Abraham dan ponakannya Lot. Karena “quorum orang saleh” yang dipersyaratkan Tuhan tidak tercapai (minimal 10 orang) maka Sodom dan Gomorah tetap diluntuhlantakkan-Nya.
“Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini.” Demikian perintah kedua malaikat Tuhan itu.
Ponakan Abraham yang tinggal disana, yaitu Lot sekeluarga diselamatkan-Nya. Kecuali istri Lot yang tidak taat, masih “menoleh ke belakang” mengingat masa lalu mereka di Sodom dan Gomorah.
Pesan hari ini
Saat kamu sedang mengalami keterpurukan hidup, Tuhan tidak benar-benar sedang tidur. Kamu harus percaya, Tuhan selalu mampu melepaskanmu dari keterpurukan itu. Namun satu syarat:
“Jangan menoleh ke belakang”.
“Jangan memikirkan masa lalu, jangan memimpikan masa depan, konsentrasikan pikiran pada saat sekarang.”