Bendahara Tidak Jujur?

0
47 views
Ilustrasi: Jujur itu tidak celaka. (Ist)

Puncta 7 November 2025
Jumat Biasa XXXI
Lukas 16:1-8

PERUMPAMAAN Yesus tentang perbuatan bendahara ini terasa rumit dan kontroversial. Kita tidak bisa memahaminya hanya dengan membaca kata per kata atau kalimat per kalimat.

Apakah benar bendahara ini tidak jujur? Apakah anda mau bersahabat dengan orang yang tidak jujur? Apakah anda mau menerima orang yang tidak jujur menjadi teman anda? Apakah tidak mungkin anda juga diperlakukan dengan tidak jujur nantinya.

Kepada para murid-Nya Yesus berkata, “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.”

Bendahara itu dituduh menghamburkan harta milik tuannya. Ia berbuat boros dengan harta majikannya.

Dalam hukum agama Yahudi, orang tidak boleh meminjamkan dengan bunga kepada orang sebangsanya. Tetapi dunia bisnis sangat menggiurkan, maka kaum Farisi menepis aturan ini dan membiarkan ada pinjaman bunga berbunga.

Jika si bendahara itu memotong bunga dari si peminjam, maka dia sedang berbuat baik. Ia meringankan beban si peminjam.

Seratus tempayan minyak, artinya ia berhutang 50 tempayan kepada majikannya dan dikenai bunga 50 tempayan. Bunga untuk komoditas minyak cukup mahal, seratus persen.

Sedangkan gandum, suku bunga yang berlaku untuk gandum berkisar antara 20-25%. Jadi nasabah yang satunya lagi telah meminjam 80 pikul gandum dengan hutang yang berbunga sehingga ia harus melunasinya dengan 100 pikul gandum. Ia hanya disuruh melunasi 80 pikul saja.

Tindakan bendahara ini tidak merugikan majikannya. Sang Majikan tetap mendapat miliknya. Yang dipuji bukan tidak jujurnya. Tetapi kecerdikannya memikirkan masa depan hidupnya agar selamat. Menghambur-hamburkan harta tidak sama dengan tidak jujur.

Menghamburkan itu mungkin konotasinya seperti kita yang suka mentraktir makan teman-teman di warung atau restoran. Ia tidak berpikir tentang uang, tetapi suka membahagiakan dengan mengajak temannya makan-makan.

Perumpamaan ini lebih mengajak kita memikirkan keselamatan yang kekal. Mari kita menaburkan kebaikan untuk kehidupan abadi.

Harta, uang, kedudukan atau milik kita adalah sarana mencari kebahagiaan kekal. Semua harus digunakan dengan sebaik-baiknya.

Mencari ijasah sampai Australia,
Kaya orang nganggur tak punya kerja.
Berbuat kebaikan dimana-mana,
Kita akan banyak sahabat dan saudara.

Wonogiri, teruslah berbuat baik
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here