ADA yang menyebut (Komunitas Reformasi Indonesia Sehat)
Saya kurang sepaham dengan masalah asuransi. Tapi saya bisa melihat bahwa asuransi bukan masalah uang klaim dan keuntungan. Tetapi berbicara tentang kebahagiaan di masa depan di mana perlindungan memberikan ketenangan dan kenyamanan hidup. Sekalioun kita banyak uang.
Trust me…
Asuransi merupakan salah satu pilar penting dalam kehidupan modern.
Ia hadir sebagai bentuk perlindungan dari berbagai risiko yang tidak pernah kita duga: sakit, kecelakaan, kehilangan harta benda, hingga kematian.
Dengan membayar premi, orang mengalihkan risiko finansial yang bisa menghancurkan kehidupannya kepada perusahaan asuransi.
Konsep sederhana inilah yang kemudian berkembang menjadi industri besar; menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Namun, berbicara tentang asuransi tidak cukup hanya dari sisi teori.
Kita juga harus melihat sejarah, tokoh-tokoh yang merintis, jenis-jenis asuransi yang ada, hingga proyeksi bisnisnya ke depan. Lebih dari itu, perlu pula memahami pengalaman praktis: bagaimana memilih polis, menutup asuransi, hingga menghadapi agen asuransi yang terkadang dirasa
“menjengkelkan”.
Tulisan ini akan membahas secara menyeluruh dengan harapan memberikan pencerahan bagi masyarakat.
- Sejarah dan tokoh-tokoh asuransi
Sejarah asuransi bisa ditelusuri sejak ribuan tahun lalu. Pada masa Babilonia, sekitar 1.750 SM, terdapat “Kode Hammurabi” yang memuat aturan perdagangan.
Pedagang yang meminjam uang untuk mengirim barang di laut bisa terbebas dari utang jika kapalnya tenggelam.
Inilah cikal bakal asuransi.
- Di Yunani kuno, muncul lembaga “benevolent society” yang membantu biaya pemakaman anggotanya.
- Sementara di Roma, tentara yang gugur akan ditanggung keluarganya oleh perkumpulan serupa.
Tokoh-tokoh penting dalam sejarah asuransi antara lain:
- Edward Lloyd (1635–1713) – pemilik kedai kopi di London yang menjadi tempat berkumpulnya pedagang dan pemilik kapal. Dari sinilah lahir Lloyd’s of London, pasar asuransi laut terbesar di dunia.
- Benjamin Franklin (1706–1790) – salah satu bapak pendiri Amerika Serikat yang juga mendirikan Philadelphia Contributionship, perusahaan asuransi kebakaran pertama di Amerika.
- William Morgan dikenal sebagai aktuaris pertama di dunia yang menerapkan ilmu statistik dalam perhitungan risiko.
- Ada Melvin Jones pendiri Lions Club International juga salah satu tokoh asuransi
Di Indonesia, asuransi modern dibawa oleh Belanda pada abad ke-18. Salah satu perusahaan tertua adalah Nederlandsch Indische Levensverzekering en Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ); berdiri tahun 1859 yang kemudian menjadi bagian dari Jiwasraya.
Tokoh-tokoh penting di Indonesia antara lain:
- AA Maramis, Menteri Keuangan RI yang berperan dalam nasionalisasi asuransi pasca-kemerdekaan.
- Soemitro Djojohadikusumo, ekonom Indonesia yang mendorong pengembangan industri keuangan termasuk asuransi.
Para pendiri perusahaan asuransi nasional seperti Bumiputera (1912) yang digagas oleh guru-guru Indonesia untuk kesejahteraan sesama.
Jenis-jenis asuransi
Industri asuransi sangat luas. Di Indonesia, jenis-jenis asuransi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Asuransi Jiwa: Memberikan santunan kepada ahli waris jika tertanggung meninggal dunia.
- Bentuknya bisa term life (berjangka), whole life (seumur hidup), atau unit link (dikaitkan investasi).
- Asuransi Kesehatan: Menanggung biaya perawatan rumah sakit, operasi, rawat jalan, dan obat-obatan.
- Bisa berbasis cashless (langsung ke rumah sakit) atau reimbursement.
- Asuransi Pendidikan: Menjamin ketersediaan dana pendidikan anak di masa depan, biasanya dikaitkan dengan asuransi jiwa orangtua.
- Asuransi Umum (General Insurance): Meliputi asuransi kendaraan, kebakaran, properti, pengangkutan, hingga travel insurance.
- Asuransi Mikro: Produk sederhana dengan premi kecil untuk masyarakat menengah ke bawah, misalnya asuransi gagal panen.
- Asuransi Sosial: Dikelola pemerintah, seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
- Asuransi Syariah: Didasarkan pada prinsip tolong-menolong (ta’awun), bukan jual-beli risiko. Premi disebut kontribusi, dan dana dikelola secara transparan.
Perusahaan Asuransi di Indonesia
Di Indonesia, ada ratusan perusahaan asuransi, baik jiwa maupun umum. Beberapa yang dikenal luas antara lain:
- Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912.
- Jiwasraya (dalam proses restrukturisasi).
- Manulife Indonesia.
- Prudential Indonesia.
- Allianz Life Indonesia.
- AXA Mandiri Financial Services.
- Sinarmas MSIG Life.
- Tokio Marine Life Insurance.
- Zurich Topas Life.
- Sequis Life.
- Generali.
- BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sebagai asuransi sosial nasional.
Prospek bisnis asuransi ke depan
Prospek industri asuransi di Indonesia sangat besar. Ada beberapa alasan:
- Rendahnya penetrasi asuransi. Tingkat kepemilikan polis di Indonesia masih di bawah 5% dari jumlah penduduk. Artinya, pasar masih luas.
- Meningkatnya kelas menengah. Dengan bertambahnya pendapatan masyarakat, kesadaran akan proteksi semakin tinggi.
- Perkembangan digital. Platform insurtech memudahkan masyarakat membeli polis, membayar premi, hingga klaim secara online.
- Regulasi pemerintah. Pemerintah semakin ketat dalam mengawasi industri, sehingga meningkatkan kepercayaan publik.
- Kesadaran pasca-pandemi. Pandemi Covid-19 membuka mata banyak orang tentang pentingnya perlindungan kesehatan dan jiwa.
Namun, ada juga tantangan: rendahnya literasi keuangan, citra buruk akibat kasus gagal bayar, serta praktik pemasaran yang agresif. Jika industri mampu memperbaiki transparansi dan pelayanan, masa depan asuransi di Indonesia akan sangat cerah.
Syarat-syarat menutup asuransi
Menutup polis asuransi tidak boleh sembarangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Pengisian formulir dengan jujur. Saat pertama kali membeli asuransi, tertanggung wajib mengisi data medis, keuangan, dan riwayat kesehatan secara benar. Jika ada kebohongan, klaim bisa ditolak.
- Membayar premi tepat waktu. Polis hanya berlaku jika premi dibayar. Jika menunggak, ada masa tenggang, tetapi lewat itu polis bisa batal.
- Membaca polis dengan teliti. Pahami manfaat, pengecualian, masa tunggu, serta prosedur klaim.
- Menyesuaikan dengan kebutuhan. Jangan menutup asuransi hanya karena bujukan agen, tetapi karena memang sesuai dengan kondisi finansial dan rencana hidup.
Bagaimana klaim berhasil
Salah satu keluhan terbesar terhadap asuransi adalah klaim yang sulit. Padahal, klaim bisa berjalan mulus jika kita memperhatikan hal-hal berikut:
- Lengkapi dokumen. Sertakan fotokopi KTP, polis, kwitansi rumah sakit, surat dokter, hingga surat kematian (untuk klaim jiwa).
- Ikuti prosedur. Setiap perusahaan punya SOP klaim, jangan sampai terlewat.
- Jangan menunda. Ajukan klaim sesegera mungkin setelah kejadian.
- Pastikan manfaat sesuai. Misalnya, jika polis hanya menanggung rawat inap, maka biaya rawat jalan tidak akan dibayar.
- Simpan komunikasi. Catat semua percakapan dengan perusahaan atau agen untuk bukti jika terjadi sengketa.
Jika semua syarat dipenuhi, klaim asuransi seharusnya dibayarkan. Kalaupun ada penolakan, perusahaan wajib memberi alasan tertulis.
Hubungan dengan agen asuransi
Agen asuransi adalah ujung tombak pemasaran. Namun sering kali masyarakat merasa “dikejar-kejar” oleh agen yang terlalu agresif. Hal ini wajar, karena agen bekerja berdasarkan komisi.
Ada beberapa sikap bijak dalam menghadapi agen:
- Dengarkan penjelasan, tetapi tetap kritis. Jangan langsung percaya semua janji manis.
- Minta ilustrasi tertulis. Jangan hanya berdasarkan ucapan lisan.
- Cari agen yang berlisensi. Agen resmi terdaftar di Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) atau Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI).
- Bangun hubungan profesional. Agen bisa menjadi konsultan jika kita terbuka, bukan sekadar penjual.
- Berani berkata tidak. Jika tidak sesuai kebutuhan. Tolak dengan tegas namun sopan.
Saran-saran menutup asuransi
Bagi masyarakat yang ingin memiliki asuransi, beberapa saran berikut bisa menjadi pegangan:
- Prioritaskan kebutuhan dasar. Asuransi kesehatan dan jiwa sebaiknya dipilih lebih dulu sebelum asuransi investasi atau tambahan lain.
- Pilih perusahaan terpercaya. Lihat reputasi, laporan keuangan, dan pengalaman membayar klaim.
- Pahami produk. Jangan membeli polis yang tidak Anda mengerti.
- Sesuaikan dengan kemampuan. Premi jangan melebihi 10–15% dari penghasilan bulanan.
- Pertimbangkan asuransi syariah. Bagi yang ingin sistem lebih transparan dan berbasis tolong-menolong.
- Evaluasi secara berkala. Hidup berubah, kebutuhan berubah. Sesuaikan polis sesuai kondisi.
- Gunakan agen sebagai mitra. Pilih agen yang komunikatif, jujur, dan berkomitmen.
- Jangan menunda. Semakin muda usia kita, premi semakin murah.
Asuransi adalah payung yang kita siapkan sebelum hujan. Ia bukan sekadar produk keuangan, tetapi wujud kepedulian terhadap diri, keluarga, dan masa depan. Sejarah panjang, tokoh-tokoh besar, dan berbagai produk yang ada menunjukkan betapa asuransi telah menjadi bagian penting dari peradaban manusia.
Di Indonesia, prospek asuransi sangat cerah, asalkan masyarakat semakin cerdas, perusahaan semakin transparan, dan agen semakin profesional. Tantangan memang ada, tetapi justru di situlah peluang perbaikan.
Sebagai Ketua Umum KRIS, saya mendorong masyarakat untuk melihat asuransi bukan dengan kecurigaan, melainkan dengan sikap kritis dan bertanggungjawab.
Pilih dengan hati-hati, kelola dengan baik, dan jadikan asuransi sebagai bagian dari strategi hidup sehat, sejahtera, dan penuh perencanaan.
Asuransi bukan hanya soal uang, melainkan soal masa depan yang lebih pasti.
Salam sehat
Adharta
Baca juga: Sekilas kilas perjuangan