Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Bukti Kasih adalah Pengampunan

Bukti Kasih adalah Pengampunan

0
Ilustrasi - Pengampunan. (Ist)

Sabtu, 24 Februari 2024

  • Ul. 26:16-19;
  • Mzm. 119:1-2,4-5,7-8;
  • Mat. 5:43-48.

ADA orang yang mengatakan bahwa lawan dari mengasihi adalah membenci, ternyata juga tidak. Lawan dari mengasihi itu juga tidak peduli. Kalau kita mulai tidak peduli itu berbahaya, sebab selain kita lalu punya banyak musuh kita juga menciptakan musuh bagi orang lain. Orang yang kita anggap musuh, kalau kita peduli dengan mereka, kalau kita berhasil menyebut mereka dalam doa-doa kita, maka mereka tidak menjadi musuh lagi bagi kita.

Tuhan mengajar dan mengajak kita untuk hidup “biasa-biasa saja”, baik-baik sajalah dengan siapa saja, termasuk dengan musuh-musuh kita. Dengan begitu kita akan hidup tenang, aman, damai, tanpa ada soal atau masalah. Yang pasti, orang yang membenci kita adalah yang tidak tenang, sakit hati, iri hati, dan sikap negatif lainnya.

“Kalau menuruti perasaan, tentu aku tidak akan pernah bisa memaafkan saudaraku,” kata seorang bapak. “Dia telah menipuku, dan merampas hak warisanku. Dia mempercudangiku, membuatku kalah dan tidak punya apa-apa dari orangtua. Anak-anakku menyalahkanku, bahkan mereka sering merasa dampak dari ketidakadilan yang aku alami.

Awalnya saya sangat sedih dan berusaha membalas sakit hati ini, namun kemudian saya berpikir bahwa jika terjadi apa-apa terhadap saudaraku, aku akan kehilangan dia dan ikut menderita jika dia menderita, ikut sakit kalau dia sakit. Cinta dan kasihku sebagai saudara mengalahkan sakit hati dan rasa marahku,” ujar bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian: “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”

Kata-kata Kristus dalam bacaan hari ini merupakan pengajaran yang amat dikagumi namun juga tidak disukai oleh orang kebanyakan karena sangat bertentangan dengan apa yang biasanya orang dunia lakukan kepada musuh-musuhnya.

Kristus mengajar kita untuk mengasihi dengan total kepada sesama. Saat kebanyakan orang di dunia ini menuntut balas ketika disakiti, dicurangi atau dirugikan, Kristus mengajak kita untuk mengasihi mereka. Bahkan Dia mengajak kita untuk mendoakan mereka yang telah menganiaya kita. T

entu bukan hal yang mudah untuk menerapkannya di dalam kehidupan kita sehari-hari karena harus melawan ego kita untuk tidak menuntut balas, tetapi Kristus memberi teladan saat Ia mendoakan orang-orang yang menganiaya Dia. Mungkin kita akan terlihat seperti orang bodoh di mata orang-orang kebanyakan, tetapi bukankah indah bila di dunia ini tidak ada budaya menuntut balas?

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mau mengampuni orang yang telah berbuat salah padaku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version