Datang untuk Menyelamatkan, Bukan Menghakimi

0
0 views
Ilustrasi - Mengadili (Ist)

Rabu, 7 Mei 2025

Kis. 12:24-13:5a.
Mzm. 67:2-3,5,6,8
Yoh. 12:44-50

SUATU hari, seorang pencuri tertangkap tangan saat sedang beraksi.

Bukannya diserahkan kepada pihak berwenang, orang-orang di sekitarnya justru main hakim sendiri. Ia dipukul, ditendang, ditampar, hingga nyaris tewas.

Ironisnya, masyarakat yang sama ini setiap hari disuguhkan slogan tentang keadilan dan hukum: “Jangan main hakim sendiri, serahkan pada yang berwenang.”

Tetapi mengapa tetap saja manusia begitu cepat menghakimi?

Peristiwa ini bukan sekadar kisah tragis, tetapi cermin dari realitas hati manusia yang mudah dipenuhi amarah dan penghakiman.

Begitu mudah kita melabeli orang lain sebagai “jahat”, “pantas dihukum”, bahkan “tidak layak diampuni”.

Namun, kita lupa bahwa setiap orang punya cerita, punya alasan, dan yang paling penting: setiap orang punya kesempatan untuk bertobat.

Menghakimi itu mudah, tetapi mengasihi dan mengampuni adalah panggilan sejati orang beriman. Dunia tidak akan berubah oleh penghukuman, tetapi oleh kasih yang menyembuhkan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, bukan aku yang menjadi hakimnya, sebab aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”

Tuhan Yesus tidak datang untuk mencari kesalahan manusia, tetapi untuk menawarkan kasih dan keselamatan.

Ia tidak duduk di takhta penghakiman, tetapi turun ke dunia, berjalan di tengah manusia, menyentuh yang sakit, memeluk yang berdosa, dan memberi harapan kepada yang tersesat.

Tuhan Yesus juga memberi kita kebebasan. Ia tidak memaksa siapa pun untuk percaya atau menaati-Nya. Ia hanya mengundang, dan terserah kepada kita bagaimana kita menanggapi.

Banyak orang merasa cukup hanya dengan mendengar Firman Tuhan, entah lewat misa, ibadat, atau bacaan rohani. Tapi sabda Tuhan bukan hanya untuk didengar, melainkan untuk dijalani.

Tuhan Yesus tidak menghakimi saat kita lalai, tetapi Ia mengingatkan: ada hari di mana sabda itu sendiri akan menjadi saksi apakah kita sungguh hidup di dalam terang atau memilih untuk tinggal dalam kegelapan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mendengar sabda Tuhan dan melakukannya?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here