
DI tengah arus zaman yang terus berubah, Gabriel Sanata Putra (17) hadir sebagai sosok remaja yang teguh menjaga dan mengembangkan budaya adiluhung wayang kulit.
Ia adalah sosok dalang muda berbakat asal Kota Bengawan. Ia juga anggota aktif misdinar dan Orang Muda Katolik (OMK) Gereja Santo Aloysius Gonzaga, Paroki Mojosongo, Surakarta.
Sanata saat ini, Gabriel duduk di kelas X SMK Negeri 8 Surakarta, jurusan pedalangan, dan dipercaya menjadi Ketua OSIS oleh teman-temannya. Sejak usia dini, ia sudah menunjukkan ketekunan dan cinta yang mendalam terhadap dunia pedalangan.

Awal mula mendalang
Bakat mendalangnya mulai tumbuh sejak duduk di kelas 2 SD Pangudi Luhur Santo Valentinus 3 Surakarta. Ia pertama kali berguru pada Dalang Muji di Sanggar Sarotama Palur, Karanganyar, dari kelas 2 hingga kelas 5 SD.
Perjalanan belajarnya berlanjut ke Sanggar Dhemes Polokarto, Sukoharjo, bersama Dalang Wiji Santosa (kelas 6 SD – kelas 1 SMP), lalu menimba ilmu di Sanggar Lemah Ireng Hangudi Irama, Pedan, Klaten saat duduk di kelas 8 dan 9 SMP, yang diasuh oleh Pak Haji.
Di SMKN 8 Surakarta, Sanata kini mendalami pakem dan dasar-dasar seni pedalangan secara formal dan sistematis.

Suara Ki Dalang Sanata saat membawakan “Suluk Tlutur“
Wus mèh rahina sêmu bang Hyang Aruna ,
kadi nétrané hangga rapuh ,
sabdané kukila ring kanigara ,
sakêtêr
Terjemahan:
Menjelang fajar bersirat kemerahan Sang Surya
seperti mata yang sedang sakit
ocehan burung engkuk di pohon kanigara
bagai rintihan orang yang sedang jatuh cinta
Ontoseno, tokoh wayang terfavorit
Dalam wawancara dengan Sesawi.Net hari Jumat, 30 Mei 2025, Sanata mengungkapkan bahwa tokoh wayang favoritnya adalah Ontoseno, sosok jujur yang membela kebenaran tanpa basa-basi.
“Ontoseno memang tidak pandai berbicara halus atau menggunakan bahasa krama, tetapi ia menunjukkan penghargaan pada orang lain lewat tindakan nyata. Seperti saat membela Semar yang ditolak diboyong oleh Kurawa. Ontoseno langsung menerjang barisan Kurawa tanpa banyak kata. Itu tindakan nyata membela kebenaran,” tutur Sanata.

Akrab dengan dunia Gereja
Di tengah kesibukannya sebagai dalang dan pelajar, Sanata tetap aktif dalam kegiatan gerejawi. Ia aktif melibatkan diri menjadi seorang misdinar dan anggota OMK di Paroki Mojosongo. Dalam OMK, ia tergabung dalam Tim Pelayanan Bantuan Sosial (Bansos) yang mengkoordinasi pengumpulan dan penjualan barang bekas untuk mendanai berbagai kegiatan OMK.
Aktivitas ini juga tak lepas dari kehidupan sehari-harinya. Saat wawancara berlangsung, Sanata tengah membantu ayahnya, Joko Sudarwanto, membeli dan menimbang barang bekas, memanfaatkan hari libur.
Baca juga: Young puppeteer lives his faith on and off stage in Indonesia