In Memoriam Pastor Sandro Peccati SX: Lima Hari Sebelum Meninggal Rayakan 66 Tahun Imamat

0
47 views
RIP Pastor Sandro Peccati SX

PADA hari Kamis, 30 Oktober 2025, pukul 20.11 WIB, konfrater kita Romo Sandro (Italico, Emmanuele) Peccati meninggal dunia di Rumah Sakit Sint Carolus, Jakarta di usia 91 tahun enam bulan.

Perjalanan hidup

Pastpr Sandro dilahirkan di Bergamo, Italia, tanggal 27 April 1934. Pada usia 11 tahun, Sandro masuk ke seminari minor Serikat kita (setingkat SMP) di Pedrengo tanggal 28 Agustus 1945. Di sana, ia menempuh pendidikan selama dua tahun, kemudian pindah dan menyelesaikan tahun ketiga di Seminari kecil Zelarino, Mestre-Venesia (1949).

Ia kemudian melanjutkan pendidikan SMA di seminari yang sama Zelarino, Mestre-Venesia dari tahun 1949 hingga 1951. Selasai pendidikan SMA, Pastor Sandro menjalani masa novisiat di dua tempat berbeda: Capriglio dan San Pietro di Vincoli.

Tanggal 12 September 1952, ia mengucapkan kaul religius dan misionaris pertamanya di dalam Serikat Xaverian. Dari tahun 1952-1955, ia menempuh studi diploma di Institute Classic Desio.

Selasai pendidikan di Desio, Pastor Sandro menjalani selama satu tahun sebagai prefek tahun di Ancona. Selain berpastoral sebagai prefek, ia juga mengajar matematika, melukis, dan senam. Ia kemudian melanjutkan kuliah teologi; dua tahun pertama di Piacenza (1956-1958), sementara dua tahun terakhirnya di Parma (1958-1960).

Almarhum Romo Sandro Peccati SX di masa tuanya. (Ist)

66 tahun imamat

Pastor Sandro mengikarkan kaul kekalnya tanggal 5 November 1955 di Rumah Induk Xaverian di Parma. Ia menerima tahbisan imamat tanggal 25 Oktober 1959. Lima hari sebelum hari bepulangnya, Pastor Sandro telah merayakan 66 tahun imamatnya.

Pastor Sandro mendapatkan penugasan pertama sebagai guru di komunitas Brescia (1960) selama setahun. Kemudian ia menerima tugas pengutusan ke Indonesia pada tahun 1961.

Menjadi misionaris di Indonesia

Setelah belajar bahasa Indonesia di Padang (domus), ia dikirim ke Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, sebagai kapelan (1962-1967) dan kemudian sebagai pastor paroki (1967-1972).

Dari tahun 1972 hingga 1975, ia menjadi Pastor Superior Regional Xaverian di Indonesia. Dari tahun 1975 hingga 1977, ia bertugas sebagai pastor paroki Air Molek. Pada tahun 1977, ia berpartisipasi sebagai Delegasi Regio Indonesia pada Kapitel Jenderal ke-10.

Dari tahun 1977 hingga 1983, ia menerima tugas sebagai Sekretaris Jenderal Kongregasi, bertempat tinggal pertama di rumah Generalat di Via Nullo dan kemudian di Viale Vaticano 40, Roma, Italia.

Kembali ke Indonesia lagi

Pada tahun 1984, ia kembali ke Indonesia secara permanen dan mendapat penugasan sebagai pastor paroki pembantu di Katedral Padang (1984); sebagai kapelan yang bertanggungjawab atas Pelayanan Kepemudaan di Katedral Padang (1984-1993); dari tahun 1990 hingga 1994, beliau menjabat terpilih menjadi anggota Dewan Regional dan kemudian  Wakil Superior Regional.

Dari tahun 1993 hingga 1998, ia bertugas di Yogyakarta sebagai wakil rektor di rumah pembinaan para frater SX studi teologi. Pada tahun pertamanya sebagai rektor, beliau mengikuti Kursus Formator di UPS di Roma, bertempat tinggal di Conforti International College.

Pada tahun 1999, Pastor Sandro menjalani tahun sabbatical di Italia. Dari tahun 1999 hingga 2013, beliau menjabat sebagai kapelan Paroki Santa Maria di Fatima Paroki Toasebio, Jakarta Barat.

RIP Pastor Sandro Peccati SX memberkati Tomi, alumnus Seminari Mertoyudan KPP81. (Ist)

Sejak tahun 2013, ia menjadi anggota Komunitas Procura di Jakarta, menjalani perawatan (2015), membantu dalam pelayanan Bimbingan Rohani dan bapak pengakuan bagi para frater skolastikat dari komunitas Filsafat. Tugas yang dilakoninya dengan setia sampai  beliau menghembuskan nafas yang terakhir.

Bahagia bisa kembali bermisi ke Indonesia

Berikut ini adalah kutipan Surat Pastor Sandro ke Pater Jenderal Xaverian setelah menerima penugasan kembali ke Indonesia:

Pada tanggal 20 Januari 1984, saya diberitahu oleh Kedutaan Besar untuk Takhta Suci bahwa Pemerintah Indonesia sekali lagi telah memberikan saya visa untuk kembali sebagai misionaris. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena telah mengizinkan saya bisa merayakan 25 tahun pelayanan imamat saya di tanah misi.

Dengan senang hati saya kembali ke Indonesia, tempat saya telah mengabdikan 17 tahun hidup saya.

Saya tidak lagi muda, tetapi saya kembali dengan dedikasi yang lebih matang, berkat pengalaman-pengalaman saya sebelumnya. Sekarang saya tentu akan lebih jarang berlari, tetapi saya akan berusaha untuk lebih dekat lagi dengan saudara-saudari saya di Indonesia: untuk berbagi dengan mereka kecemasan, kesulitan, dan kegembiraan mereka.

Saya akan berusaha untuk berjalan bersama mereka, untuk mendampingi mereka, berbagi dengan mereka energi dan karunia rahmat yang Tuhan berikan kepada kita dalam kebaikan-Nya…”

Beristirahatlah dalam damai

30 Oktober 2025

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here