Home BERITA Lectio Divina 01.06.2023 – Iman Menyelamatkanmu

Lectio Divina 01.06.2023 – Iman Menyelamatkanmu

0
Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku, by Vatican News

Kamis. Pekan Biasa VIII (H)

  • Sir. 42:15-25
  • Mzm. 33:2-3.4-5.6-7.8-9
  • Mrk. 10:46-52

Lectio

46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.

47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” 48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku.”

49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” 50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.

51 Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat.” 52 Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.

Meditatio-Exegese

Tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho

Yesus dan para murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem (Mk. 10:32). Ia berjalan sedikit di depan mereka. Langkah kaki-Nya makin cepat.

Dan sekarang mereka tiba di Yerikho, kurang lebih 16 km sebelah barat laut muara Sungai Yordan di Laut Mati, kira-kira 2 km barat laut dari desa er-Rikha, kota Yerikho modern. Jarak dari Yerusalem sejauh 27 km ke arah timur laut.  

Di Yerikho, Herodes Agung, 40/37-34 sebelum Masehi, dan pengganti-penggantinya membangun istana musim dingin dengan taman yang indah. Mereka juga membangun saluran air dari Wadi Qilt untuk memenuhi kebutuhan istana dan penduduk. Dan dari kota ini dihasilkan kurma dan balsam.

Yesus sadar bahwa para pemuka Yahudi – imam kepala, ahli Kitab, kaum Farisi, kaum Saduki, kaum Herodian – bersekongkol dan mengancam diri-Nya. Bahkan, kaum Farisi dan kaum Herodian bersepakat untuk membunuh-Nya pada awal karya-Nya di Galilea (Mrk 3:6).

Kecepatan jalan-Nya menyingkapkan kesadaran bahwa kematian-Nya semakin dekat. Ia akan mati karena ketaatan-Nya mengikuti kehendak Bapa-Nya.

Sabda-Nya (Mrk. 1:15), “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”, Impletum est tempus, et appropinquavit regnum Dei; paenitemini et credite evangelio.

Saat Ia mendidik para rasul, mereka tak hanya gagal memahami kehadiran-Nya sebagai Mesias dalam terang nubuat Nabi Yesaya. Tetapi, juga terus mempertahankan keinginan pribadi (bdk. Mrk. 10:35-37).  

Ketidakpahaman dan mementingkan diri masing-masing rupanya bukan hanya menjadi masalah dalam komunitas jemaat yang dibina Santo Markus, tetapi juga komunitas Gereja sekarang dan di sini. Dan Yesus menanggapi dengan sabda yang sangat pendek, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.” (Mrk. 10:38).

Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku

Penyembuhan orang buta tanpa nama (Mrk. 8:22-26) dan Bartimeus (Mrk. 10: 46-52) menandakan kontras antara yang buta dengan para rasul. Yang buta mampu melihat siapa Yesus, sedangkan yang  melihat buta akan kehadiran-Nya.

Di tepi jalan raya Yerikho, Bartimeus tahu siapa yang datang. Ia memanggil Yesus dengan gelar “Anak Daud”. Gelar ini hanya ditulis di Injil Markus. Maka, cukup sulit untuk memahami makna gelar itu.

Namum, dalam Mrk. 12:35-37, disingkapkan bahwa Yesus memiliki relasi sangat dekat dengan Daud dan jejak keturunan-Nya. Terlebih, relasi itu justru menyingkapkan bahwa martabat Yesus jauh mengatasi keluhuran martabat anak Isai itu.

Secara khusus, bagi Bartimeus, gelar “Anak Daud” bermakna bahwa Yesus adalah orang yang diutus Allah dan bermartabat rajawi. Identitas ini berperan besar ketika Yesus masuk Yerusalem (Mrk. 11:1-10). Saat diadili oleh penguasa dunia (Mrk. 15:1-15) dan wafat di salib, Ia dipandang setara dengan seorang raja (Mrk. 15:16-32).

Maka Bartimeus, walaupun buta dengan makna negatif (Mrk. 4:12; 8:18), mampu melihat identitas rajawi Yesus. Dan jauh lebih dalam, si buta ini mampu melihat hati Yesus yang berbelas kasih dan mau menyembuhkannya.

Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau

Dihalang-halangi orang banyak, Bartimeus tidak gentar. Ia tak bisa dihentikan, bahkan berteriak lebih keras. Mendengar suara panggilan itu, Yesus meminta bantuan agar si buta itu dihadapkan pada-Nya.

Saat diminta datang pada Yesus, mereka masih mengingatkannya (Mrk. 10:49), “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.”, Animaequior esto. Surge, vocat te.

Kabar Sukacita tentang Kerajaan Allah, Yesus,  seperti ragi, yang bekerja dalam diam, dari dalam adonan kue, dan mengubah segala. Kabar itu juga seperti bara yang ditiup-Nya, sehingga api itu membesar dan membawa suka cita.

Hal yang sama terjadi pada iman akan Yesus Kristus. Ketika ketakukatan mencengkeram seseorang, iman pasti hilang dan harapan juga padam.

Yesus mengecam para murid ketika mereka ketakutan dan kehilangan iman (Mrk. 4:40). Yesus juga tidak bisa membuat mukjizat di Nazaret, karena mereka tidak percaya pada-Nya (Mrk. 6:6). Mereka tidak percaya, karena Yesus tidak cocok dengan angan-angan mereka tentang Mesias (bdk. Mrk. 6:2-3).

Ketidak-percayaan menghalangi para murid mengusir setan yang membisukan seorang anak kecil (Mrk. 9:17). Maka Yesus mengecam (Mrk. 9:19), “Hai kamu angkatan yang tidak percaya!”, O generatio incredula.

Maka, Ia mengingatkan mereka akan cara untuk menyalakan kembali iman mereka. “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.” (Mrk. 9:29).  Yesus mendorong tiap orang bukan hanya untuk percaya kepada-Nya, tetapi juga kepercayaan pada orang lain (Mrk. 5:34,36; 7:25-29; 9:23-29; 10:52; 12:34, 41-44).

Maka, iman kepada Yesus dan sabda-Nya berdaya untuk mengubah hidup manusia. Iman memungkinkan orang memperoleh pengampunan dosa (Mrk. 2:5), mengatasi penderitaan (Mrk. 4:40), menyembuhkan dan mentahirkan (Mrk. 5:34).

Iman juga mengalahkan kematian, seperti terjadi pada anak perempuan Jairus, yang menaruh kepercayaan pada diri-Nya dan sabda-Nya (Mrk. 5:36).

Imanmu telah menyelamatkan engkau

Saat dipanggil Yesus, Bartimeus meninggalkan segala yang dia punya, baju luar yang melindunginya dari panas dan dinginnya malam (bdk. Kel. 22:25-27). Satu-satunya harta milik dilepaskannya.

Sabda Yesus pada si pengemis itu, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu, ”Rabuni, supaya aku dapat melihat.” 

Aneh, ketika berhadapan dengan Yesus, Bartimeus tidak menggucapkan gelar  Anak Daud. Ia menjumpai Yesus apa adanya, tanpa topeng, telanjang, seperti pada waktu diciptakan (Kej. 1:26; 2: 25; Ayb. 1:21).

Iman membuatnya tidak malu berhadapan dengan Yesus. Iman itu membuat si pengemis buta itu bersuka cita, karena Ia bersabda (Mk 10:52), “Imanmu telah menyelamatkan engkau!”, Fides tua te salvum fecit!

Segera setelah sembuh, Bartimeus meninggalkan segalanya dan mengikuti Yesus sepanjang perjalanan ke Kalvari (Mrk. 10:52).

Setiap orang yang percaya pada-Nya harus mau kehilangan nyawanya (Mrk. 8:35), menjadi ‘yang terakhir’ (Mrk. 9:35), ‘meminum cawan dan memanggul salib’ (Mrk. 10:38). Dan akhirnya, mengikuti Yesus di sepanjang  jalan ke Kalvari (Mrk .10:52), supaya kelak diikutkan dalam kebangkitan-Nya.

Katekese

Kita membutuhkan Yesus. Santo Yohanes Chrysostomus, 344-407:

“Bartimeus, pengemis yang malang itu, tidak mau mendengarkan larangan orang banyak. Ia berteriak lebih keras, “Anak Daud, kasihanilah aku!” Tuhan kita, yang sejak awal telah mendengarkannya, membiarkannya berjuang dalam doa permohonannya.

Yesus akan melakukan hal yang sama pada kalian. Ia mendengarkan seruan kita dari awal mula, dan Ia menunggu. Ia meminta kita untuk terus percaya bahwa kita membutuhkan-Nya.

Ia meminta kita untuk terus memohon pada-Nya, bertekun mencari-Nya, seperti si buta itu menanti kedatangan-Nya di tepi jalan dari Yerikho.

“Mari kita menelan Bartimeus. Bahkan jika Allah tidak segera mengabulkan apa yang kita minta, bahkan jika banyak orang mencoba menghentikan doa permohonan kita, teruslah kita berdoa.” (Homily on St. Matthew, 66).

Oratio-Missio

Tuhan, bantulah aku untuk percaya pada-Mu. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk percaya kepada Allah Tritunggal yang mahakudus?

Vade; fides tua te salvum fecit. Et confestim vidit et sequebatur eum in via – Marcum 10: 52 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version