Home BERITA Lentera Keluarga – Hidup Seorang Pemimpin

Lentera Keluarga – Hidup Seorang Pemimpin

0

Tahun A-2. Minggu Biasa XII

Kamis,  25 Juni 2020,. 

Bacaan:  2 Raj 24:8-17; Mzm 79:1-2.3-5.8.9; Mat 7:21-29.

Renungan: 

SEBAB pembuangan kerajaan Yehuda ke Babel direkam oleh Kitab Raja-raja: “Yoyakhin melakukan yang jahat di mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan ayahnya.” Dampak  seorang raja yang patriotik tetapi tidak benar di mata Tuhan kena para seluruh kerajaan. Bait Suci Allah dinajiskan; segala perlengkapan dirampas. Orang-orang yang mempunyai keahlian dan potensial dibuang ke Babel dan meninggalkan orang-orang yang lemah di Israel. Mereka menjadi orang buangan. 

Sejarah ini mengajarkan kepada kita tentang hidup sebagai seorang pemimpin. Sehebat apapun, sepandai apapun, sepatriotik apapun seorang pemimpin, jika ia tidak hidup benar di mata Tuhan maka dampak kehancuranya bukan hanya kena pada dirinya sendiri, tetapi pada seluruh keluarga dan orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang gagal membawa mereka yang dipimpinnya pada kehancuran. Maka sebagai seorang pemimpin, entah itu pemimpin gereja, lembaga, atau pekerjaan, hidup benar di mata Tuhan itu no.1, di atas segalanya.

Demikian pula dalam hidup berkeluarga. Jika pemimpin keluarga, seorang kepala keluarga atau seorang kepala rumah tangga tidak berfungsi benar dan hidup benar di mata Tuhan, maka ia bukan hanya merusak diri sendiri tetapi merusak masa depan keluarga, hidup anak-anaknya dan masa depannya. Kita sebagai orang tua adalah pemimpin, yang harus memberikan teladan hidup benar dan bertanggungjawab. Kita adalah pejuang yang berada di garis depan bertempur untuk membela kehidupan anggota keluarga kita. Kita adalah benteng yang menjadi pengayom bagi keluarga kita. Kita adalah pelayan bagi keluarga kita, memberikan yang terbaik dan anak-anak kita. Seorang pemimpin dalam iman, yang berdoa siang malam di hadapan Tuhan untuk keluarga dan pengantar keluarga kepada Allah. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana ketidakbenaran hidup Yoyakhin itu berdampak parah bagi seluruh hidup kerajaan. 

Refleksi:

Apakah aku menerima tanggungjawab sebagai seorang pemimpin untuk hidup bernar di mata Tuhan?

Doa:

Ya Bapa, semoga kami, sebagaai pemimpin dalam keluarga, gereja dan pekerjaan senantiasa hidup benar di hadapanMu, 

Perutusan:

Jadilah pemimpin keluarga dan komunitas yang tidak sekedar hebat dan luarbiasa, tetapi yang terutama adalah hidup benar di mataTuhan. 

(Morist MSF)

Kreditfoto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version