Home BERITA Lentera Keluarga – Menjaga Saudara

Lentera Keluarga – Menjaga Saudara

0

Tahun A-2. Minggu Prapaskah II
Jumat, 13 Maret 2020.
Bacaan:  Kej 37:3-4.12-13a.17b-28; Mzm 105:16-17.18-19.20-21; Mat 21:33-43.45-46.

Renungan:

KITAB Kejadian hari ini mengisahkan kepada kita drama keluarga Yakob; kisah konspirasi jahat saudara menyingkirkan saudara. Saudara-saudara Yusuf merasa iri karena Yakob memperlakukan Yusuf secara berbeda dengan mereka; Mereka juga sakit hati karena Yusuf bermimpi bahwa ia akan menjadi pemimpin atas semua anak-anak Yakob. Rasa iri dan sakit hati itulah yang membuat mereka lupa akan ikatan persaudaraan dan belas kasih. Mereka membuli dan menyengsarakan Yusuf serta menjual kemerdekaannya menjadi seorang budak. Kisah Yusuf ini mengingatkan kita akan kisah Tuhan yang disingkirkan dan dijual oleh Yudas dengan harga seorang budak. 

Rasa iri dan sakit hati antar saudara, baik kandung maupun tiri, kadang membawa kita pada  pembicaraan buruk tentang saudara, bersaing, membulying mereka, pertikaian dan pemusuhan yang tak kunjung selesai. Ini tidak terjadi hanya pada masa anak-anak, tetapi juga dapat berlangsung ketika kita sudah dewasa dan mempunyai keluarga sendiri. Urusan-urusan kecil yang kadang menjadi pemicu bisa bermacam-macam: dari dibelikan barang berbeda, mendapat sekolah yang berbeda, sampai persoalan-persoalan dewasa seperti pembagian warisan, pengelolaan bisnis keluarga, merawat orang tua, biaya pengobatan orang tua dll. Setiap pembicaraan yang baik berujung menjadi pertikaian ketika ada rasa isi dan sakit hati. 

Kita perlu hati-hati dan membebaskan diri dari rasa iri dan sakit hati untuk tidak masuk dalam pertikaian dan menjadi penjaga bagi keluarga kita. Bagaimanapun perkataan dan perlakuan yang tidak menyenangkan saudara-saudara kita, janganlah kita dikuasai oleh rasa dan sikap balas dendam. Jangan sampai keburukan orang lain meruntuhkan kebaikan kita dan kita perlu bijak menyikapinya. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana reaksi Yusuf atas perlakukan saudara-saudaranya?

Refleksi:

Bagaimana sikapku terhadap saudara-saudaraku? 

Doa: 

Ya Bapa, semoga kami sekeluarga senantiasa bertumbuh dalam cinta kasih dan kerukunan. 

Perutusan:

Jadikankanlah hidup anda sebagai pengingat hidup saudara.

(Morist-MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version