Makanan untuk Hidup Kekal

0
36 views
Sesuai kata dan perbuatan. (Ist)

Puncta 5 Mei 2025
Senin Paskah III
Yohanes 6: 22-29

KETIKA Yesus digoda oleh iblis saat sedang berpuasa di padang gurun selama empat puluh hari, Yesus berkata kepada iblis: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Kita tahu bahwa manusia tidak hanya membutuhkan roti atau makanan saja. Seberapa pun makanan yang masuk ke dalam mulut kita, tidak mampu memuaskan kebutuhan kita.

Ada pepatah Jawa yang menasehatkan, “Sadawa-dawane lurung, isih dawa gurung” (Seberapa pun panjangnya lorong atau jalan, masih panjang tenggorokan).

Panjangnya lorong masih bisa ditempuh, dijajagi. Tetapi panjangnya perkataan atau omongan kita tidak bisa dikuasai.

Kalau kita menyebarkan fitnah atau gosip ke tengah orang banyak tak mungkinlah fitnah itu bisa ditarik kembali. Begitu pun kalau kita hanya mengikuti kemauan nafsu makan yang diinginkan tenggorokan, tak bisa kita membendungnya.

Maka Yesus mengatakan kepada orang-orang yang mencarinya setelah dikenyangkan oleh makanan saat mukjizat pergandaan roti, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu.”

Dalam bacaan pertama, kita ditunjukkan pribadi yang bekerja, bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Dia adalah Stefanus.

Stefanus mencari makanan untuk hidup kekal. Ia menemukannya dalam sabda dan cara hidup Yesus. Ia percaya dan mengikuti Yesus, bahkan Stefanus berani bersaksi di hadapan Mahkamah Agama.

Dia diadili dengan fitnah kejam dan dihukum rajam sampai mati. Kematian Stefanus mirip dengan kematian Yesus.

Orang yang menemukan firman Allah sebagai makanannya akan hidup mengikuti Sang Firman itu sendiri yaitu Kristus. Yang dicari bukan hal-hal duniawi yang dapat binasa, melainkan hidup kekal yang tidak dapat binasa.

Memang tidak mudah mencari makanan yang tidak binasa. Tetapi Stefanus telah mendapatkannya, itu berarti hidup kekal itu ada, dan kita bisa mencapainya sebagaimana Stefanus telah berhasil mencapainya.

Tidak ada makanan bergizi gratis,
Semua pakai uang yang tidak tipis.
Banyak orang pakai baju agamis,
Tapi perilakunya sering anarkis.

Wonogiri, pilih makanan gratis?
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here