Home LENTERA KEHIDUPAN Makna Perjumpaan (1)

Makna Perjumpaan (1)

0

Awal bulan Januari 2012, saya sengaja mengunjungi kota Ambon dan salah satunya ingin berjumpa dengan Mgr. Andreas Sol MSC. Tatkala saya ungkapkan tentang hari pentahbisan saya, Mgr. Andreas langsung teringat peristiwa itu.

Perjumpaan yang beberapa menit itu ternyata bisa membuka takbir kisah-kisah yang luar biasa. Seolah-olah tirai masa lalu terbuka lebar dan Mgr. Sol berbicara dengan suara lantang  tentang pengalamannya sewaktu berkarya sebagai uskup.

Pertama-tama berbicara tentang sejarah Maluku,  kemudian Perpustakaan Rumpius yang merupakan harta tidak ternilai harganya bagi Maluku. Apa yang dituturkan itu, bagi saya bagaikan menonton film kehidupan. Energi positif yang disebarkan oleh Mgr. Sol telah memberikan daya dorong yang positif pula terhadap orang yang dijumpai.

Banyak dimensi
Pengalaman perjumpaan memiliki banyak dimensinya. Ketika saya berjalan-jalan di kota Manado dan berjumpa dengan kerumunan orang atau pembeli  toko di Gramedia,  tidak ada getar-getar hati dalam diriku. Semua berjalan biasa-biasa saja. Kemudian, ada perjumpaan yang menyakitkan. Suatu kali ada seorang ibu yang kedapatan sakit parah.

Selama bertahun-tahun, ibu itu tergolek di ranjang yang pengap. Di wajahnya terlihat ada rasa dendam. Ketika saya mengunjunginya, ibu itu membagikan pengalamannya sendiri tanpa diminta, “Setiap subuh, saya hampir pasti sesak nafas, karena hari ini akan berjumpa dengan menantuku. Dada menjadi sesak dan  hati terasa pedih!”

Perjumpaan-perjumpaan dari ibu dan menantu ini merupakan perjumpaan yang tidak produktif. Dua orang yang memiliki rasa saling membenci yang berjumpa akan menguras energi. Perjumpaan yang mungkin hanya beberapa saat saja, rasanya begitu lama.

Konon kabarnya, setelah ada perdamaian antara ibu dan menantu itu secara berangsur-angsur ibu itu mengalami kesembuhan yang sangat berarti.  Gunawan Mohamad dalam Catatan Pinggir yang berjudul “Kunthi”, berkisah tentang perjumpaan yang mengharukan antara Kunthi dan anaknya, Karna.

Keharuan yang sangat mendalam melingkupi perjumpaan di senja hari itu. Dalam perjumpaan itu, Kunthi membuka rahasia, bahwa Karna adalah anak kandung sendiri.  Menjelang perang tanding antara Karna dan Arjuna, sang bunda intervensi, supaya Karna mengalah melawan Pandawa Lima. Perjumpaan yang pertama dan terakhir dengan sang bunda ini bagi Karna sungguh merupakan pengalaman yang amat berharga sekaligus menyedihkan.

Transfromasi dari perjumpaan
Film yang berjudul Ben Hur, mengajak kita berefleksi tentang makna perjumpaan. Pada waktu itu Judah Ben Hur sebagai tawanan atau lebih tepat akan dijadikan budak digiring  menuju suatu tempat yang tangan dan kakinya diborgol.

Ben Hur mengalami keputusasaan yang amat mendalam. Namun pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang ia tidak kenal itu membuat dirinya memiliki semangat untuk bertahan dan akhirnya menjadi pembebas bagi adiknya: Esther dan ibunya: Miriam.

Wajah dan sinar mata-Nya yang teduh memberikan kesejukan bagi Ben Hur untuk bertahan dalam tekanan kekuasaan bangsa Romawi. Perjumpaan Yesus yang sudah bangkit dengan para murid di Emaus. Hati para murid menjadi semangat dan berkobar-kobar  (Luk 24: 32).

Zhakeus, si pemungut cukai juga mengalami hal yang sama. Perjumpaan dengan Yesus bahkan sudi mampir ke rumahnya membawa perubahan dalam dirinya. (Luk 19: 1 – 10). Samuel Willard Crompton dalam 100 Hubungan Yang Berpengaruh di dalam Sejarah Dunia,  hendak memperlihatkan bahwa perjumpaan antara dua orang yang memiliki visi yang sama bisa menggoncang dunia.

Kolaborasi antara dua orang yang berpikir secara positif menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Mereka itu adalah: Kubilai Khan (1215 – 1294) dan Marco Polo (1254 – 1324),  Paus Yulis II (1443 – 1513) dan Michelangelo (1475 – 1564) dan tentunya masih banyak lagi perjumpaan-perjumpaan yang menghasilkan buah-buah berlimpah.

bersambung

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version