Home BERITA Menakar Peristiwa Meninggalnya Sr. Dr. Maria Eusebia P.Karm (4)

Menakar Peristiwa Meninggalnya Sr. Dr. Maria Eusebia P.Karm (4)

0
Seorang Suster Puteri Karmel menatap dengan sedih bangkai mobil yang dikendarai oleh para suster P.Karm yang mengalami kecelakaan tunggal di Bukit Lampenk, Bandol, Kalbar. (Ist)

INI peristiwa benar-benar menyedihkan. Karena almarhum Sr. Dr. Maria Eusebia P.Karm (46) harus meninggal di lahan areal kompleks” kita sendiri: Bukit Lampenk, Bandol, Kalbar.

Demikian tulis salah satu suster Puteri Karmel yang kami terima dari jaringan Karmelit.

Lokasi kecelakaan lalu lintas tunggal itu terjadi di dalam kompleks biara frater-frater CSE, tarekat religius binaan Romo Yohanes Indrakusuma CSE. “Yang nyopir adalah kolega kami sendiri: seorang suster Puteri Karmel,” tulisnya.

Bisa jadi, pengemudi belum terlalu mahir memegang kendali stir mobil. Demikian kesannya.

Mobil naas yang ditumpang para suster Puteri Karmel (P.Karm) yang mengalami kecelakaan tunggal di Bukit Lampenk, Bandol, Kalbar, yang menyebakan Sr. Maria Eusebia P.Karm meniggal dunia, Sabtu 4 Mei 2024. (Ist)
Mobil naas yang ditumpang para suster Puteri Karmel (P.Karm) yang mengalami kecelakaan tunggal di Bukit Lampenk, Bandol, Kalbar, yang menyebakan Sr. Maria Eusebia P.Karm meniggal dunia, tiga suster alami cidera serius dan tiga lainnya cidera ringan. Insiden laka tunggal ini terjadi hari Sabtu pagi, 4 Mei 2024. (Ist)

Tekstur lahan berbukit-bukit

Kompleks biara frater-frater CSE ini sangat luas. Teksturnya berbukit-bukit. Jalannya naik-turun dengan turunan tajam dan tanjakan kuat. Lokasi biara Puteri Karmel ada di luar kompleks biara para frater CSE. “Namun, juga sangat dekat,” tulis penulis seorang Karmelit.

Lokasi kompleks ini bolehlah disebut agak jauh dari permukiman penduduk warga lokal.

Tentang indikasi penyebab kecelakaan seperti rem blong, seorang teman alumus Seminari Mertoyudan berkomentar agar inventaris kendaraan selalu dicek “kondisi kesehatannya”. Taruhlah itu kecukupan oli mesin, oli metik, master rem, kanpas rem, lampu-lampu, dan lainnya.

“Sangat disayangkan bahwa laka tunggal itu sampai makan korban meninggal dunia: almarhumah Sr. Eusebia P.Karm,” tulisnya.

Kompleks maha luas Biara CSE dan Biara Puteri Karmel di Bandol, Kalbar. (Dok. Sesawi.Net)
Kapel di mana para Frater CSE tengah menjalani meditasi dan doa. (Dok. Sesawi.Net)

Tiga suster P.Karm cidera serius, tiga lainnya cidera ringan

Masih ada tigas suster Puteri Karmel lainnya yang mengalami cidera serius di bagian kepala. Hingga saat ini, ketiga korban cidera serius ini dalam kondisi sadar. Masih perlu penanganan dokter untuk tindakan jahit di bagian kepala. Sementara tiga lainnya diberita mengalami cidera ringan-ringan saja.

“Sr. Victoria P.Karm, Sr. Eileen P.Karm, dan Sr. Anita P.Karm masih dalam penanganan dokter di RS. Sementara, tiga suster lainnya juga masih menjalani pemeriksaan intensif walau mengalami cidera ringan,” tulis seorang suster yang kami terima.

Sekolah Tinggi Katolik Santo Yohanes Salib alias STIKAS di Bandol, Kalbar. (Dok. Sesawi.Net)
Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Shanti Buana kira-kira lima tahun lalu, saat masih dalam proses pembangunan. (Dok. Sesawi.Net)

Sangat kehilangan

“Saya pernah datang mengunjungi kompleks ini. Termasuk Sekolah Tinggi Katolik Santo Yohanes Salib atau STIKAS,” tulis seorang imam Karmel kepada Sesawi.Net.

“Romo Yohanes Indrakusuma dan STIKAS Bandol pasti merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya Sr. Dr. Maria Eusebia P.Karm,” tulisnya lagi. “Namun saat ini, saya dengar ada imam CSE yang tengah menyelesaikan disertasi doktoralnya di bidang Kitab Suci. Namanya Romo George CSE,” paparnya. (Berlanjut)

Baca juga: In Memoriam Sr. Dr. Maria Eusebia P.Karm di forum Program Moderasi Beragama (3)


NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version