Menenun Kain Karakter Baik Sejak Usia Dini

0
94 views
Ilustrasi - Guru mengajar. (Ist)

DI ruang baca kampus yang nyaman, Prof. Dr. Soepomo duduk tenang. Rani dan Dito datang dengan wajah gelisah.

Rani: Prof, boleh kami curhat? Ini sangat mengganggu pikiran kami.

Prof. Soepomo, tersenyum hangat: Tentu, Ran. Duduk dan ceritakan.

Dito: Kami baru pulang dari kunjungan Rotary di Lapas Wanita. Di sana, bayi-bayi hidup bersama ibunya sampai usia dua tahun. Setelah itu, mereka harus keluar dan dititipkan ke keluarga. Alasannya, pengaruh lingkungan.

Rani: Yang membuat kami kaget, Prof… serius…. Saat kami tanya, “Nanti besar mau jadi apa?” Jawabannya luar biasa, bukan jadi dokter, guru, atau polisi. Tapi… jadi bandar.”

“Bayangkan…: “Jadi bandar.”

Prof. Soepomo, jadi serius: Itu tamparan keras bagi kita semua: orangtua dan guru. Anak-anak belajar, sejak dilahirkan, dari apa yang mereka lihat dan dengar setiap hari. Kalau yang mereka saksikan adalah kata-kata keras, maka mereka pun tumbuh anak yang keras. Kalau mereka dibesarkan dengan kata-kata kasar, mereka akan belajar bahwa kasar adalah bahasa cinta.”

Prof. Soepomo: Ada pepatah: 岁看小三岁看老  Yī suì kàn xiǎo, sān suì kàn lǎo. Artinya, pada usia satu tahun kita bisa menebak masa kecilnya; pada usia tiga tahun kita bisa menebak masa tuanya.

Dan ada pepatah Jawa: “witing tresna jalaran saka Kulina.” Cinta, karakter, bahkan kebiasaan hidup, tumbuh dari apa yang biasa dilihat, didengar, dialami sejak usia dini, sejak lahir.

Rani: Jadi pola asuh orangtua benar-benar menentukan ya, Prof?

Prof. Soepomo: Betul. UNICEF (2020) melaporkan bahwa anak yang tumbuh dalam pola asuh penuh kekerasan lebih rentan melakukan hal yang sama ketika dewasa.

Kemdikbud (2021) juga menegaskan, 3 dari 5 anak korban kekerasan di rumah menunjukkan masalah perilaku di sekolah.

Dito: Kalau gitu, apa peran sekolah? Apalagi kami calon guru PAUD.

Prof. Soepomo: Sekolah adalah oase karakter. Kita tak bisa mengubah semua yang terjadi di rumahtangga, tapi kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang sehat, penuh cinta, sekaligus tegas, tanpa kekerasan dan kekasaran. Di situlah guru jadi penyeimbang dan penyembuh.

Prof. Soepomo: Ada banyak cara konkret.

  1. The Power of Choice: Beri anak kesempatan memilih, melatih tanggungjawab.
  2. Little Helper Project: Anak bergantian jadi asisten kecil, menumbuhkan empati.
  3. Problem-Solving Circle: Konflik diselesaikan dengan diskusi, bukan hukuman.
  4. Role Model Play: Anak bermain peran sebagai tokoh inspiratif.
  5. Recognition, Not Just Reward: Hargai proses, bukan hanya hasil.

Rani: Jadi setiap aktivitas kecil itu benang tenun, ya, Prof?

Prof. Soepomo: Betul. Pendidikan karakter seperti kain tenun. Kalau orang tua menenunnya dengan keras, hasilnya kain yang kaku dan mudah sobek. Tapi bila guru ikut menenun dengan cinta, sabar, dan konsistensi, kain itu menjadi indah, kuat, dan tahan uji.

Prof. Soepomo: Ingat: bangsa ini tak runtuh karena kurang pintar, tapi karena kurang karakter. Tugas guru bukan hanya mengajar huruf dan angka, tapi menenun masa depan bangsa dengan benang-benang karakter.

Character building dalam praktik kata dan tindakan sehari-hari.

Rani & Dito, serentak, penuh semangat: Kami siap, Prof. Kami akan jadi guru penenun kebaikan.

Referensi

  • The Holy Bible, New International Version. (2011). Proverbs 22:6.
  • Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. Bantam.
  • Nucci, L., & Narvaez, D. (Eds.). (2008). Handbook of Moral and Character Education. Routledge.
  • UNICEF. (2020). Ending Violence in Childhood: Global Report 2020. UNICEF.
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). Profil Anak Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan.
  • Zubaidah, S. (2019, October). Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan, Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia.

Catatan:

Teks ini dikembangkan dengan bantuan AI (DeepSeek, ChatGPT, Meta AI) dan disunting oleh penulis untuk tujuan edukatif.

Lisensi: CC BY-NC 4.0

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here