Mintalah, Kamu akan Menerima

0
Ilustrasi -- Ketuk pintu minta tolong dan bantuan. (ist)

Puncta 11 Mei 2024
Sabtu Paskah VI
Yohanes 16: 23b-28

BETAPA bahagianya jika permintaan kita kepada bapak dikabulkan. Seorang anak akan sangat bersukacita apabila permintaannya dipenuhi.

Tapi sebaliknya, jika permintaan itu tidak dipenuhi, sangat sedihlah hati anaknya. Kekecewaaan yang mendalam bisa berakibat fatal.

Waktu bertugas di Paroki Sedayu, kami digegerkan oleh sebuah kejadian. Ada anak SMA yang bunuh diri dengan sengaja berdiri di atas rel kereta api. Ia menabrakkan dirinya ketika kereta api melaju kencang.

Usut punya usut, ternyata dia sangat kecewa karena permintaannya untuk dibelikan sepeda motor tidak dipenuhi.

Seorang anak kadang hanya berpikir pendek, sesaat. Dia tidak memikirkan kesulitan ekonomi orangtuanya. Dia merasa malu dan minder karena tidak seperti teman-temannya yang pergi ke sekolah dengan sepeda motor.

Sementara dia hanya pakai sepeda “onthel.” Padahal jarak antara rumah kost dengan sekolah tidak jauh.

Kadang kita minta tetapi tidak tahu apa yang kita minta itu akan lebih berguna untuk masa depan kita atau hanya untuk “gagah-gagahan” saja. Supaya terlihat hebat punya sepeda motor, biar kelihatan”keren” di mata cewek-cewek temannya.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku.”

Kalau kita minta dalam nama Yesus, permintaan kita semestinya disesuaikan dengan kehendak Yesus, bukan hanya keinginan atau demi kesenangan diri kita sendiri.

Permintaan itu bertujuan agar nama Tuhan semakin dimuliakan, bukan untuk kesombongan kita sendiri.

Seperti Yesus mengajarkan doa kepada kita, pertama-tama adalah agar nama Tuhan dimuliakan. “Dimuliakanlah nama-Mu.” Jika kita lebih memuliakan Allah, maka apa yang kita minta dasarnya supaya Tuhan semakin berkarya dalam diri kita.

Meminta dalam nama Yesus berarti kita mengikuti cara Yesus berdoa, meminta kepada Bapa. Maka yang diperlukan pertama-tama adalah percaya dalam nama-Nya.

Yang kedua, meniru atau mencontoh relasi Yesus dengan Bapa-Nya. Kita belajar bagaimana Yesus sebagai Anak membangun relasi dengan Allah sebagai Bapa-Nya.

Yang ketiga, fokus kepada kehendak Bapa. “Kehendak-Mulah yang terjadi, bukan kehendak-Ku.” Fokus permohonan kita adalah kehendak Bapa, bukan kemauan atau keinginan diri kita sendiri. Kalau Allah menghendaki pasti akan terjadi bagaimana pun jalannya.

Kalau pergi ke Muntilan,
Beli oleh-oleh tape ketan.
Mintalah kepada Tuhan,
Jangan minta kepada setan.

Cawas, mintalah akan diberi
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version