Derita Ibu yang Melahirkan

0
Ilustrasi: Bayi. (Ist)

Puncta 10.05.24
Jumat Paskah VI
Yohanes 16: 20-23a

SEORANG ibu yang mengandung bayinya selama sembilan bulan akan berjuang mati-matian saat dia melahirkan anaknya. Ia ada antara hidup dan mati. Penderitaan, kesakitan, perjuangan berat dialaminya pada saat-saat kritis melahirkan.

Jika tidak selamat ada dua kemungkinan; ibunya meninggal atau anaknya yang meninggal. Maka saat melahirkan adalah saat antara hidup dan mati. Perjuangan berat yang harus dilalui seorang ibu.

Namun jika ibu mendengar jeritan tangis seorang bayi, kesakitan luar biasa itu sirna seketika. Kebahagiaan meluap menghapus segala penderitaannya. Ia bahagia karena anaknya telah lahir dengan selamat.

Tangisan bayi menandakan kehidupan baru. Bayi itu menangis seorang diri, tetapi semua orang di sekitarnya tersenyum bahagia. Begitulah seorang ibu lupa akan deritanya saat melihat bayi mungil di pelukanya.

Demikianlah Yesus menggambarkan perpisahan-Nya dengan para murid. Mereka akan berdukacita karena ditinggalkan Yesus. Tetapi dukacita itu akan berubah menjadi sukacita ketika berkumpul kembali dengan Yesus dalam kemuliaan-Nya.

Yesus akan pergi kembali kepada Bapa di sorga. Kita bersedih dan berduka. Tetapi Yesus akan kembali pada akhir zaman. Kita akan bersatu kembali dengan-Nya. Yesus tidak membiarkan kita berjalan sendirian. Ia akan mengutus Roh Penghibur yakni Roh Kudus yang mendampingi kita.

Dukacita dan derita, sedih dan tetes air mata menandai perpisahan para murid dengan gurunya. Tetapi bahagia dan sukacita bergejolak saat Yesus mengutus Roh Kudus-Nya.

Hari-hari ini kita mengadakan doa novena turunnya Roh Kudus. Yesus menjanjikan kepada para murid untuk mengaruniakan Roh-Nya. Maka kita tidak berjalan sendirian karena ada Roh Yesus yang akan menuntun kita.

Seperti seorang anak yang selalu dijaga ibunya, dituntun dan dibimbing agar bisa kuat berjalan, demikian juga kita akan dijaga oleh Roh Yesus yang selalu menuntun kita. Hidup kita selalu ada dalam lindungan-Nya.

Bulan Mei ziarah ke Akita,
Tidak di Jepang tapi Jakarta.
Yesus pergi ke rumah Bapa,
Roh Kudus mendampingi hidup kita.

Cawas, Lindungan Roh Kudus
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version