Mukjizat Tuhan Tepat pada Waktunya

0
0 views
Ia tidak mati, by J. (Joel) Kirk Richards

Puncta 16 September 2025
Pw. St. Kornelius, Paus dan Siprianus, Uskup Martir
Lukas 7.11-17

SAYA menulis renungan ini hari Sabtu tanggal 13 September 2025. Sepanjang hari ini berita duka datang silih berganti.

Siang hari ada berita duka Romo Petrus Canisius Dremono Harimurti Pr, imam diosesan Keuskupan Ketapang, meninggal di Nanga Tayap, Ketapang (tempat pelayanan saya selama tujuh tahun). Selamat jalan Romo Harimurti Pr.

Sebelum makan siang, saya memberi sakramen minyak suci di RS Hermina. Seorang bapak dari Lingkungan Timang sedang kritis di ICCU dengan peralatan medis menempel dimana-mana. Sore harinya ada berita bapak ini dipanggil Tuhan.

Malam hari ketika kaki baru melangkah masuk pintu pasturan, dari misa di wilayah Mloko dan Jlegong, menyusul lagi berita duka dari lingkungan Gumiwang.

Kematian pasti membawa kesedihan yang mendalam. Khususnya bagi mereka yang punya ikatan emosi dan relasi yang kuat.

Begitulah kesedihan seorang janda di Nain yang ditinggal mati anak laki-laki satu-satunya. Ia tidak lagi memiliki gantungan hidup untuk masa depannya. Anak satu-satunya mati dan seluruh penduduk mengantarkan jenasahnya.

Yesus melihat kejadian yang memilukan ini. Dia jatuh belaskasihan kepada janda itu. Maka Yesus mendekati janda itu dan menghiburnya, ”Jangan menangis.”

Tidak cukup di situ. Yesus menyentuh usungan jenasah dan berkata, “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah.”

Bangunlah orang muda itu dan mulai berkata-kata. Lalu Yesus menyerahkan kepada ibunya. Peristiwa yang menggemparkan bagi banyak orang. Yesus yang adalah Tuhan berkuasa atas hidup dan matinya manusia.

Peristiwa ini menunjukkan kepada kita bahwa di hadapan Tuhan tak ada yang mustahil. Tuhan berkuasa atas kehidupan kita.

Kedua, Tuhan selalu berbelas kasih kepada mereka yang lemah, hina tak berdaya. Janda adalah posisi yang lemah dan tak berdaya. Allah bertindak selalu tepat pada waktunya.

Mari kita selaraskan hati kita dengan hati Tuhan yang senantiasa tergerak oleh belas kasihan kepada mereka yang kecil, lemah dan tak berdaya.

Dengan bertindak demikian, banyak orang pasti akan memuji Tuhan. “Allah telah melawat umat-Nya.”

Sesudah misa biasa ramah tamah,
Menyalami umat dengan jabat tangan.
Tuhan selalu mengasihi orang lemah,
Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan.

Wonogiri, percayalah pada Tuhan
Rm. A.Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here